Neilil Hasanah*:  Di Masa Pandemi, Mudik Bukan Jalan Melepas Rindu

Opini516 Views

 

RADARINDONESIANEWS.C9M, JAKARTA – Corona virus atau sering disebut Covid-19 terus menjadi perbincangan hangat dunia. Belakangan,  informasi tentang wabah pandemi ini masih menjadi tren di masyarakat. Bahkan WHO, Organisasi kesehatan dunia merekomendasikan terkait penyebaran virus tersebut masuk ke dalam kategori status darurat global.

Wabah ini membuat semua aktivitas menjadi rumahan, guna untuk kebaikaan bersama. Baik itu dalam proses belajar-mengajar, perkerjaan, pelayaran, pertanian, pengajian, maupun perkuliahan.

Setelah mendengar hasil rapat Presiden Jowoki tentang larangan warga asal kota PSBB untuk mudik lebaran, hingga saat Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) seluruh Indonesia dan memutuskan, bahwa program pemerintah tahun ini yakni “DILARANG MUDIK” dan akan tetap dilaksanakn secara konsisten.

Mudik sangatlah berbahaya dalam tahun 2020 ini yang akan berdampak terjadinya serangan kedua Corona Virus, apalagi mengingat jumlah kasus korban Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Saat ini pemerintah masih terus fokus pada larangan mudik. Tentu ini menjadi perhatian bagi kelompok masyarakat yang beringinan mudik dengan alasan ekonomi.

Pembatas Sosial Berskala Besar (PSBB) akibatkan penghasilan masyarakat menurun lalu tumbuhlah rasa Ego, karna kehilangan perkerjaan dan penghasilan.

Mereka menggunakan alasan mudik sebagai jalan satu-satunya tempat sandaran mengadu rindu kasih sayang,

Boleh jadi mereka akan merasa lebih baik dan ikhlas jika menatap wajah keluarga tercintanya. Masyakarat juga mengkaitkan mudik sebagai tradisi puluhan tahun yang di miliki dan sudah diterapkan oleh masyakarat Indonesia.

Niat untuk melepaskan rindu ingin berkumpul bersama keluarga bukanlah hal yang efektif dimasa pandemi ini. Karena dengan mudik mudharatnya jauh lebih banyak dari pada manfaatnya.

Misal kita mudik dan pulang kampung membawa virus, virus ini bukan hanya tidak kelihatan melainkan sangat berbahaya, karena kita tidak tahu apakah kita tidak terjangkit (negatif) virus tersebut atau bahkan kita sudah terjangkit (positif) virus tersebut di tambah lagi kita banyak berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara.

Tentu ini menjadi hal yang sangat berbahaya mengingat penyebaran Covid-19 ini begitu cepat menyebar luas dengan meninggalkan angka kematian yang cukup besar honhga saat ini.

#DiRumahAja merupakan Tanda Cinta, tidak mudik lebaran namun tetap bersatu dengan jarak demi memutus mata ratai penularan Covid-19 juga merupakan bentuk ikhtiar tanda cinta kita kepada keluarga dan sanak saudara.

Mari kita tetap berfikir positif, menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, jangan lupa menggunakan masker jika keluar rumah, dan stay at home.

Perbanyak berdo’a kepada Allah SWT agar musibah covid-19 ini segera berlalu dari bumi kita. Amin Ya Rabbal Alamin..[]

*Mahasiswa prodi filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin dan filsafat UIN Ar-Raniry

Comment