Rahayu, S.H*: Perjodohan Kampus Dan Industri 

Opini492 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mendorong upaya membangun ‘perjodohan’ atau kerjasama antara Perguruan Tinggi (PT) atau kampus dengan industri yaitu penyelarasan antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja (DUDI).

Tujuan utama dari gerakan ini agar program studi vokasi di Perguruan Tinggi  (PT) vokasi menghasilkan lulusan dengan kualitas dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja.

Strategi ini dinilai penting agar perguruan tinggi dan industri bisa terkoneksi untuk saling memperkuat keduanya.

Menurut Nadiem, kampus bisa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan dunia usaha.
Kemendikbud telah menjalankan program Kampus Merdeka.

Dalam program Kampus Merdeka, konsep magang diperpanjang dari yang biasanya hanya sekitar dua bulan kini bisa menjadi satu semester hingga satu tahun.

Harapannya, agar para mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan belajar di industri lebih baik mendalam (lensaindonesia.com).

Lebih lanjut,  Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, Ph.D, pun menjelaskan tujuan utama Program Penguatan Program Studi (Prodi) Pendidikan Vokasi Tahun 2020 tersebut.

“Program ini diluncurkan agar kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja,” tutur Wikan.

Wikan menambahkan, sekitar 100 prodi vokasi di PTN dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ditargetkan melakukan pernikahan massal pada tahun 2020 dengan puluhan bahkan ratusan industri.

Kemudian, lanjut dia, program ini akan diteruskan dan dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya dengan melibatkan lebih banyak prodi vokasi.

“Jadi, di masa pandemi ini, kita akan melakukan (semacam) perjodohan massal, bukan satu dengan satu, tetapi satu kampus vokasi dengan banyak industri,” ujar Wikan.

Wikan pun mengaku optimistis program ‘Pernikahan Massal’ ini akan menguntungkan banyak pihak.

Menurutnya, pihak industri dan dunia kerja jelas akan diuntungkan dengan skema pernikahan ini. (Kagama.co).

“Esensi daripada program ini sebenarnya ya paling diuntungkan ya mereka, adalah industri tentunya. Karena sekarang saja cost yang para industri ini harus membayar untuk melatih staf-staf mereka, untuk mendapatkan talenta-talenta banyak sekali yang mesti diimpor, perlu dari luar kota, dari tempat lain dan itu perlu mengeluarkan banyak cost,” ucap Nadiem dalam sesi diskusi daring bersama Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto (theworldnews.net).

Mendikbud mengatakan bahwa industri mesti melihat SMK-SMK ataupun vokasi sebagai lembaga pelatihan para pekerjanya. Keuntungan lainnya juga bahwa lulusan dari SMK maupun vokasi memiliki harga yang kompetitif sehingga industri tak dibebani dengan biaya yang besar untuk merekrut dan mempekerjakan mereka. (theworldnews.com).

Dengan demikian pemerintah semakin mengokohkan peran Lembaga Pendidikan sebagai pencetak tenaga kerja bagi industri. Tujuan pendidikan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dan bukan lagi sesuai amanat pendidikan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.

Pendidikan dalam pandangan Islam

Islam mempunyai sistem pendidikan yang telah diatur secara jelas, sistematis dan sempurna. Bahwa keberhasilan tidak bisa dilepaskan dari asas visi dan misi pendidikan dalam Islam.

Aqidah yang menjadi asas utama pendidikan Islam telah mampu membentuk visi yang harmonis antara sekolah, keluarga dan masyarakat hingga tercapai tujuan pendidikan yaitu mewujudkan kepribadian Islam yang dibekali dengan tsaqofah Islam dan ilmu pengetahuan serta sains yang berkaitan dengan masalah kehidupan.

Di samping mendirikan sekolah dan Perguruan Tinggi (PT), negara juga akan mendirikan berbagai perpustakaan dan laboratorium untuk memfasilitasi orang-orang yang mempunyai keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dalam berbagai bidang keilmuan seperti fiqih, hadits, kedokteran, teknik sipil, kimia, dan sebagainya.

Dengan melakukan semua upaya ini, maka diharapkan akan dihasilkan banyak mujtahid, ilmuwan, dan penemu ditengah-tengah umat.

Diriwayatkan bahwa pada masa pemerintahan Islam, sebuah jalan di Baghdad pernah dimanfaatkan sebagai ajang pertemuan banyak mujtahid dan cendikiawan. Kota-kota utama di wilayah Negara Islam seperti Samarkand, Bukhara, Damaskus, kota-kota di Hijaz, al Qayrawan, Cordova, dan sebagainya memiliki sejumlah universitas yang penuh sesak dengan para mahasiswa.

Keadaan ini memperlihatkan keperkasaan dan ketinggian peradaban Negara Islam yang pada waktu itu menjadi kekuatan utama di dunia, baik dalam bidang militer, ekonomi, dan sebagainya.

Jejak keberhasilan pendidikan Islam mencetak generasi cemerlang pada masa kejayaan Islam masih bisa kita nikmati hingga saat ini. Kita bisa mengingat sosok al-Khawarizmi (bapak aljabar, ahli dalam bidang matematika,astronomi, astrologi,dan geografi ), al-Kindi (ahli metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi), Ibn-Khaldun (bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.

Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah ), Ibn-Sina (pakar kedokteran, karyanya yang terkenal dan menjadi rujukan ilmu kedokteran sampai saat ini adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran (Al-Qanun fi At Tibb) dan tokoh muslim lainnya yang terlahir dalam suasana iman yang tinggi.

Islam diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehingga setiap sistem baik ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, sanksi, dan administrasi menyokong pembentukan individu yang unggul. Wallahu’alam bishawab.[]

Comment