Kisah Pilu Anak Anak Palestina di Camp Khan Yunis

Opini1329 Views

 

Oleh: Von Edison Alouisci

______________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA  — Beberapa hari menjelang pergantian tahun 2022 ke 2023 warga Palestina merasakan bagaimana kejamnya penjajahan dan pengepungan zionis yang mengakibatkan perekonomian negeri mereka luluh lantah.

Kemiskinan meningkat dan membuat banyak keluarga kesulitan memenuhi kebutuhan pangan untuk kehidupan sehari-hari.

“Padahal, makanan menjadi salah satu kebutuhan yang mesti dipenuhi untuk melawan rasa dingin,” kata seorang ibu di camp itu.

Ia menambahkan, pengepungan dan blokade zionis memaksa warga Palestina hidup dalam kemiskinan. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi logistik musim dingin yang cukup sulit didapat.

Di musim dingin pada malam hari, suhu dingin di camp Khan Yunis bisa berada di kisaran 10 derajat hingga limit 2 derajat. Kondisi ini tentu saja super dingin dan menjadi masalah sendiri bagi para pengungsi yang tidak memiliki baju dan selimut memadai.

Mereka tinggal di camp pengungsi dengan tempat seadanya ditambah tenda tenda yang sering bocor, robek dan terbuka sehingga rasa dingin menyiksa mereka terutama anak anak.

Kemaren saya bertemu beberapa anak dan ketika saya tanya apa yang mereka inginkan?

“Kami butuh selimut dan butuh gandum untuk roti yang panas penganjal perut kami yg dingin” jawab mereka.

Seorang gadis cilik juga ikut nibrung dan berkisah seputar 1 TV yang mereka punya.

“Kami sedih melihat Tv satelit yang di beri oleh relawan walau cuma 1 tv. Kami melihat begitu bahagianya anak anak di luar sana berlibur menyambut tahun baru sementara kami di sini sibuk melawan dingin dan ketakutan setiap saat ada serangan israel”

Di tenda lain, seorang ibu mengeluhkan anaknya yang luka parah di kaki, tidak punya alkohol, tidak bisa dijahit dan tidak punya bius luka.

Anak tersebut merintih dan menangis saat di lihat relawan dan tim kami berusaha mengobatinya walau baru beberapa jam baru dapat obat bius dan dijahit.

Setiap hari selalu ada persoalan di kamp pengungsi, mulai soal makanan, tempat tidur, tenda, air minum, penerangan, sampai pada alat masak yang sangat tidak memadai.

Ketika siang mereka kepanasan di terik matahari karena tenda tidak menyerap panas. Sementara malam hari kedinginan melebihi AC apalagi saat ini musim dingin.

Kami berupaya membantu semampu kami dengan tenaga, pikiran dan apapun yang bisa kami upayakan.

Manusia di luar sana banyak yang hanya menonton dan membaca berita tanpa solusi bahkan menganggap kami adalah orang orang tolol yang mau susah di Palestina. Barangkali hanya diam yang bisa kami lakukan menanggapi respon respon miring orang yang tidak mengerti.

Saya pribadi yakin masih ada orang orang yang memiliki hati nurani dan mau mensuport kami untuk menolong tragedi kemanusiaan di bumi Palestina.

Saya kadang malu berharap banyak pada orang orang di luar sana untuk meringankan beban kami. Kadang merasa seperti pengemis hanya untuk menolong ibu dan anak anak dari kesulitan.

Terkdang terlintas dalam pikiran sekiranya kalian ada di posisi kami atau gantikan kami, kalian belum tentu sanggup meninggalkan kenikmatan di tanah air seperti kami.

Ada banyak cerita yang sebenarnya mau disampaikan tetapi setiap hari selalu ada masalah sehingga sulit menjabarkan setiap pristiwa yang dilihat setiap waktu. Namun apapun itu, konflik Palestina tidak akan pernah selesai.

Tugas kami dan siapapun yang berupaya menolong adalah menyelamatkan kemusnahan bangsa Palestina dari kekejaman zionis Israel.[]

 

Comment