Gelar Aksi 12 Oktober, Ormas dan Mahasiswa Desak Komitmen Indonesia Kawal Perdamaian Gaza

Nasional257 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Sejumlah organisasi masyarakat sipil, kepemudaan, dan mahasiswa, akan menggelar aksi besar bertajuk “Indonesia Melawan Genosida”, di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Minggu (12/10/2025) pagi. Rencana itu disusun, menyusul adanya kabar mengenai gencatan senjata di Gaza, Palestina.

Meskipun menyambut baik kabar gencatan senjata, Panitia aksi “Indonesia Lawan Genosida”, Syauki Hafiz, menyatakan potensi genosida terulang masih ada. Karena itu, konsolidasi dilakukan untuk merancang kerangka gerakan baru, yang lebih berdampak.

“Hari ini kita kumpulin organisasi masyarakat sipil, dan juga organisasi kepemudaan, mahasiswa. Sebelumnya kita sudah kumpul untuk menyiapkan, bahwa genosida mau masuk tahun ketiga. Tapi alhamdulillah setidaknya ada arah gencatan senjata pada hari ini,” ujar Syauki kepada di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025) sore.

Ia menyatakan, kabar gencatan senjata itu membawa kelegaan, namun hal tersebut tidak berarti perjuangan telah usai.

“Sebagaimana teman-teman kita di Gaza cukup lega, kami juga sangat lega ada gencatan senjata. Kami ingin Indonesia terlibat aktif, memastikan genosida tidak terulang lagi, pelanggaran gencatan senjata tidak terulang lagi, tidak terjadi lagi perang di Gaza,” katanya.

Dalam rencana aksi tersebut, salah satu fokus utama tuntutan yang akan diserukan, adalah penagihan janji Presiden Prabowo Subianto, yang menyatakan kesiapan mengirim 20 ribu pasukan perdamaian ke Gaza. Syauki menilai, momentum pengiriman pasukan tersebut harus dilakukan sekarang, tanpa ditunda lagi.

Ia khawatir, jeda waktu akan dimanfaatkan Israel, untuk kembali melancarkan operasi militer. “Karena yang kami lihat dari preseden yang ada, Israel itu mencari celah kecil, untuk bisa melanjutkan lagi operasi terornya di Gaza,” katanya.

ia berharap, pengiriman 20 ribu pasukan perdamaian Indonesia, dapat segera direalisasikan, untuk mengawal proses gencatan senjata, dan menjamin masuknya bantuan kemanusiaan. “Salah satu yang dijanjikan Presiden Prabowo, yang menjanjikan 20 ribu pasukan, itu momentumnya sekarang dan tidak ditunda lagi,” kata Syauki.

Selain menuntut peran aktif pemerintah Indonesia, Syauki juga menyoroti tanggung jawab masyarakat internasional, untuk mengawal perdamaian abadi. “Kami ada juga tuntutan yang ditujukan untuk masyarakat internasional, bahwa dunia bertanggung jawab untuk menjaga gencatan senjata tetap bertahan, dan genosida berakhir, dan membangun kembali Gaza,” ucapnya.

Menurutnya, tanggung jawab tersebut, kini menjadi tanggung jawab kolektif masyarakat global, termasuk Indonesia, yang selama ini telah menjalankan peran solidaritasnya.[]

Comment