RADARINDONESIANEWS.COM, NIAS – Tidak dipungkiri, hadirnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tengah masyarakat memberikan manfaat bagi pasien dan keluarganya dalam memperoleh kepastian akses pelayanan kesehatan ketika mengalami sakit.
Hal ini diakui oleh Agusman Hulu (55), warga Desa Lasara Bahili yang sedang menemani putrinya berobat rawat inap menggunakan JKN di Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli, Kamis (27/7/2023).
Agusman sangat bersyukur biaya pelayanan kesehatan putrinya yang mengalami penyakit demam tifoid (typus) ditanggung penuh BPJS Kesehatan melalui program JKN.
Kondisi ini membuatnya tidak resah dan tidak perlu memutar otak mencari biaya atas pengobatan yang diberikan terhadap anaknya, terlebih kondisi perekonomiannya cukup terbatas.
Agusman mengaku, keluarganya sangat tertolong dengan keberadaan program ini, menurutnya program ini tidak hanya membantu masyarakat tidak mampu, tapi seluruh masyarakat dari semua lini turut merasakan manfaat atas keberadaan program JKN.
“Saya dan keempat anggota keluarga saya terdaftar di program JKN, menjadi peserta JKN ini membuat kami tidak khawatir atas biaya perawatan jika salah satu dari kami mengalami sakit. Tidak ada yang mengetahui secara pasti nominal biaya yang harus dikeluarkan jika seseorang mengalami sakit sebelum ia jatuh sakit dan berobat. Semakin parah penyakit tentu semakin mahal biayanya,” katanya.
Agusman juga menceritakan pengalamannya mengakses pelayanan kesehatan yang diterima anaknya. Ia terkesan dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas Puskesmas Gunungsitoli. Menurutnya, tidak ada perbedaan perlakuan antara pasien umum dan JKN, semua diperlakukan sama sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
“Pelayanan yang kami terima di Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli sangatlah baik, tidak ada perlakuan yang berbeda antara kami dengan pasien yang lain. Semua berjalan lancar, dimulai kedatangan kami diarahkan dengan baik sampai akhirnya diputuskan oleh dokter perlu rawat inap. Informasi yang disampaikan petugas juga cukup jelas dan mudah dipahami,” lanjut Agusman.
Selain apresiasinya untuk pihak fasilitas kesehatan (faskes) atas pelayanan yang diberikan kepada putrinya, Agusman juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Gunungsitoli atas akses yang diterimanya untuk menjadi peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah Pemerintah Daerah (PBPU Pemda).
Atas kepesertaannya di JKN, dirinya merasa tidak risau jika sewaktu-waktu mengalami hal yang serupa seperti putrinya karena sudah memiliki akses untuk kepastian akan pelayanan kesehatan nantinya.
“Sejak terdaftar sebagai peserta JKN dari pemerintah (daerah), kami tidak merasa terbebani, karena iuran setiap bulannya ditanggung oleh pemerintah (Kota Gunungsitoli). Sehingga hal ini sangat membantu bagi masyarakat dengan kondisi kurang mampu secara ekonomi agar tetap memiliki akses jaminan pelayanan kesehatan jika dibutuhkan,” ungkap Agusman.
Agusman juga mengakui hal ini tak lepas dari upaya BPJS Kesehatan bersama pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyelenggaraan program JKN dalam meningkatkan mutu layanan terhadap akses pelayanan kesehatan.
Dirinya mengharapkan misi tersebut dapat berlangsung sesuai yang diharapkan agar program JKN terselenggara semakin optimal. Jaminan Kesehatan Nasional merupakan salah satu bukti kepedulian pemerintah dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan memperoleh kepastian terhadap akses pelayanan kesehatan bagi warganya.
“Harapannya tentu program JKN dapat berjalan lebih baik lagi, terus memberikan akses dan pelayanan terbaik bagi masyarakat sebagai peserta JKN, tanpa terkecuali,” tutup Agusman.
Seperti diketahui, Kota Gunungsitoli merupakan satu dari empat wilayah lain (Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat) di Kepulauan Nias yang sudah menyandang predikat UHC (Universal Health Coverage). Predikat tersebut disandang atas kepesertaan JKN penduduk di wilayah administrasinya sudah mencapai 95 persen atau lebih.
Reporter : Albert
Comment