Lilis Suryani: Marak Penyimpangan Seksual, Bagaimana Peran Negara Lindungi Generasi?

Opini496 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang akan memimpin negara ini di masa yang akan datang. Negara yang maju dipengaruhi oleh siapa dan dengan apa ia memimpin. Karakter generasi muda saat ini akan menentukan kondisi sebuah negara di masa depan.

Karakter generasi muda yang bermoral dan berbudi pekerti luhur , disertai ketaqwaan kepada Sang Pencipta akan melahirkan para pemimpin dan negarawan yang tangguh, mensejahterakan semua rakyatnya serta membawa negara menjadi negara yang disegani dunia.

Sebaliknya, generasi muda yang tidak bermoral hanya mementingkan kesenangan pribadi akan menjadi para pemimpin yang akan membawa negara ke dalam jurang kehancuran.

Lalu, bagaimana dengan generasi muda kita saat ini?

Betapa kagetnya publik dengan pemberitaan di berbagai media, baik media sosial maupun media elektronik beberapa hari belakangan ini.

Terkait dengan Mahasiswa Universitas Airlangga ( UNAIR) semester 10, yang bernama Gilang, telah di duga melakukan pelecehan seksual.

Gilang membungkus sejumlah korbannya dengan kain hingga tak bisa lagi berkutik diduga demi kepuasaan seksual. Hal ini terkategori sebagi bentuk penyimpangan seksual yang disebut Fetish.

Sangat miris, kasus ” Gilang Bungkus ” belum selesai diusut tuntas, muncul lagi kasus serupa lain yang dilakukan oleh seorang dosen di salah satu universitas Islam di Yogyakarta bernama Bambang Arianto membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengaku melakukan pelecehan seksual bermodus riset swinger alias tukar pasangan.

Kepada para korbannya, Bambang mengaku sedang melakukan riset tentang fenomena swinger untuk dijadikan buku. “Ia japriin akun-akun cewe bahan penelitian tentang gaya hidup swinger di kalangan kelas sosial menengah ke atas. Kabarnya ada 40 orang yang cerita pernah dijapri,” tulis akun Facebook Illian Deta Arta Sari, dikutip Senin, 3 Agustus 2020.

Miris, para pelaku penyimpangan seksual ini berasal dari kalangan berpendidikan seperti mahasiswa dan dosen. Tidak menutup kemungkinan masih banyak kasus ” Gilang dan Bambang ” lainnya yang tidak terendus media.

Pemahaman sekulerisme yang diadopsi oleh negara kita saat ini, yang telah memisahkan ajaran – ajaran agama yang luhur dengan aktifitas kehidupan manusia telah menimbulkan banyak kekacauan dan kerusakan.

Fakta membuktikan bahwa pemisahan agama dari kehidupan membuat manusia tak ubahnya seperti binatang, bahkan lebih rendah lagi itu. Hingga, sekedar untuk menyalurkan naluri seksualpun, manusia sekuler tak mampu membedakan halal dan haram nya.

Selain itu, minimnya peran negara dalam menjaga pemikiran dan moral generasi berpengaruh besar pada rusaknya perilaku generasi muda saat ini.

Negara tidak  berupaya maksimal dalam melindungi generasi tidak sebanding dengan posisinya sebagai pelindung. Negara terkesan hanya memberikan solusi berupa jargon-jargon saja.

Namun, dalam pelaksanaannya, solusi yang diambil pemerintah tidak menyentuh akar masalahnya sehingga alih-alih menyelesaikan yang terjadi nasib dan masa depan generasi kian terancam.

Dalam hal peredaran video yang berkonten pornografi misalnya, negara terkesan abai dan acuh tak acuh. Padahal pemerintah dengan segala kewenangannya bisa menutup semua situs- situs pornografi.

Namun anehnya hal itu tidak dilakukan. Juga dengan beredarnya obat – obatan terlarang atau Narkoba, yang akan merusak generasi. Pemerintah terlihat masih keteteran dalam menyelesaiakan persoalan ini.

Bila kita cermati, akar masalah dari generasi sekarang adalah ancaman liberalisme, sekularisme, dan kapitalisme, sehingga semestinya pengaruh ideologi inilah yang harus dicabut dari kehidupan generasi bangsa. Kemudian, menerapkan sistem pengganti yang akan menyelesaikan permasalahan negeri ini. Begitupun kaitannya dengan masalah penyimpangan seksual yang mengancam generasi.

Islam dengan ajarannya yang sempurna, ketika diterapkan sebagai sebuah landasan ideologi negara telah mampu tampil menjadi negara yang memiliki peradaban yang tinggi dengan moral dan pemikiran mayoritas warganya yang sungguh mengagumkan.

Berdiri selama kurang lebih 1300 tahun, kekhilafahan mampu mencetak generasi yang unggul dalam sains dan teknologi. Generasi muda dibina dan diarahkan untuk melejitkan potensi dalam dirinya.

Negara akan benar- benar menjaga kejernihan pemikiran dengan membuat kurikulum pemembahanayang dapat menguatkan keimanan dan ketaqwaan. Dengan bekal ilmu dan pembentukan mental yang sehat dan kuat, ditopang dengan pembentukan sikap dan nafsiyah yang mantap, kehidupan pemuda di era khilafah saat itu jauh dari hura-hura dan kehidupan hedonistik lainnya, apalagi sampai melakukan pelecehan seksual yang menyimpang.

Tidak rindukah kita dengan masa – masa keemasan umat islam dimasa lalu. Kejayaan islam akan kembali terwujud ketika kita mau menerapkan Syariah-Nya secara totalitas dan menyeluruh. Hanya dengan Khilafah semua itu akan terwujud.

Saat ini gaung kemuliaan mulai membahana, maka marilah kita jemput kemuliaan itu dengan penuh keimanan dan ketaqwaan. Alloh SWT berfirman :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur: 55).Wallohualam bishowab.[]

Comment