Prof Dr Dailami Firdaus, Senator DKI Sayangkan Kebijakan Impor Beras

Berita453 Views
Prof. DR. Dailami Firdaus.[Widhy/radarindonesianews.com]

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kebijakan pemerintah membuka kran impor beras makin dipertanyakan, karena untuk jumlah 500.000 ton, bulog menyediakan anggaran sebesar Rp. 15 triliun, menurut Kepala Bulog, Djarot Kusumayakti, sebagaimana dilansir oleh media online nasional ( Republika OnLine ) .Sebuah angka yang fantastis!

Kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah mendapata tanggapan serius dari Senator DKI, Prof. DR. Dailami Firdaus. Menurutnya, bila dikalkulasikan maka harga beras tersebut berada di angka Rp. 30.000/Kg sesuai informasi yang diterimanya dari hasil RDPU dengan para pakar di DPD RI Komite 2.
Prof Bustanul Arifin, Guru Besar dari UNILA, Lampung, mengatakan bahwa selama pemerintahan Jokowi-JK tercatat telah melakukan impor beras sebanyak 2,9 juta ton dengan nilai sekitar 16.9 triliun dalam kurun waktu tiga tahun ( 2014 – 2017 ).
“Bila melihat data di atas maka impor beras khusus ini tentu menyimpan banyak kejanggalan, mulai dari urgensinya untuk apa, hingga harus impor disaat memasuki musim panen. Ditambah lagi dengan nilai yang begitu besar dan dengan harga yang bila dikalkulasikan sekitar 30.000/kg maka sudah dipastikan di atas harga beras premium.” Tegas Dailami.
Golongan masyarakat mana yang akan mengkonsumsi beras tersebut? Sudah jelas lanjut Dailami, tidak akan tersentuh oleh kalangan masyarakat bawah atau masyarakat yang membutuhkan.
Ditambahkan Dailami, yang sekarang dibutuhkan adalah kestabilan harga dan pengendalian harga pasar.
Menurut Bang Dailami panggilan akrab Prof.Dr. Dailami Firdaus yang juga anggota komite II DPD RI itu, dengan nilai yang dianggarkan oleh bulog untuk impor beras khusus, dirinya yakin bila itu digunakan untuk operasi pasar, kemungkinan besar akan memberikan dampak yang baik untuk kestabilan harga. 
Pekerjaan rumah mengenai pangan ini masih banyak sekali, lalu semua diberikan solusi dengan cara membuka impor dan berdalih ketidak siapan produksi karena permasalahan cuaca.
“Yang pasti, dalam pelaksanaan impor beras khusus ini akan menjadi perhatian khusus dan saya meminta agar diawasi secara utuh oleh instansi-instansi terkait dalam seluruh pelaksanan kebijakan impor tersebut. Secara pribadi saya menyayangkan kebijakan ini.” Tegas Dailami. [A.Widhy]

Comment