Kebijakan Kapitalistik Penyebab Pertamax Naik

Opini671 Views

 

 

Oleh. Rosmita, Penulis dan Praktisi Pendidikan

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku._
Lirik lagu Rossa, Hati yang kau sakiti mewakili suara hati rakyat saat ini. Di tengah kondisi ekonomi yang kian sulit karena harga kebutuhan pokok yang terus melejit. Pemerintah kembali membuat kebijakan yang menyakiti hati rakyat, dengan menaikkan harga BBM jenis Pertamax. Kebijakan yang lahir akibat tata kelola sumber daya alam yang kapitalistik inilah yang menyebabkan harga Pertamax naik.

Per 1 April 2022, pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax. Dari Rp9.000 per liter naik menjadi Rp12.500 per liter. Bahkan di SPBU Shell harga Pertamax tembus Rp16.000 per liter. (Kontan.co.id, 2/4/2022)

Alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena harga minyak dunia yang melambung tinggi lebih dari US$ 100 per barel. Hal ini menyebabkan harga minyak mentah Indonesia pun melonjak lebih dari 56℅ mencapai US$ 114,55 per barel. Sehingga pemerintah melakukan penyesuaian harga, agar Pertamina tidak merugi.

Apa pun alasannya kebijakan ini tetap saja dirasa sangat memberatkan rakyat. Kondisi ekonomi yang belum pulih pasca pandemi dan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi membuat rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Apalagi ditambah dengan melonjaknya harga Pertamax. Walau tidak berimbas langsung pada kenaikan harga barang karena distribusi barang menggunakan BBM bersubsidi. Namun, perbedaan harga yang begitu jauh akan membuat masyarakat yang biasa menggunakan Pertamax beralih menggunakan Pertalite.

Dengan demikian, ketika stok Pertalite habis, maka mau tidak mau rakyat terpaksa membeli Pertamax walau harganya mahal.

Apalagi dengan kenaikan harga pertamax, Pertalite mulai langka di pasaran. Masih lekang dalam ingatan bagaimana pemerintah menetapkan kebijakan agar rakyat beralih menggunakan Pertalite, kemudian perlahan tapi pasti Premium mulai menghilang. Kini akankah sejarah terulang?

Kenaikan harga Pertamax mengikuti harga minyak mentah dunia membuktikan bahwa negara ini tunduk pada kebijakan pasar global. Negara tidak memiliki kedaulatan untuk menentukan harga sendiri di dalam negeri, karena terikat perjanjian dengan World Trade Organization (WTO).

Selain itu Kapitalisme yang diterapkan di negeri ini menyebabkan privatisasi sumber daya alam. Sehingga pemanfaatannya hanya dirasakan oleh segelintir orang yaitu penguasa dan pengusaha. Sedangkan rakyat kecil hanya bisa gigit jari.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudahlah susah mencari kerja, harga kebutuhan pokok hingga BBM naik masih juga diperas dengan pajak. Inilah nasib rakyat yang hidup di negeri Kapitalis. Walaupun kekayaan alam berlimpah, tapi rakyatnya jauh dari kata sejahtera.

Berbeda apabila Islam diterapkan sebagai pengatur kehidupan. Dalam sistem Islam sumber daya alam adalah harta milik umum yang tidak boleh diprivatisasi oleh individu atau perusahaan baik lokal maupun asing. Rasulullah saw. bersabda:

“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu, padang rumput, air dan api.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Negara hanya boleh mengelolanya saja, kemudian hasilnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat.

Dalam negara Islam, negara wajib menyediakan kebutuhan rakyat terhadap BBM, gas dan listrik dengan harga yang murah dan terjangkau, karena negara tidak mengambil untung dari sektor tersebut. Negara juga bertanggung jawab memberikan pelayanan publik, pendidikan, kesehatan dan keamanan secara cuma-cuma.

Bahkan negara juga menjamin kebutuhan dasar rakyat, seperti sandang, pangan dan papan terpenuhi dengan baik. Karena itu negara harus memastikan setiap kepala keluarga memiliki penghasilan agar bisa menafkahi keluarganya.

Maka tidak heran bila rakyat hidup sejahtera di bawah naungan daulah. Sejarah telah mencatat, pada masa kekhilafahan Umar bin Abdul Aziz tidak ada lagi rakyat mau menerima zakat karena semua kebutuhannya telah terpenuhi dengan baik. Wallahu a’lam bissawab.[]

Comment