RADARINDONESIANEWS.COM, SUMBAR — SMP Negeri 3 Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumbar, tergolong sekolah baru. Berdiri pada 2016, melalui program Unit Sekolah Baru (USB).
Penerimaan siswa pertama, tahun ajaran 2017/2018.
Menariknya, pada saat pembentukan panitia pembangunan, juga langsung ada pbahasan rencana program sekolah.
Impian masyarakat setempat, kehadiran SMP Negeri 3 Ampek Angkek bernuansa Islami.
Keinginan masyarakat tersebut ditindaklanjuti dalam sejumlah pertemuan.
Akhirnya lahir kesepakatan berupa poin penting pembangunan sekolah tersebut.
SMPN 3 Ampek Angkek melaksanakan Kurikulum Plus. Ada penambahan empat mata pelajaran.
Tahfizd Al Quran, Bahasa Arab, Adat Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah.
Serta Bahasa Inggris plus, dengan adanya penambahan jam pelajaran di luar jam pelajaran.
Visi sekolah menjadi generasi muslim Qurani yang beradat, unggul, berprestasi dan berwawasan lingkungan.
Tingginya intensitas pendidikan agama yang selaras dengan bidang umum, menghadirkan keyakinan orang tua murid untuk mengantarkan anak-anaknya ke sini.
Apalagi, di tengah-tengah masyarakat saat ini, ada yang secara berseloroh menyebutkan, sekolah ini adalah SMP Negeri tetapi rasa sekolah Madrasah Tsanawiyah.
Hal tersebut karena pendidikan agama dan adat budaya Minangkabau sangat kuat dan kental.
Tsanawiyah.
Hal tersebut karena pendidikan agama dan adat budaya Minangkabau sangat kuat dan kental.
Kembangkan Literasi
Di antara beberapa kesamaan yang dengan sekolah lain, ada hal yang berbeda di SMP Negeri 3 Ampek Angkek. Terutama terkait dengan pengembangan literasi.
“Kami sudah lakukan pengembangan gerakan literasi sekolah, sejak lama,” kata Kepala SMP Negeri 3 Ampek Angkek Yetti Yulia, M.Pd.
Hal ini ia sampaikan di sela-sela Gebyar Literasi Sekolah ke-4, Senin (24/10/2022) lalu.
Pada event ke empat ini, mengangkat tema “Optimalisasi Gerakan Literasi Sekolah”.
Sejumlah kegiatan diadakan, diantaranya Bedah Buku, lomba Tahfizd, lomba puisi, makan bajamba, Pasambahan ka Makan.
“Ketika sekolah lain masih bicara langkah pengembangan literasi sekolah.”
“Tetapi di sini sudah bicara soal optimalisasi gerakan literasi sekolah,” kata jurnalis senior yang juga wartawan utama Firdaus Abie.
Ia menyampaikan itu ketika menjadi narasumber bedah buku berjudul membangun karakter, mendidik dengan Hati. Buku ini karya Yetti Yulia, M.Pd.
Ia juga menyebutkan, tidaklah berlebihan jika dalam konteks literasi, sekolah ini berada tiga hingga empat lap (putaran) ketimbang sekolah lain.
Fakta membuktikan, kendati sekolah baru, namun dari sekolah ini sudah ada 250 judul buku hasil karya siswa, guru dan kepala sekolah.
Termasuk menerbitkan majalah sekolah secara berkala.
“Satu lagi, semua orang sudah bisa mengakses buku-buku karya siswa, guru dan kepala sekolah serta buku perpustakaan secara digital melalui scan barkode.”
“Literasi Digital sudah mulai tahun lalu,” kata Firdaus Abie menjelaskan.
Apresiasi luar biasa juga diberikan Bunda Literasi Kab Agam Yenni Andri Warman.
Langkah-langkah yang dilakukan sekolah menjadi tolok ukur terhadap aktivitas dan kesungguhan sekolah dalam mencetak generasi muda yang cerdas, berwawasan dan tangguh di kemudian hari.
“Membiasakan membaca akan meningkatkan kecerdasan,” kata Yenni Andri Warman.
Sry Eka Handayani, seorang pegiat literasi bereputasi nasional yang juga pengelola Rumah Baca Anak Nagari, di Agam, menyebutkan, aktivitas yang dilakukan sekolah ini, hendaknya bisa menjadi acuan bagi sekolah lain.
Tak ada yang tak mungkin. Tak ada yang tak bisa.
Yetti Yulia, Kepala SMPN 3 Ampek Angkek, menyampaikan secara jelas langkah-langkah yang dilakukannya di sekolah tersebut.
Malahan, katanya pada tahun pertama sekolah tersebut berdiri, sudah memiliki akreditasi B. (ri/ rakyatsumbar)
Comment