Kejutan Ulang Tahun Berujung Maut

Opini671 Views

 

 

Penulis: Mansyuriah | Aktivis Muslimah/ Pemerhati Sosial

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sungguh tragis nasib seorang siswa di Klaten, kejutan ulang tahun yang diadakan oleh teman temannya berujung maut. Korban adalah Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ketua OSIS berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024.

Menurut Kapolsek Cawas, sebelum kejadian para anggota OSIS mengadakan rapat untuk membahas lomba yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli nanti. Kebetulan pada hari yang sama, korban Fajar Nugroho sebagai ketua OSIS sedang berulang tahun.

Lalu korban seperti diberitakan Kompas.tv (11/07/2024) diberi tepung dan ramai-ramai diceburkan ke kolam taman sedalam 1,75 meter. Saat itu korban yang diduga tidak bisa berenang memegang pralon di atas kolam yang ada kabel listriknya dan tersetrum lalu meninggal dunia. Teman korban yang sempat menolong pun tersetrum namun tidak meninggal dunia.

Sudah Menjadi Tren

Merayakan ulang tahun dengan kejutan seolah sudah menjadi tren bagi remaja, kondisi ini bisa jadi ajang aktualisasi dan eksistensi diri. Remaja menganggap bahwa itu adalah cara yang menyenangkan dan berkesan untuk merayakan ulang tahun seseorang dengan cara yang tidak terduga. Tren seperti ini juga mencerminkan preferensi dan gaya hidup mereka yang suka bersenang senang dan jauh dari produktif.

Di sisi lain, perilaku remaja seringkali spontan tanpa disertai pemikiran mendalam, karena ketidak pahaman atas kaidah berpikir dan beramal, serta tidak paham tentang adanya pertanggung-jawaban atas setiap perbuatan, sehingga remaja abai atas resiko yang mungkin terjadi.

Meskipun setelah dicermati bahwa kejadian yang awalnya mungkin cuma iseng, tapi berujung pada maut, tentunya tidak bisa kita biarkan karena ada yang bisa kita kendalikan ketika akan melakukan suatu perbuatan.

Sisi lain fenomena ulang tahun sebenarnya bukan merupakan budaya Islam, tetapi sudah menjadi tren di tengah masyarakat. Diberikan surprise, pesta, bersenang-senang, dan berbagai hal yang dianggap bisa memberikan kebahagiaan bagi yang berulang tahun. Bahkan, tidak jarang yang akhirnya kebablasan dalam merayakannya dan menabrak syariat-Nya.

Faktor Penyebab

Tidak dimungkiri, dengan adanya fakta bahwa generasi hari ini mudah sekali meniru berbagai hal. Ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi ada banyak faktor yang menjadikan mereka berbuat tanpa mencari tahu apa hukum dan tujuan dari setiap perbuatan yang dilakukan.

Berangkat dari kurangnya pengetahuan dan lemahnya pemahaman akan keislaman, akibatnya remaja semakin jauh dari pemahamannya tentang Allah yang Maha Menciptakan, Allah yang Maha Mengatur, Allah tempat kembali, dan Allah akan meminta pertanggungjawaban atas semua yang kita lakukan di dunia.

Dengan realitas tersebut maka manusia (remaja) akan melakukan perbuatan sesuai kehendaknya tanpa memandang apakah itu halal atau haram. Akhlak, moral, dan tingkah laku generasi kita telah lepas kontrol sehingga bisa jadi banyak generasi yang pintar, pandai, sukses secara materi, tetapi lemah moral dan akhlaknya. Ini berlangsung secara terus menerus dan berulang.

Selain itu sistem pendidikan hari ini dirancang hanya berorientasi pada capaian nilai akademik yang outputnya diharapkan kelak dapat menghasilkan materi (uang). Hal ini akibat dari sistem kapitalisme yang diemban oleh negara.

Ditambah lagi dengan faktor kemajuan zaman dan teknologi yang semakin berkembang, sehingga memudahkan kita dalam mengakses informasi tapi tidak ada pengaturan informasi yang dapat membentengi dari kejahatan dan kemaksiatan, akibatnya teknologi bisa menjadi racun bagi generasi, mereka sering disuguhi tayangan gemerlapnya hidup para artis dan tokoh ternama, belum lagi dengan tayangan tokoh publik sedang merayakan ulang tahun yang hedon dan memberikan surprise. Semua hal itu bebas dikonsumsi oleh siapa pun termasuk remaja sehingga terpikir untuk meniru.

Sistem Islam

Islam memiliki sistem Pendidikan yang mengajarkan kaidah berpikir benar yang akan menghasilkan amal produktif yang diperoleh dari berpikir mendalam. Remaja muslim sudah harusnya menjadi sosok yang berkepribadian Islam dengan menjadikan akidah Islam sebagai dasar bagi pola pikir dan pola sikapnya.
Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang taat, cerdas, dan produktif untuk kemaslahatan dirinya dan masyarakat.

Hal pertama yang harus dilakukan keluarga dan umat adalah mengupayakan agar semua remaja muslim terbina dengan Islam sehingga terbentuk kepribadian Islam dalam diri mereka. Orang tua harus membentuk dan mengasah pola pikir remaja muslim agar sesuai dengan Islam.

Dengan demikian, mereka akan mengerti realitas yang dapat merugikan kehidupan dunia dan akhiratnya. Dengan itu juga diharapkan akan tecipta ketakwaan individu pada diri remaja.

Kedua, adanya kontrol masyarakat, sehingga mereka bisa saling memberikan nasihat, amar makruf nahi munkar. Jika ada orang yang berbuat kesalahan atau kezaliman atau kejahatan, maka akan saling menasehati sehingga tidak akan menjadi pemakluman atau dianggap biasa ketika ada yang berbuat salah.

Ketiga, peran dan kehadiran negara dalam upaya menerapkan aturan yang datangnya dari Allah, yaitu penerapan hukum berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah.

Demikianlah , islam punya aturan yang sempurna untuk mengatur masyarakat, tidak semestinya kita ragu untuk menerapkan hukum Allah dalam sebuah sistem pemerintahan Islam yang mengikuti manhaj kenabian. Wallahu a’lam.[]

Comment