Khoirul Anwar, Tukang Ngarit Penemu Teknologi 4G LTE

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Siapa sangka, teknologi telekomunikasi terbaru saat ini 4G LTE, ditemukan oleh anak muda asli Indonesia, Khoirul Anwar.

Apalagi, jika mengetahui latar belakang kehidupan Anwar. Sebagai anak
desa yang terlahir di daerah Kediri, Jawa Timur, ia tiap hari mendapat
tugas jadi tukang arit, atau menyabit rumput sebagai makanan ternak.
Namun, suatu kali, ayahnya meninggal. Ibunya pun harus pontang-panting
menghidupi keluarga mereka. Melihat kondisi itu, Anwar yang saat itu
barusan lulus SD memohon pada ibunya agar bisa tetap bersekolah. Sebab,
ia sangat suka belajar, apalagi ilmu-ilmu sains, khususnya Faraday dan
Einstein.

Ibunya mengabulkan permintaan Anwar dan bahkan memintanya belajar
lebih rajin agar bisa sekolah hingga tingkat paling tinggi. Anwar tak
menyiakan kesempatan itu. Ia belajar sungguh-sungguh hingga hampir
selalu jadi juara kelas. Ia pun berhasil masuk ke sekolah-sekolah
favorit, hingga mengantarkannya mendapat jadi lulusan terbaik di
Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia lantas meneruskan sekolah ke Jepang
di NAIST. Selama 1,5 tahun, ia berhasil menyelesaikan magisternya, dan
kemudian dilanjutkan ke studi doktoral.

Saat berusaha menyelesaikan studi doktoral inilah, Anwar melakukan
sejumlah penelitian tentang teknologi komunikasi, salah satunya yang
kemudian dikenal saat ini sebagai teknologi 4G LTE (Fourth Generation Long Term Evolution).

Awalnya, ia punya masalah pada power Wi-Fi. Dia resah. Saban
mengakses internet, power Wi-Fi kerap tak stabil. Kadang bekerja kuat,
sekejap kemudian melemah. Banyak juga orang mengeluh soal ini.

Tak mau terus mengeluh, Anwar memutar otak. Ia ingin memberi solusi.
Maka dia mencoba menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT)
berpasangan. FFT merupakan algoritma yang kerap digunakan untuk mengolah
sinyal digital. Anwar memasangkan FFT dengan FFT asli. Dia menggunakan
hipotesis, cara tersebut akan menguatkan catu daya (power) sehingga bisa
stabil.

Pemikiran ini sempat dianggap remeh dan bahkan ditertawakan kalangan
ilmuwan di Australia dan Jepang. Banyak ilmuwan beranggapan, jika FFT
dipasangkan, keduanya akan saling menghilangkan. Tapi Anwar tetap yakin,
pemikiran ini bisa menjadi solusi atas keluhan banyak orang itu.

Anwar kemudian terbang ke Amerika Serikat untuk memaparkan ide yang
sama ke para ilmuwan di sana. Di sana, Anwar mendapat sambutan luar
biasa. Ide yang dulu dianggap sampah itu bahkan mendapat paten. Namanya
Transmitter and Receiver. Bahasa kerennya, 4G LTE.

Lebih “gila” lagi, tahun 2008, pemikiran Anwar ini dijadikan standar
telekomunikasi oleh International Telecommunication Union (ITU), sebuah
organisasi internasional yang berbasis di Swiss. Dunia pun segera
mengadaptasi temuan tersebut.

Dua tahun kemudian, temuan itu diterapkan pada satelit. Kini
dinikmati umat manusia di muka Bumi bisa menikmati Wi-Fi lebih stabil.

Inilah bukti, anak asli Indonesia, bisa menciptakan karya-karya yang mendunia. Luar biasa![aw]

Comment