Penulis: Fani Ratu Rahmani | Aktivis Dakwah dan Pendidik
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Apakah dalam Islam ada pendidikan vokasi ? Sebuah pertanyaan yang menarik untuk diulas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” [TQS Al Ma’idah : 3].
Islam merupakan sistem hidup sempurna yang tidak hanya mengatur soal ibadah ritual antara diri kita dengan Allah, tetapi juga memiliki panduan aspek lainnya, termasuk pendidikan.
Islam memiliki sistem pendidikan vokasi yang sangat bisa diacungi jempol. Paradigma pendidikan disusun mengikuti asas Islam yakni Aqidah, bahwa pendidikan apa pun (termasuk vokasi) ditujukan bagi kemaslahatan manusia umumnya. Pendidikan diselenggarakan demi memudahkan urusan dan membangun peradaban manusia menjadi lebih baik, bukan untuk kepentingan sekelompok orang (korporasi). Lantas, apa perbedaannya dengan vokasi di masa kini? Sungguh, jauh panggang dari api.
Banyak kalangan termasuk para tokoh pendidikan mengatakan metode pendidikan harus selaras dengan daerah atau kota sebagai mitra agar tidak terjadi ketimpangan Sumber Daya Manusia (SDM). Ada link and macth antara dunia pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja dengan memperbanyak sekolah di bidang vokasi atau kejuruan agar bisa melahirkan SDM siap kerja.
Bila kita lihat di sini, ada perbedaan mendasar dari segi tujuan. Bahwa di masa kini, pendidikan itu ada untuk mencetak SDM yang baik agar siap untuk bekerja. Sehingga, kita dapati vokasi pun diorientasikan ke sana. Sama sekali berbeda dengan Islam yang memiliki tujuan pendidikan untuk membentuk kepribadian islam pada generasi, membentuk generasi menguasai tsaqofah Islam, serta berdaya dari segi keilmuan dan teknologi.
Pendidikan vokasi saat ini terkoneksi dengan kebutuhan-kebutuhan industri. Pendidikan didesain agar menyesuaikan kebutuhan pasar mengingat rencana pembangunan IKN hingga 2045. Vokasi di masa kini hanya mencetak buruh industri yang siap untuk menjadi “bumper” para kapitalis dan materialistic oriented.
Dalam sistem pendidikan vokasi islam, peserta didik tidak hanya diberi skill, namun juga dibekali karakter sebagai pemimpin. Memimpin negeri ini dengan mengelola sumber daya alam secara mandiri. Dengan visi pendidikan seperti ini, maka terbentuklah karakter lulusan Pendidikan sebagai pelopor peradaban. Bukan untuk menjadi buruh dengan upah yang ditentukan para kapitalis.
Selain itu, kurikulum pendidikan vokasi dalam Islam disusun untuk membekali peserta didik dengan keterampilan dan teknologi yang dibutuhkan masyarakat. Perkembangan teknologi adalah keniscayaan sehingga harus disikapi sebagai sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, bukan sekadar kemajuan yang bernilai materi.
Oleh sebab itu, kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan manusia bukan keinginan dan kehendak pihak korporasi yang selama ini menciptakan pasar untuk mendukung produk – produknya.
Namun semua itu tentu sangat sulit dicapai jika kita masih berpegang teguh pada sistem kapitalisme. Karena sifat dasar kapitalis adalah memihak para pemilik modal, bukan kemajuan generasi atau bangsa. Apalagi untuk berdaya dengan agama. Jelas bertentangan dengan hasrat kapitalisme yang menginginkan pemisahan agama dari kehidupan.
Ketahuilah bahwa dengan nilai nilai islam yang diterapkan secara sempurna, sistem pendidikan vokasi bisa diterapkan dengan hasil lebih maksimal. Implementasi sistem ekonomi islam tentu sangat diharapkan mengingat besarnya anggaran yang dibutuhkan.
Tak terkecuali sistem politik islam yang selalu memikirkan posisi negara di percaturan internasional, tentu tidak akan membiarkan generasi menjadi kacung di negeri sendiri apalagi kacung bagi asing. Wallahu a’lam bish showab.[]
Comment