Pendidikan Antara Sekularisme dan Moralitas

Opini222 Views

 

Oleh: Diah Puja Kusuma, S.Kom, Aktivis Dakwah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Mengutip tribunnews.com (4/12/2022), seorang guru bidang studi olahraga di salah satu SMP Negeri Medan berinisial LS diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah murid perempuan.

Atas kejadian ini, sebanyak lima orang diduga korban didampingi keluarga melaporkan guru tersebut ke Polrestabes Medan.

Peristiwa ini terus terjadi dengan pelaku dan tempat kejadian yangberbeda. Namun tidak ada solusi yang konkret untuk menghilangkan atau meminimalisir peristiwa tersebut.

Sungguh sangat memprihatinkan, kasus pelecehan seksual terus mengalami peningkatan terutama dalam dunia pendidikan. Oknum-oknum ini membuat dunia pendidikan tercoreng khususnya di Medan. Padahal kita tahu begitu mulianya sosok seorang guru dan seharusnya sosok tersebut mampu menjadi teladan yang baik.

Tapi kini, tugas mulia itu terabaikan dengan kelakuan keji para oknum tersebut. Semakin banyak oknum yang bermunculan tanpa merasa bersalah dengan nasib korban yang mengalami trauma berkepanjangan. Oknum tersebut tidak takut dengan hukuman di negari ini.

Permasalahan ini begitu jauh dari gambaran sekolah yang seharusnya menjadi tempat meninggikan martabat manusia dan menjamin keamanan untuk peserta didiknya.

Saat ini sekolah malah menjadi tempat menghancurkan generasi yaitu tempat terjadinya pelecehan seksual pada peserta didik. Miris melihat kondisi di mana seharusnya pendidikan menjadi tonggak utama demi membentuk generasi muda dengan akhlak agar mempunyai kepribadian positif justru terkontaminasi oleh perilaku oknum yang tidak senonoh.

Lalu bagaimana dan apa sebenarnya peran negara untuk mengatasi krisis moral di dunia pendidikan ini? Apakah sistem yang ada sekarang mampu mengatasi krisis ini?

Jika dianalisis, krisis ini lahir karena kondisi sosial yang menyimpang di tengah masyarakat. Salah satu contoh adalah mudahnya anak-anak ataupun orang dewasa mengakses hal-hal negatif di sosial media tanpa kontrol negara.

Negara sejatinya mampu menemukan akar masalah terkait krisis ini sehingga ditemukan solusi strategis yang tidak mengalami kegagalan. Institusi pendidikan yang begitu sangat sekuler dan jauh dari nilai nilai religius tentu menjadi salah satu faktor tumbuhnya perilaku amoral.

Sungguh sekularisme itu sangat menyesatkan dan jahat. Sekulerisme dunia pendidikan menumbuh -suburban penjahat seksual dan bersembunyi di balik institusi ini. Maka dengan bukti ini, sekularisme tidak layak menjadi sandaran dan pegangan karena membawa keburukan yang membahayakan generasi ke depan.

Dengan demikian hanya Islamlah yang layak menjadi harapan pemberantasan kejahatan seksual secara tuntas. Islam menjadikan keimanan kepada Allah sebagai landasan dan menetapkan adanya pertanggung-jawaban perilaku manusia di akhirat kelak.

Ada tiga pilar yang menjadi penyangga keharmonisan dan ketenteraman hidup masyarakat, yakni ketakwaan individu sebagai benteng yang mencegah tindak kejahatan apa pun, kontrol masyarakat dalam bentuk amar ma’ruf nahi munkar, dan penerapan aturan Islam secara kaffah oleh negara.

Ketiga pilar inilah yang menjaga umat dan negara untuk tetap berada dalam ketaatan kepada Allah. Selanjutnya hukum yang tegas dan menjerakan akan mampu mencegah terjadinya kejahatan apa pun, termasuk kejahatan seksual. Wallahu’alam bisshowwab.[]

Comment