Oleh: Novita Darmawan Dewi, Komunitas Ibu Idiologi
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Beberapa hari lalu Bupati Bandung Dadang Supriatna mengklaim pertumbuhan ekonomi di wilayahnya saat ini mulai membaik meski pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai.
“Kita juga patut bersyukur, kesejahteraan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Bandung terus membaik,” kata Dadang, Senin 11 April 2022.
Salah satu indikator yang menunjukannya, kata Dadang Supriatna, terlihat dari laporan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang meningkat daripada tahun sebelumnya.
“Sebagai upaya pemulihan ekonomi, kami juga memberikan bantuan dana bagi UMKM, BLT, dan lainnya, disesuaikan dengan program pusat, dan provinsi,” ungkapnya.
Namun, apakah UMKM dan BLT akan menjamin masyarakat sejahtera? Ataukah ini hanya solusi tambal sulam ala sistem ekonomi kapitalisme dalam menyelesaikan krisis? Bagaimana Islam memandang hal yang demikian?
Persoalan mendasar terkait polemik UMKM dan BLT sebenarnya bisa kita runut dari kebijakan pemerintah yang berdiri di atas pijakan sistem ekonomi kapitalisme. Dari sinilah akan terbuka lebar lahirnya para mafia perdagangan dan penguasa komprador yang menjadi perpanjangan tangan para pengusaha. Hal ini bisa terlihat dari ketakberdayaan pemerintah menindak tegas mafia migor. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan pun selalu saja pro korporasi.
Selain itu, sistem ekonomi kapitalisme yang berasaskan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) hanya memosisikan manusia sebagai faktor produksi. Menurut sistem ini, manusia tidak lebih berharga dari faktor produksi lain, seperti tanah, modal, dan SDA. Agar satu perusahaan bisa menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya, biaya produksi harus diminimalkan.
Sistem ekonomi kapitalisme juga memosisikan penguasa sebagai regulator saja. Negara tidak memiliki fungsi menjamin kesejahteraan masyarakat. Seluruh kebutuhan masyarakat diserahkan pada swasta. Jika sudah diurus swasta, orientasinya pastilah profit. Inilah yang menyebabkan ketimpangan makin tinggi.
Jika kebutuhan publik dikuasai swasta, yang terpenuhi kebutuhannya hanyalah mereka yang mampu membeli. Sedangkan masyarakat kecil harus mengurut dada karena semua itu tidak mengalir pada mereka.
Wajar jika kekayaan orang-orang kaya akan terus bertambah karena mereka mampu membeli sejumlah fasilitas yang dapat menunjang hidup dan bisnisnya. Sebaliknya, rakyat miskin akan makin miskin dan terpuruk.
Oleh karenanya, UMKM, BLT hanyalah solusi tambal sulam sistem kapitalisme dalam menyelesaikan masalah yang sebenarnya dibuat sendiri olehnya. Dengan demikian, menyelesaikan masalah kesejahteraan tidak bisa menggunakan sistem ekonomi kapitalisme. Negara harus membuangnya karena telah terbukti kuat sebagai biang kerok permasalahan negeri ini.
Jaminan Kesejahteraan dalam Islam
Jika ingin selamat, negara harus menggantinya dengan sistem ekonomi Islam yang telah terbukti mampu menyejahterakan warga selama berada-abad lamanya.
Dalam pemerintahan Islam, negara berfungsi sebagai pihak sentral dalam mengurus seluruh urusan umat sehingga negara dengan kekuatan baitulmalnya akan mampu menjamin kesejahteraan warga.
Kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah masyhur diketahui banyak orang bahwa beliau mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya hingga tidak didapati seorang pun yang berhak menerima zakat. Semua itu karena sistem penerapan Islam yang utuh oleh negara dan juga sistem ekonomi yang berfokus pada umat.
Selain itu, sistem pemerintahan Islam akan menindak tegas para pengusaha yang mangkir dari kewajibannya memenuhi hak pekerja. Pemerintah pun tidak akan kalah oleh mafia dagang dan memastikan pekerja diupah sepadan, yaitu upah setara dengan manfaat yang diberikan pekerja pada majikannya.Jika upah masih juga belum menutupi kebutuhan hidup seseorang, semua itu adalah tanggung jawab penguasa.
Ada lagi kisah Khalifah Umar bin Khaththab ketika beliau memanggul sendiri sekarung gandum untuk diberikan kepada seorang ibu dan kedua anaknya yang sedang kelaparan. Semua ini semata adalah wujud tanggung jawab penguasa dan juga kasih sayangnya pada rakyatnya.
Dengan demikian, kesejahteraan hanya akan bisa kita raih jika menerapkan Islam secara utuh dalam bingkai Khilafah Islamiah. Wallahualam.[]
Comment