Mabuk dan Tewas Akibat Oplosan Kecubung

Opini243 Views

 

 

Penulis: Gati Margati |Warobatul Bait

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Beberapa hari lalu publik digegerkan dengan viralnya video para pemuda warga Banjarmasin yang mabuk kecubung (Kompas.Com).

Efek mabuk itu telah menewaskan 2 orang dan hampir 47 orang lainnya dalam perawatan di RSJ Banjarmasin. Meski belum diketahui pasti penyebab nya karena masih dalam pengecekan lab imbuhnya (Detik.com).

Sudah tentu dampak dari kecubung oplosan miras dan obat terlarang ini menjadikan mereka berhalusinasi.

Minuman memabukan yang dioplos dengan kecubung ini bukan merupakan kasus pertama, melainkan sudah sering terjadi di kalangan pemuda khususnya. Seolah dianggap suatu hal biasa.

Kecubung kemudian dioplos menggunakan minuman keras dan obat obatan tertentu hingga menimbulkan efek yg merusak untuk kesehatan seseorang baik gangguan fisik juga gangguan mental /kejiwaan.

Sungguh miris. Fenomena ini menunjukkan potret rusaknya generasi muda menjalani kehidupan saat ini. Mereka seolah lemah mental dan buntu  menyelesaikan masalah sehingga hal ini menjadi solusi menyelesaikan masalah. Ditambah kurangnya tindakan tegas dan lemahnya penjagaan hukum terkait miras, obat terlarang dan sejenisnya.

Dengan begitu, para pemuda mudah mendapatkan barang haram tersebut. Ini adalah salah satu kasus yang menunjukan rusaknya mental pemuda saat ini. Mereka tak berpikir panjang ke depan dan mencari ketenangan dengan perbuatan tersebut atau mencari kesenangan, ketenangan dengan cara yang merugikan dirinya hingga berujung maut.

Disadari atau tidak, kesenangan dan kebebasan yang mereka lakukan adalah ekses dari sistem pendidikan yang keliru, memisahkan agama dari kehidupan (sekuler). Mereka hanya tahu bahwa aturan agama itu di masjid saja.

Pendidikan sekuler ini menghasilkan para pemuda yang jauh dari akhlak islam yang mulia. Mereka berperilaku bebas dalam menjalani hidupnya, bersenang senang dan hura hura. Inilah fampak dan pengaruh paham/pemikiran liberal ( kebebasan). Tak peduli meski pun itu adalah suatu hal yg merugikan atau bahkan dosa besar, mereka akan lakukan selama hal itu menyenangkan meski menyesatkan dan membahayakan. Itulah gambaran kehidupan ala kapitalisme liberal saat ini.

Berbeda dengan kapitakisme, aturan islam memberi penjagaan yang sungguh-sungguh. Islam memandang bahwa para pemuda merupakan generasi penerus peradaban islam. Melalui konsep pendidikan yang jelas dan sesuai dengan aqidah, maka ditanamkan rasa takut kepada Allah sehingga ketaatan akan muncul dalam dirinya.

Sebagaimana dikisahkan pada masa Rasulullah saw tentang seorang pemuda bernama Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan rusak dan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu khamr/minuman keras,penggemar pesta dan nyanyian, lalu atas izin Allah terbuka hatinya. Dengan dorongan dari Rasulullah, ia kemudian mampu menjadi pembela agama Allah. Ia mampu menilai perbuatan dengan kacamata akhirat. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam dan membela nabi serta agamanya.

Islam menjadikan para pemuda mampu berpikir positif dalam menyelesaikan masalah hidupnya. Karena mereka dibekali dengan pendidikan kepribadian islam yang tinggi.

Dengan konsep pendidikan yang benar dan sesuai arahan al Quran  dan Sunnah, maka para pemuda memiliki mental yang kuat dan produktif dalam mengkaji setiap masalah. Keimanan yang dimiliki  mampu menuntun dirinya serta mampu mengkaji setiap bahan alam secara baik. Melihat dengan kacamata keimanan saat bertindak apakah sesuai dengan ketetapan aturan islam atau tidak. Bukan sebaliknya merugikan dirinya.

Konsep aturan yang benar ini hanya mampu terwujud dalam sistem islam  secara kaffah.[]

Comment