RADARINDONESIANEWS.COM, MADURA — Seniman Api Jawa Timur unjuk taring di Kota Sampang Madura guna meningkatkan sinergi dan kolaborasi pengembangan UMKM Bengkel Las.
Antusias kehadiran sudah tampak semenjak Sabtu Malam hingga dini hari. Satu per satu konvoy kendaraan peserta merapat dan bermalam di lokasi acara, untuk menghadiri Silaturahmi Akbar Komunitas Bengkel Las Indonesia (KBLI) Wilayah Jawa Timur, Minggu (17/7/2022).
“Cara itu ditempuh untuk menghindari kemacetan di Jembatan Suramadu, dan beberapa titik rawan akibat ramainya pasar-pasar sepanjang jalan kota Bangkalan hingga Sampang,” papar Ketua Pelaksana, Dwi Mei Tanto.
Usai sarapan hidangan khas Madura, sate ayam dan kaldu kambing. Tepat jam 9 acara dimulai dengan doa pembuka dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan yang dipimpin oleh Ketua Umum KBLI, Ir. Heru Kusumo Widagdo MT.
“Lagu Indonesia Raya dikumandangkan untuk menggairahkan lagi jiwa nasionalisme, supaya UMKM bengkel las bisa berkiprah lebih luas dalam pembangunan dan tak kalah saing dengan gempuran tenaga asing,” jelas Heru penuh optimis didampingi Sekjen KBLI, Drs. Nirwan Lesmana SP, yang datang dari Jakarta.
Tercatat di buku tamu 95 peserta -belum termasuk mitra sponsor dan warga sekitar- yang meramaikan kopdar perdana periode kepengurusan baru KBLI Jatim.
“Pada era pemulihan ekonomi ini. Nantinya kita akan fokus pada pemantapan etos kerja dan etika usaha. Rasanya akibat pandemi, kami butuh energi baru dari para anggota dan mitra,” ujar Imron Sobarudin, Ketua KBLI Jatim.
“Makanya, meski ada pandemi, kami tetap bersilaturahmi skala kecil untuk terus berkoordinasi cari peluang dan beri semangat anggota yang bengkel las-nya terdampak pandemi. Sebab sebagian besar mereka memulai usaha dari halaman depan rumah,” tambah Dwi Mei Tanto yang merangkap Bendahara itu menimpali.
Itulah makna silaturahmi yang tak boleh henti ketika ada teman se-profesi yang usahanya mati suri. Silaturahmi, sinergi dan kolaborasi.
Selanjutnya setelah sesi demo produk-produk mitra pendukung. Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI) yang dipandu oleh Deni Yuda Irawan dan Syarif, mengadakan penyegaran mengenai cara merangkai baja ringan yang sesuai standard kelayakan.
“Hal ini kami sosialisasikan agar pengaplikasian baja ringan untuk bengkel las harus memiliki kekuatan dan keindahan saat terpasang sesuai standard yang sudah ada,” tegas Deni.
Puluhan peserta pelatihan merasa bertambah isi kepala. Mereka mengakui, jika selama memasang baja ringan, memang cuma mengandalkan perasaan dan pengalaman tanpa tahu teori kelayakan yang dibesut dari hasil penelitian.
Setelah undian berhadiah mesin las, bor, grinda serta pembagian beragam souvenir dari mitra pendukung acara, yang sebagian besar kalangan importir dan distributor peralatan tehnik bidang pengelasan.
Alhasil jarak tempuh tak lagi jadi masalah, lelah pun terbayar sudah. Acara berjalan lancar dan penuh sukacita, sebuah kegiatan mandiri yang selama ini jarang dilirik oleh kalangan pejabat atau konglomerat yang kerapkali sesumbar peduli pengusaha kecil.
Kalau tidak bergerak sekarang, bengkel las kapan naik kelas?[oni]
Comment