Penulis: Anti Riyanti, S.Pt |
Pendidik generasi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Peristiwa tragis yang terjadi di Lebak Bulus, di mana seorang remaja tega menghabisi nyawa anggota keluarganya sendiri, menjadi sorotan dan mengundang keprihatinan mendalam. Kasus ini bukan hanya sekadar tindak kriminal, namun juga menjadi cermin dari permasalahan kompleks yang mendasari perilaku menyimpang tersebut.
Dari perspektif Islam, tindakan kekerasan yang menghilangkan nyawa manusia merupakan dosa besar. Al-Qur’an dengan tegas melarang segala bentuk pembunuhan, kecuali dalam kondisi yang dibenarkan oleh syariat. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga nyawa manusia dan menghormati hak-hak orang lain.
Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya peristiwa tersebut, antara lain adalah:
* Lemahnya Iman: Kehilangan pegangan yang kuat pada nilai-nilai agama dapat membuat seseorang mudah terpengaruh oleh godaan setan dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama.
* Gangguan Jiwa: Faktor psikologis juga tidak dapat diabaikan. Kemungkinan adanya gangguan jiwa yang dialami pelaku dapat mempengaruhi cara berpikir dan berperasaannya, sehingga memicu tindakan impulsif dan kekerasan.
* Lingkungan: Lingkungan keluarga, pergaulan, dan masyarakat yang kurang kondusif dapat memberikan pengaruh negatif pada pembentukan karakter seseorang.
Solusi dalam Islam
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya komprehensif, baik dari individu, keluarga, maupun masyarakat. Beberapa solusi yang dapat diambil berdasarkan ajaran Islam adalah:
* Penguatan Iman: Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini dan terus menerus memperkuat iman merupakan hal yang sangat penting. Dengan iman yang kuat, seseorang akan memiliki pegangan hidup yang kokoh dan terhindar dari perbuatan buruk.
* Perawatan Kesehatan Jiwa: Bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa, penting untuk segera mendapatkan perawatan medis yang tepat. Islam sangat menganjurkan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
* Peningkatan Kualitas Pendidikan: Pendidikan yang berkualitas tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang baik. Pendidikan agama yang komprehensif perlu diberikan sejak dini.
* Penguatan Peran Keluarga: Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam pendidikan karakter. Orang tua perlu memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anaknya, menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, dan menjadi teladan yang baik.
* Kerjasama Masyarakat: Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Gotong royong dan kepedulian terhadap sesama perlu terus dijaga.
Semua itu terkait dengan sistem hari ini yang merusak fitrah manusia, termasuk mengubah karakter masyarakat menjadi masyarakat yang terbiasa dengan kekerasan.
Kondisi ini diperparah dengan negara yang tidak menjalankan fungsi strategis dalam upaya menyelenggarakan sistem pendidikan yang memiliki visi membina kepribadian dan menjaga kesehatan mental generasi.
Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in, yang bertanggung jawab atas rakyatnya termasuk membangun generasi. Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas, melalui penerapan berbagai sistem kehidupan sesuai dengan Islam.
Kepemimpinan ini mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasas akidah (Islam) dan menghasilkan generasi yang beriman, bertakwa, menguasai iptek, berjiwa pemimpin.
Sejarah panjang penerapan Islam telah membuktikan lahirnya banyak sosok ilmuwan yang juga menguasai ilmu agama dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.[]
Comment