Yani Rusliani*: Pasar, Tempat Berkerumun Dan Klaster Terpapar 

Opini446 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat 529 orang pedagang positif virus Corona. Dari jumlah itu, 29 diantaranya meninggal dunia.

Tak ayal, pasar dianggap kluster baru penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu pembukaan kembali pasar harus diprioritaskan. Akan tetapi, pengawasan dan penegakkan protokol kesehatan di wilayah ini harus dilakukan ketat. Antara lain harus sering dilakukan rapid test terhadap semua awak pasar. (Okenews, 13/6/2020)

Sementara ratusan pedagang dan pengunjung pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengusir petugas covid-19 dari gugus tugas Kabupaten Bogor. Insiden itu terjadi pada rabu (10/6). Suasana di pasar Cileungsi cukup mencekam ketika massa berusaha mengusir petugas yang akan melakukan pemeriksaan. Anggota TNI dan POLRI kemudian turun tangan untuk menenangkan massa. (kumparannews, 11/6/2020).

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra mengingatkan bahwa penanganan pasar berbeda dengan tempat lainnya dalam mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Pasar mempunyai karakter yang berbeda, pasalnya aktivitas pasar tidak hanya dari manusia ke manusia melainkan melibatkan barang dan uang. Maka cara melakukan tes kepada penjual jangan mendatangi pasar. Akan tetapi dilakukan dirumahnya.

Hal ini bertujuan agar petugas kesehatan dapat mendata dengan pasti untuk memperkecil penyebaran Covid-19.

Melihat dilema antara ekonomi dan kesehatan, membuat kita paham bahwa negara adalah pihak utama yang bertanggung jawab mengurusi permasalahan ini.

Pasar merupakan salah satu tempat yang mau tidak mau terjadi kerumunan masalah, maka solusi terbaik dari hal ini adalah negara harus mampu memenuhi kebutuhan rakyat.

Sehebat apapun protokol kesehatan, jika berkerumun akan menjadi pintu masuk menyebarnya wabah penyakit.

Karenanya keselamatan harus menjadi prioritas. Kemudian ekonomi harus berjalan, hal ini membuktikan pemerintah kesulitan di dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dengan dibukanya kembali pasar malam, pariwisata cukup membuktikan bahwa pemerintah kesulitan untuk mengatasi ekonomi negerinya.

Pemberian jaminan kebutuhan sejatinya memang ada pada sistem yang sempurna yaitu sistem Islam. Sistem saat ini terbukti gagal menjamin semua aspek yang dibutuhkan oleh rakyat. Demi mengatasi ekonomi, rakyat harus berperang menghadapi virus corona yang mengancam nyawa mereka.

Islam memiliki solusi gemilang untuk mengatasi wabah penyakit menular. Dan sudah dialami pada masa kekhilafahan. Ini seharusnya jadi teladan bagi kita bahwa Allah SWT telah menurunkan solusi terbaik dalam menangani wabah.

Negara harus mampu mengurusi dan menjadi pelindung rakyatnya. Hal ini terdapat di dalam konsep sistem pemerintahan Islam sehingga dilema antara ekonomi dan kesehatan tidak terjadi ditengah-tengah wabah. Allahu a’lam bi ash-shawab.[]

*Ibu Rumah Tangga

Comment