Mahasiswa dan Degradasi Moral

Opini1210 Views

 

 

Oleh : Risma Febrianti, Mahasiswa

___________

RADAR INDONESIA NEWS.COM, JAKARTA– “Guru itu digugu dan ditiru”, begitulah istilah yang sering kita dengar untuk mentaati dan meneladani seorang guru. Guru terkenal dengan pahlawan tanpa jasa, karena guru merupakan profesi mulia di negeri ini.

Istilah guru berbeda ketika sudah memasuki dunia perkuliahan, di sini murid atau siswa memiliki sebutan sebagai mahasiswa sedangkan guru yang mengajar di kelas disebut dengan dosen. Perbedaan penyebutan ini tidak mengubah dari makna guru tersendiri yaitu harus tetap diteladani.

Hanya saja, fakta berkata lain. Kasus 7 mahasiswa yang berpura-pura menjadi polisi tega menganiaya dosennya dengan alasan balas dendam. Sebagaimana dilansir oleh zonamahasiswa.id korban berinisial TH, seorang dosen berusia 44 tahun di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. TH jadi korban penculikan dan penganiayaan 7 mahasiswanya.

TH diketahui adalah seorang dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak (Poltekkes Kemenkes Pontianak). Peristiwa penculikan dan penganiayaan ini sendiri terjadi di Jalan Lapan, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak pada hari Jumat (3/3) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.

Hal ini diungkapkan juga oleh tim kepolisian ketujuh pelaku telah ditangkap. Semuanya berstatus mahasiswa dan sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Ketujuh pelaku ini diketahui berinisial SSP (21), Z (21), DR (21), AS (20), VY (21), RFN (22), serta GH (21). Pihak Polres Pontianak akhirnya membeberkan motif sementara yang dilakukan para pelaku hingga tega melakukan penculikan dan penganiayaan terhadap dosen ini. “Untuk sementara motifnya karena dendam, tapi masih kita dalami,” ucap Tri.

Degradasi atau penurunan moral amat terasa saat ini. Jika dulu guru dianggap lumrah marah atau bersikap tegas terhadap siswa demi kebaikannya siswa tersebut, namun tidak berlaku untuk zaman ini. Saat ini, amarah guru malah mengundang amarah siswa hingga dendam berujung kekerasan.

Inilah potret suram sekulerisme yang menggelayuti dunia pendidikan di negeri ini. Kaula muda tak lagi berkepribadian sebagaimana tujuan pendidikan nasional dan berakhlak mulia. Kini pemuda-pemuda tumbuh dengan kebebasan berekspresi yang kebablasan dan letupan emosi  yang tidak terkendali.

Indonesia dengan mayoritas muslim, sejatinya sudah familiar dan terbiasa dengan proses pendidikan yang didasari sesuai dengan ajaran agama.

Perlu diperhatikan juga sistem pendidikan bukan sekadar mengikutsertakan pelajaran agama (Islam) tapi sudah seharusnya Islam menjadi dasar bagi sistem pendidikan sekaligus mewarnai seluruh kebijakan pendidikan di tanah air.

Dalam Islam, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses manusia menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah Swt. Dalam Islam ada sosok Rasulullah Muhammad saw. yang wajib menjadi panutan (role model) seluruh peserta didik. Sehingga degradasi atau bahkan dekadensi tidak terjadi lagi di negeri ini. Wallah’alam.[]

Comment