Penulis: Sania Nabila Afifah | Komumitas Muslimah Rindu Jannah
RADARINDONESIANEWS COM, JAKARTA Kondisi kehidupan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Apalagi kondisi kehidupan keluarga muslim dalam ancaman yang nyata. Ancaman itu sangat membahayakan kaum perempuan dan generasi.
Perempuan sebagai tiang negara yang akan melahirkan generasi dan melanjutkan estafet kehidupan generasi penerus kehidupan nantinya.
Namun sayang kondisi perempuan saat ini jauh dari tuntunan yang sebenarnya. Perempuan harusnya menjadi rusuk, kini perannya berubah menjadi tulang punggung. Demi mempertahankan kehidupan diri dan keluarganya mereka rela bekerja demi untuk mencari nafkah.
Di sisi lain karena peran keibuannya sudah direnggut oleh pekerjaan maka yang terjadi adalah penelantaran pada anak-anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang, pendidikan, dipenuhi kebutuhan dan mendapat perlindungan.
Akhirnya muncullah generasi stawberry yang lembek, lemah akalnya, rapuh keimanan, lemah fisik. Urusan rumahpun berantakan disebabkan sang ibu sibuk dengan pekerjaan. Mengapa hal ini terjadi?
Sistem Politik Oligarki Ancaman yang Nyata
Semua ini bisa terjadi dan penyebabnya tidak lain adalah diterapkannya sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan. Ibarat sebuah pohon, sekulerisme adalah akar dan batangnya adalah kapitalisme. Dari pohon kapitalisme inilah berbuah kebebasan, HAM, demokrasi, gender, prularisme, oligarki yang saat ini kita jalani.
Kapitalisme ini hanya akan mencetak manusia yang berwatak materialis, yang dipikirkan hanya harta atau uang dan uang. Kapitalisme tidak memiliki standar halal haram. Segala cara akan ditempuh demi ingin mendapatkan kesenangan dan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya.
Dari sekulerisme yang mimisah agama dari kehidupan muncullah narasi jangan bawa-bawa urusan agama, jangan bawa akhirat. Semua aktifitas dipisahkan dari standar syariah Islam. Akhirnya ketika kekayaan hanya dimiliki segelintir orang saja, mucullah politik oligarki.
Oligarki adalah sistem pemerintahan yang berada ditangan minoritas kecil yang menguasai rakyat. Oligarki muncul karena perselingkuhan penguasa dan pengusaha, keduanya saling membutuhkan.
Faktanya mayoritas penguasa yang duduk di atas kepemimpinnan karena mendapat sokongan modal dari para pengusaha, akhirnya lahir penguasa balas budi dengan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para pengusaha.
Inilah fakta kehidupan saat ini yang jauh dari aguran Allah SWT. Ketika penguasa oligarki mengatur pemerintahan sesuai dengan arahan atau permintaan pengusaha. Mereka hanya bekerja untuk tuannya. Hubungan antara penguasa dangan rakyat layaknaya seperti penjual dan pembeli, bukan untuk melayani rakyat. Penguasa sebagai dealer bukan leader bagi rakyat. Rakyat menjadi tameng bagi penguasa
Peran Negara Dalam Islam
Negara bertindak sebagai raain yang mengatur dan mengurusi urusan rakyat dengan tulus dan ikhlas semata-mata ingin mengharap ridho Allah SWT bukan yang lain. Negara bertindak sebagai pelayan rakyat bukan sebagai pedagang. Peran negara menerapkan Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan. Dari penerapan inilah akan terwujud kehidupan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Selain itu juga diperlukan peran perempuan sebagai pendidik generasi. Perempuan harus memiliki cita-cita besar sebagaimana shahabiyah dalam melanjudkan kembali kehidupan Islam yakni para ibu diharapkan mendidik generasi yang kelak akan menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
Tentu hal itu tidak mudah, maka langkah yang harus kita lakukan adalah bersama-sama dalam membentuk generasi pemimpin peradaban mulia. Tentunya dimulai dari diri kita para ibu, yaitu menjadi perempuan yang mempuni dalam ilmu. Karena ilmu akan membangun peradaban ini. Karena mendidik anak butuh ilmu.
Perempuan harus memiliki mental pemimpin, mampu berpikir secara sistem, mampu menjadi problem solver, mampu memimpin urusan individu dan urusan rakyat.[]
Comment