Oleh : Raihun Anhar, S.Pd, Pemerhati Umat
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Di Indonesia berbeda dalam merayakan Idul Fitri dan Idul Adha bukan kali pertama terjadi di tahun ini. Sebelumnya juga pernah terjadi perbedaan dalam Idul Adha. Hal itu terjadi pada masa Menag, Lukman Hakim Saifuddin padahal waktu itu ia berada di Mekkah.
Metode yang dipakai di Indonesia untuk menentukan Idul Adha masih menggunakan rukyat lokal. Oleh sebab itu hasil rukyatnya berbeda dengan Arab Saudi. Dimana Arab Saudi memutuskan Idul Adha jatuh pada 28 Juni sedangkan Indonesia pada 29 Juni.
Jika melihat perbedaan ini seharusnya Indonesia mengikuti Arab karena Idul Adha itu berkaitan dengan haji di Mekkah. Maka kita harus mengikuti mereka. Para ulama yang berbeda dalam menentukan Idul Fitri namun tidak dengan idul Adha. Semua ulama sepakat bahwa Idul Qurban harus mengikuti rukyat Mekkah. Hal tersebut telah diingatkan Rasulullah Saw kepada umat muslim:
“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud)
Dalam hadits diatas jelas bahwa Rasulullah Saw meminta penduduk Mekkah melaksanakan rukyat bukan penduduk negeri lain. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa seluruh muslim harus merayakan Idul Adha berdasarkan rukyat Mekkah.
Oleh sebab itu sebagai muslim kita tidak bisa melaksanakan rukyat dalam menentukan haji kecuali Mekkah. Maka sudah menjadi kewajiban untuk mengikuti mereka. Maka disinilah pentingnya persatuan kaum muslim dalam satu komando sebagaimana dahulu di pimpin oleh Rasulullah Saw dan dilanjutkan oleh Khilafah Rasyidah. Mereka tidak berbeda-beda dalam merayakan Idul Adha bahkan Idul Fitri.
Maka dari itu yang mesti kita lakukan adalah berjuang untuk mengembalikan Islam sebagaimana yang diajarkan Rasul. Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan dalam menentukan hari-hari besar agama. Selain itu kehidupan manusia juga akan teratur dengan baik oleh syariat Islam. Dan yang paling utama adalah persatuan kaum muslim akan terwujud hingga menjadi umat terbaik. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Alj Imran [2] : 110).
Comment