Penulis: Dewi Lesmana | Aktivis Muslimah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) menyebut bahwa persediaan makanan di Gaza semakin menipis, memperparah kondisi kelaparan di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan UNRWA pada Minggu.
Komisaris Jenderal UNRWA mengungkapkan bahwa anak-anak Palestina tengah menghadapi kelaparan parah akibat serangan terus-menerus yang dilakukan oleh Zionis Israel di wilayah Palestina.
Sejak 2 Maret, jalur masuk bagi suplai makanan dan bantuan kemanusiaan telah ditutup total. Pemerintah Israel berdalih bahwa keputusan blokade tersebut bertujuan menekan kelompok Hamas agar membebaskan para tawanan yang masih ditahan.
Namun, umat Muslim menilai bahwa tindakan Israel ini merupakan langkah yang disengaja untuk memperdalam penderitaan kaum Muslim di Gaza, dengan menjadikan kelaparan sebagai alat tekanan.
Seluruh toko roti yang sebelumnya didukung oleh Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berjumlah 25 toko, kini sudah tidak beroperasi. Blokade berkepanjangan oleh Israel menyebabkan suplai makanan dan tepung tidak dapat masuk ke Gaza.
Penderitaan Muslim di Gaza semakin berat setelah serangan udara pada 18 Maret lalu, yang membuat warga Palestina kehilangan akses terhadap bantuan kemanusiaan dan tempat tinggal.
Harga tepung melonjak drastis hingga mencapai 100 dolar AS (sekitar Rp1.600.000) untuk setiap karung 25 kg, harga yang sangat mahal dan tidak mungkin terjangkau oleh mayoritas warga Gaza.
Gaza juga telah lama mengalami krisis air bersih akibat blokade berkepanjangan, kerusakan infrastruktur, dan pencemaran air tanah. Kondisi ini semakin meningkatkan risiko dehidrasi yang mengancam kehidupan warga.
Sementara itu, pembantaian massal terus berlangsung di tengah memburuknya kondisi kemanusiaan, memperparah penderitaan warga sipil yang telah lama hidup dalam keterbatasan dan ketakutan.
Dalam upaya menguasai tanah Palestina, Zionis Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap warga sipil dan menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut.
Bahkan, Israel mengabaikan surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant, atas dugaan keterlibatan mereka dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Surat perintah ini tampaknya tidak berpengaruh, karena serangan terhadap Gaza terus berlangsung dengan dukungan Amerika Serikat.
Situasi di Gaza semakin mencekam. Penderitaan umat Muslim di sana kian mendalam, dan ribuan nyawa telah melayang akibat kebrutalan yang dilakukan Zionis Israel tanpa adanya keadilan.
Penderitaan ini juga disebabkan oleh sikap bungkam para pemimpin negara-negara Muslim di dunia. Padahal, Allah SWT dengan tegas memerintahkan untuk memerangi siapa pun yang menyerang kaum Muslim dan berusaha merampas tanah mereka.
Tragisnya, sebagian penguasa justru menjadi pengkhianat, dan satu-satunya cara untuk menghentikan pengkhianatan ini adalah dengan menyatukan umat Islam di bawah satu kepemimpinan dunia di bawah bendera tauhid.
Kepemimpinan ini hanya dapat ditegakkan kembali di muka bumi melalui jalan dakwah. Oleh karena itu, sebagai kaum Muslim, kita memiliki tanggung jawab untuk terus mengemban dakwah di tengah masyarakat, membangkitkan kesadaran umat, dan mengarahkan pemikiran mereka menuju pemahaman Islam yang benar.
Penderitaan kaum Muslim saat ini merupakan konsekuensi dari tidak adanya seorang pemimpin islam ( Kholifah) yakni pemimpin sejati yang menjadi pelindung umat. Kekosongan kepemimpinan ini telah memberi ruang bagi Zionis Yahudi di Israel untuk semakin leluasa menunjukkan kebrutalannya terhadap umat Islam di Gaza.
Akibatnya, warga Gaza tidak hanya menghadapi agresi bersenjata, tetapi juga kelaparan yang disengaja oleh penjajah. Setiap hari, umat Muslim di Gaza harus bertahan dalam penderitaan kelaparan yang kian parah di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk.
Dengan demikian, selain menyadarkan umat melalui dakwah Islam kaffah, kita juga tidak boleh berhenti menyuarakan penderitaan saudara-saudara Muslim kita di Palestina.[]
Comment