Pembajakan Generasi dan Dampak Buruk Terhadap Negeri

Opini763 Views

 

Oleh : Rantika Nur Asyifa, Guru

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pembajakan generasi begitu banyak,  salah satunya adalah bullying yang terjadi kepada siapapun termasuk anak-anak. Miris, pelakunya pun seorang anak-anak.

Bocah kelas enam SD di Tasikmalaya menjadi korban bullying. Bocah malang itu mengalami depresi hingga sakit keras dan akhirnya meninggal usai menyutubuhi kucing yang diperintahkan oleh teman-teman sebaya nya.

Psikiater RSIA Limijati Kota Bandung dr Elvine Gunawan mengatakan aksi bullying sebetulnya bukan kasus baru. Bullying menurutnya memiliki dampak yang luas.

“Setiap kasus bullying baik ringan atau seperti ini sudah ekstrem, bukan lagi bullying secara verbal, tapi ini lebih kekerasan secara fisik walaupun gunakan cara lain. Ini berdampak pada kesehatan jiwa, buat orang yang melakukan sudah pasti ada gangguan jiwa. Untuk orang terkena dampak jelas dan terakhir juga saksinya, dampaknya luas banget,” kata Elvine seperti dilansir detik, Kamis (21/7/2022).

Menurut Jokowi, kasus perundungan merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Hal ini disampaikan presiden usai menghadiri puncak Perayaan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Butuh kerja sama dari orang tua, sekolah, tenaga pendidik, hingga masyarakat mencegah terulangnya kasus perundungan. Presiden berharap semua elemen dapat menjaga dunia bermain anak dari perundungan. Polisi sedang mendalami peristiwa perundungan di Tasikmalaya yang menyebabkan kematian bocah berusia 11 tahun.

15 orang seperti KompasTV.com, (23/7/2022) diperiks termasuk keluarga korban dan anak-anak yang berada di lokasi perundungan. Bukan hanya pihak yang melakukan perundungan, tapi polisi juga memeriksa pihak perekam hingga pengunggah video. Polisi berhati-hati menyelesaikan kasus ini karena melibatkan anak di bawah umur.

Kasus bullying ekstrem dan di luar nalar yang terjadi di kasus Tasikmalaya adalah bukti nyata perusakan dan pembajakan potensi generasi yang terjadi secara sistemik, sedangkan negara hanya membuat kebijakan dan pernyataan normative.

Sepatutnya negara mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi. Perubahan mendasar dan menyeluruh itu menuntut pemberlakuan islam, menutup semua pintu penyebaran nilai, aturan dan perilaku liberal.

Islam begitu memperhatikan para generasi, yang harus memiliki akhlakul karimah atau akhlak yang baik. Islam menjaga setiap insan dari perbuatan dosa dan perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Islam mendidik setiap orang tua untuk menjadi madrasah pertama anak yang hebat, sehingga dapat mencetak generasi cemerlang yang akan memberikan rahmat bagi seluruh alam.

Dengan orang tua mengikuti aturan yang Allah berikan dalam Al Quran dan mengikuti sunah Nabi Muhammad saw. maka dengan sendirinya akan terbentuk kepribadian Islam dan dapat memberikan contoh kepada anak serta generasi setelah nya. Dan membuat pola asuh yang baik.Walahu a’lam bisshawab []

Comment