Penulis: Isnaini, S.I.Kom | Aktivis Muslimah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Begitu tragis nasib Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ia meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada 8 Juli lalu.
Kepala Kepolisian Sektor Cawas Ajun Komisaris Polisi Umar Mustofa menuturkan, saat itu pada 8 Juli mereka sedang rapat persiapan untuk lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa. Saat itu pula temannya yang mengetahui korban hari itu sedang berulang tahun dan ingin merayakannya.
Selesai makan siang dan salat zuhur, korban ditaburi tepung kemudian diceburkan teman-temannya ke kolam sekolah, setelah diceburkan ke dalam kolam, korban berusaha naik ke atas. Namun naas, korban menginjak kabel listrik yang terpasang di kolam sekolah dan tersengat arus listrik (Tempo.co).
Akibat peristiwa naas tersebut, ayah dan ibu FN memang sempat syok namun akhirnya mereka menganggap kejadian tersebut sebagai musibah.
Tragisnya kematian FN membuat Sri Mulyani, Bupati Klaten angkat bicara. Ia sempat menghimbau agar peristiwa itu menjadi yang pertama dan terakhir. Ia juga menjelaskan peristiwa itu harus menjadi evaluasi bagi berbagai pihak mulai dari bersama-sama menjaga keamanan sarana dan prasarana sekolah.
IRONI TREN KEJUTAN ULTAH
Peristiwa naas tewas nya FN ketua OSIS SMAN 1 Cawas adalah sebuah bukti perbuatan yang merugikan orang lain, apalagi sampai berujung menghilangkan nyawa jelas merupakan tindakan yang tidak di boleh dinormalisasikan. Namun ironisnya, tren kejutan ultah ini sudah membudaya di tengah masyarakat. Ada saja hal hal iseng yang dijadikan sebagai bentuk perayaan kepada temannya yang sedang ulang tahun bahkan sampai di luar batas kewajaran.
Berangkat dari kasus FN, masyarakat harus sadar bahwa perayaan ultah yang salah kaprah ini, hanyalah bentuk momentum mencari kesenangan dan kebahagiaan sia sia. Bagaimana tidak, tak sedikit perayaan yang berakibat fatal sampai berujung petaka.
Selain FN, kita bisa melihat kisah Sandy (28th), hari ulang tahun nya menjadi hari kematian bagi Sandi. Kejutan ulang tahun Sandy diawali dengan penggiringan oleh teman-temannya, Sandy digiring menuju lapangan basket Bumi Serpong Damai, kota Tangerang. Ia pun diikat di salah satu tiang lampu lapangan. Tak hanya itu, Sandy kemudian diguyur dengan air. Tiang lampu yang mengandung aliran listrik sontak membuat tubuh Sandy kejang kejang. Sandy langsung dikirim ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.
TREN KEJUTAN ULTAH BUKAN BUDAYA ISLAM
Perayaan ulang tahun sebenarnya bukan budaya Islam. Namun hal tersebut sudah menjadi tren di tengah masyarakat. Sistem sekuler seperti saat ini, membuat generasi muda mudah sekali terbawa arus pergaulan liberal. Perilaku remaja yang kerapkali spontan dan di luar kendali, membuat mereka melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Mereka bahkan tidak bisa membedakan mana perbuatan yang benar dan salah, begitu juga yang halal dan haram.
Padahal perbuatan yang dilakukan para remaja ini bisa dikategorikan sebagai perundungan. Ditambah kurangnya pengetahuan tentang agama yang dimiliki generasi saat ini membuat mereka jauh dari Sang Maha Pencipta. Mereka bahkan lupa bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggung-jawaban di hadapanNya.
Di sisi lain, pendidikan agama sangat minim sekali, tak ayal akhlak dan moral pun makin tergerus. Generasi remaja hanya disiapkan untuk menjadi generasi yang pintar dan cakap dalam teknologi tetapi kurang dalam perilaku, akhlak budi pekerti.
Negara yang seharusnya ikut bertanggung jawab atas moral dan perilaku generasi, justru sibuk dengan kursi jabatannya sendiri. Hal ini berakibat pada output pendidikan, yang tidak menghasilkan generasi yang berkepribadian.
Sungguh jauh berbeda dengan Islam, yang terbukti 13 abad lamanya memimpin dunia. Islam telah banyak melahirkan para generasi berkepribadian dan berakhlak mulia. Generasi Islam disiapkan sebagai cikal bakal peradaban dunia yang akan memajukan Islam dan negara.
Islam menjadikan individu serta generasi untuk senantiasa taat dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini sebagai bentuk kesadaran manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah dan setiap perbuatan yang dilakukan akan dimintai pertanggung-jawaban di hadapan-Nya. Negara memajukan generasi untuk menuntut ilmu agar perbuatannya terkait dengan hukum Allah dan senantiasa beramal sholih.
Dengan demikian, Islam mampu mengikis perilaku kebodohan dan mampu menghasilkan generasi emas berkepribadian Islam. Wallahu a’lam bisshawab.[]
Comment