Sebagai Agen Perubahan, Pemuda Islam Wajib Melek Politik

Opini503 Views

 

Oleh:  Eviyanti Rahayu, S.Pd*

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA—- Presiden pertama RI, Soekarno berujar, “Beri aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia.”

Kalimat itu mengandung pesan yang sangat mendalam bahwa peran pemuda begitu potensial untuk sebuah perubahan baik pada skala mikro maupun makro.

Namun begitu, peran strategis yang dimiliki pemuda harus dibarengi dengan kesadaran politik yang baik. Sebab sistem politik dan dinamika yang terjadi di dalamnya sangat menentukan kemajuan suatu bangsa.

Namun sangat disayangkan, para pemuda saat ini, ketika mendengar kata politik saja – mereka malas menanggapi.

Banyak alasan yang mereka bangun sebagai sikap apologi mereka yang apatis terhadap politik. Padahal semua urusan hidup kita sebenarnya berhubungan dengan politik. Mungkin karena selama ini yang kita tahu politik itu identik dengan sesuatu yang kotor seperti suap-menyuap hingga kecurangan-kecurangan yang marak terjadi dalam politik praktis yang dikemas oleh kapitalis sekular.

Sistem politik demokrasi yang diterapkan di negara berkembang telah membentuk paradigma berpikir masyarakat, bahwa politik itu identik dengan persoalan seputar pemilu dan segala macam intrik untuk memenangkan pertarungan. Wajar kemudian bila orang menilai bahwa aktivitas politik adalah aktivitas yang kotor dan harus dihindari.

Seperti  dilansir merdeka.com, Ahad (21/03/2021), hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Sebanyak 25,7 persen anak muda yang menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi.

“Sikap mereka tidak begitu yakin bahwa politisi mewakili aspirasi masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Ahad (21/3).

Hasil survei juga menunjukkan hanya 3 persen kalangan pemuda yang sangat percaya pada partai politik. Sebanyak 7 persen sama sekali tidak percaya. Sebanyak 54 persen anak muda masih percaya pada partai politik.

Tingkat kepercayaan anak muda lebih besar kepada TNI. Terlihat sebanyak 77 persen anak muda cukup percaya dengan TNI. Bahkan 12 persen anak muda sangat percaya pada TNI.

“Trust terhadap institusi, secara umum tidak berbeda anak muda masih trust TNI, Presiden kemudian Polisi, KPK,” ungkapnya.

Survei Indikator Politik Indonesia digelar pada 4-10 Maret 2021. Survei dilakukan melalui sambungan telepon dengan responden. Sebanyak 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Margin of error survei kurang lebih sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dari hasil survei ini, menunjukkan bahwa banyak pemuda yang tidak percaya pada sistem politik. Hal ini karena telah nampak kegagalan-kegagalan yang diciptakan dalam kapitalisme-demokrasi. Namun, mereka (pemuda) masih memiliki harapan agar  demokrasi kapitalisme dapat mengatasi masalah yang terjadi.

Hal ini terjadi karena ketidakpahaman mereka pada sistem politik alternatif. Mereka galau antara melihat perlunya perubahan politik secara total atau tetap bertahan dengan sistem sekarang.

Karena sedari awal, pikiran mereka telah diiming-imingi oleh keindahan konsep demokrasi semu tanpa tahu bagaimana realisasinya. Oleh karena itu, sebagai generasi muda Islam, sudah sewajarnya untuk melek politik Islam. Sehingga akan mendapat gambaran bagaimana politik Islam serta ada terbesit harapan untuk menuju perubahan yang hakiki, yaitu politik Islam.

Politik di dalam Islam berbeda jauh dengan politik yang ada saat ini, di mana sistem buatan manusia menjadi sandaran dalam mengurusi urusan rakyat, tentu saja hal ini bertentangan dengan yang telah Allah Swt. perintahkan.

Islam punya cara-cara politik yang elegan, bersih dan menentramkan, bahkan tidak hanya mengurusi umat Islam semata, tetapi diperuntukkan juga bagi seluruh umat manusia tanpa memandang lagi agama, ras, warna kulit, bahasa, bahkan bangsa mereka.

Politik (siyasah) dalam pandangan Islam berarti pengaturan terhadap urusan umat, baik untuk urusan dalam maupun luar negeri dengan cara Islam.

Jadi politik pada dasarnya bukanlah kegiatan yang kotor sebagaimana stigma negatif yang dilekatkan oleh kebanyakan masyarakat hari ini. Oleh karena itu, pentingnya memahamkan umat akan kebutuhan kita terhadap penerapan politik Islam.

Kemudian bagaimana agar pemuda saat ini melek terhadap politik?

Melek atau kesadaran politik menurut Muhammad Ismail dalam kitabnya Al-Fikr al-Islami didenfinsikan sebagai upaya manusia untuk memahami bagaimana memelihara urusannya. Kesadaran politik juga berarti an-nadzrah ila ‘alam min zawiyat[in] khashshah (pandangan yang universal dengan sudut pandang yang khas). Karena itu kesadaran politik tidak akan sempurna kecuali dipenuhinya dua unsur di atas.

Pertama, pandangan universal (an nadzratu ‘ila al ‘alam). Dalam hal ini seseorang melihat sebuah masalah bukan secara regional, yang dibatasi pada negeri-negeri tertentu saja, tapi melihatnya secara menyeluruh (global).

Kedua, membangun kesadaran politik harus berdasarkan sudut pandang yang khas (min zawiyat[in] khashshah). Karena itu dalam Islam, kesadaran politik bukanlah sebatas sadar akan situasi politik, posisi politik, atau peristiwa-peristiwa politik tapi harus melihat itu semuanya berdasarkan sudut pandang tertentu (ideologi).

Inilah yang akan mengarahkan sikap politik sebuah umat. Kesadaran politik seperti ini akan bersifat permanen, meskipun bisa berkembang secara dinamis ke setiap arah tapi tetap mengarah pada satu tujuan tertentu.

Hal ini akan menjadi sifat bawaan dalam tubuh umat bukan hanya pada individu-individu.

Dalam Islam, sudut pandang yang khas itu adalah mabda (ideologi) Islam yang muncul berdasarkan aqidah Islam. Berdasarkan mabda Islam, umat akan selalu mengkaitkan persoalan politik umat dengan Islam, menyelesaikan urusan-urusan umat berdasarkan Islam, menjadikan standar untuk segala peristiwa politik syariah Islam.

Adanya kesadaran politik Islam, maka dengan sendirinya pemuda bangsa ini akan bergerak dan berjuang melakukan perubahan revolusioner untuk menuju peradaban Islam yang lebih baik.

Islam dengan kekuatan politiknya mampu menguasai 2/3 dunia dan memimpin hingga lebih 13 abad lamanya.

Semua rakyat baik muslim maupun non-muslim hidup berdampingan, damai dan sejahtera. Angka kriminalitas menurun, dan kaum miskin hampir tidak ditemukan.

Fakta ini dapat kita lihat dari tegaknya Islam sejak masa Rasulullah, khulafaurasyidin, hingga masa kekhilafahan yang mewarisi kekuasaan mereka.

Islam pun menjadi rujukan bangsa-bangsa lain dan Islam mampu memancarkan peradaban gemilang. Terbukti hingga saat ini, bangunan-bangunan pada masa kejayaan Islam masih banyak yang menjadi rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern.

Karena itu, pemuda harusnya melek politik agar tidak menjadi korban politik. Hal itu dapat kita raih dengan mempelajari Islam dan memahami bahwa Islam itu ideologi bukan hanya sekadar agama yang mengatur aktivitas ibadah ritual dan seremonial semata.

Islam adalah ideologi atau pandangan hidup sempurna yang di dalamnya berisi pemikiran dan aturan bagi kehidupan, ini wajib kita pahami.  Pemahaman Islam yang cemerlang mampu menganalisa semua permasalahan umat dengan sudut pandang spesifik yakni Islam.

Dengan diterapkannya kembali syariat Islam, maka Allah Swt. sendiri yang menjanjikan keberkahannya.

Allah Swt. berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Ku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An Nur [24] : 55). Wallahu a’lam bishshawab.[]

*Praktis Pendidikan, Anggota AMK

____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang.

Comment