Penulis: Triana Amalia, S.Pd | Aktivis Muslimah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Negara Bangladesh baru saja viral, disebabkan aksi unjuk rasa antara mahasiswa dengan polisi serta mahasiswa pro pemerintah. Merujuk pada laman Tirto.id, demo ini dimulai pada tanggal 15 Juli 2024 di Universitas Daka. Aksi unjuk rasa ini disebabkan sistem kuota PNS di Bangladesh yang berubah-ubah sejak tahun 1972.
Kuota PNS ini, sebagian besar didapatkan oleh kelompok-kelompok seperti keluarga pejuang kemerdekaan, perempuan, dan kelompok dari distrik-distrik yang kurang berkembang. Kelompok ini menerima kuota PNS sepersepuluh. Adapun kuota 5 persen dialokasikan pada masyarakat dan satu persen bagi penyandang disabilitas.
Fokus utama para pengunjuk rasa mengarah kepada kuota 30 persen untuk sanak famili pejuang kemerdekaan, cenderung menguntungkan para pendukung Liga Awami, yaitu keluarga pemimpin perjuangan kemerdekaan. (19 Juli 2024)
Kronologis demo ini merujuk pada laman cnbcindonesia.com, pada akhir bulan Juni, para mahasiswa mengawali aksinya dengan damai. Namun, sayap mahasiswa yang berasal dari partai Liga Awami menyerang para pendemo, polisi pun ikut terluka karena kejadian itu.
Di tengah aksi unjuk rasa, polisi serta pejabat keamanan menembakkan peluru dan gas air mata kepada mahasiswa. Kemudian, pihak berwenang menghentikan layanan internet seluler. Bentrokan tersebut kian berdarah yang mengakibatkan kematian 22 orang. Para jurnalis pun ikut menjadi korban jiwa.
Aksi protes kebijakan pemerintah yang berujung maut itu, membuat juru bicara pemerintah Bangladesh mengatakan agar mengerahkan militer untuk membantu otoritas sipil. Anggota Parlemen Obaidul Quader, sekretaris jenderal partai Liga Awami memerintahkan pasukan keamanan untuk menembak di tempat bagi pendemo. Demo ini juga membuat saluran berita televisi di Bangladesh berhenti, setelah ribuan pendemo menyerang kantor pusat stasiun televisi negara BTV.
Mereka menghancurkan perabotan, memecahkan jendela, dan membakar sebagian gedung. Aksi demo yang mematikan ini terdengar hingga PBB. Volker Turk sebagai Kepala hak asasi manusia PBB, mendesak akuntabilitas dan dialog atas kejadian tersebut. Korban tewas sudah berada di angka 75 orang.
Para generasi muda dari negara bagian benua Asia Selatan yang menginginkan pekerjaan dengan penghasilan stabil ini terus menuntut perubahan. Salah satu tokoh yang menjadi fokus unjuk rasa mahasiswa adalah Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Ia adalah seorang perempuan yang berupaya mengeluarkan Bangladesh dari kemiskinan. Diduga Sheikh Hasina sudah melewati banyak upaya pembunuhan terhadap dirinya. Demonstrasi reformasi kuota ini belum mereda hingga kini. Hal ini semakin parah menyerupai yang terjadi pada negara Indonesia di tahun 1998. (21 Juli 2024)
Angka pengangguran yang menimpa generasi muda kerap terjadi di negara yang menganut sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ekonomi yang mengagungkan prinsip dengan modal sekecil-kecilnya meraup keuntungan sebesar-besarnya, jelas tidak akan menyerap banyak tenaga kerja generasi muda.
Aksi protes besar-besaran ini bertujuan agar terjadi perubahan kebijakan. Namun, tetap saja oligarki tidak akan berpihak kepada rakyat sipil. Maka, generasi muda muslim yang ada di Bangladesh akan lebih baik jika arah perubahan yang diharapkan menuju Islam yang sempurna dan menyeluruh.
Hal tersebut dibuktikan dengan keputusan pengadilan tinggi Bangladesh yang memberlakukan kembali sistem kuota pegawai negeri yang bergaji tinggi, bagi kelompok tertentu. Inilah bukti nyata, sistem kapitalisme harus hengkang dari permulaan bumi ini.
Generasi muda seharusnya bisa mengarahkan perubahan pada Islam kafah. Islam yang tidak hanya berfokus pada ibadah semata, tetapi juga merambah pada sistem pemerintahan. Bukan perubahan parsial yang hanya merujuk akan kebijakan semata. Sistem sekuler demokrasi yang nyata kerusakannya ini harus segera diubah menjadi sistem Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah.
Perubahan yang benar, bukan saja perubahan terhadap individu dan atau orang yang memimpin, tetapi sistem yang tertanam di dalamnya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Baginda Rasulullah saw., beliau menancapkan fondasi pemikiran dasar perubahan tersebut kepada setiap pemuda muslim.
Langkah perubahan pada Islam wajib mengikuti contoh Nabi Muhammad saw., yakni perubahan pemikiran tanpa kekerasan (fikriyyah la’unfiyah). Ada tiga tahapan (marhalah) perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dalam perubahan hakiki masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam.
Pertama, tahap pembinaan (marhalah tatsqif), yaitu langkah mengukuhkan dan menancapkan pemikiran Islam kepada para pemuda. Rasulullah saw. membina para sahabat selama 13 tahun lamanya di Makkah. Ini merupakan modal terbesar untuk tahap selanjutnya.
Kedua, tahap interaksi dengan masyarakat (marhalah tafa’ul ma’al ummah), yaitu penyampaian pemikiran atau ide perubahan kepada masyarakat luas dengan terang-terangan menggunakan perang pemikiran (shira’al fikri) dan perjuangan politik (kifah as-siyasiy).
Setiap pemikiran dan ide rusak, kebijakan politik yang mencekik rakyat, harus dikupas tuntas kelemahan, kekeliruan, dan hasil yang buruk terhadap kehidupan masyarakat. Contoh yang dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah mengecam tegas dan jelas terhadap ragam keyakinan dan kebiasaan buruk kaum jahiliah, yakni salah satunya perilaku Abu Lahab.
Apabila dikaitkan dengan kejadian di Bangladesh, artinya kebijakan kuota pegawai negeri yang menyengsarakan generasi muda harus dikritik secara gamblang. Kemudian ditawarkanlah, sistem perekonomian Islam yang padat karya, tidak membiarkan pemudanya mati pengangguran.
Ketiga, tahap transformasi kepemimpinan (marhalah istilamul hukmi). Hal ini merujuk pada hijrah Rasulullah saw. ke Madinah. Saat itu, masyarakat dan tokoh-tokoh Madinah sudah siap memberikan kekuasaan mereka kepada Rasulullah saw. Peresmian perubahan kepemimpinan itu ditandai dengan Baiat Aqabah II.
Inilah fondasi dan pilar mendirikan negara yang menganut sistem pemerintahan Islam. Seperti itulah langkah perubahan hakiki. Para pemuda seharusnya bergabung dengan kelompok dakwah Islam ideologis.
Sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imran (3): 104)
Itulah cara yang benar dalam memperjuangkan perubahan. Bukan menuntut perubahan kebijakan yang bisa seenaknya dibatalkan. Arus perubahan menuju masyarakat Islam ini akan memberikan kebaikan pada masyarakat dan seluruh alam semesta. Dengan begitu, sistem yang merusak seperti kapitalisme wajib mengakhiri riwayatnya di dunia ini. Wallahu a’lam bisshowab.[]
Comment