Baby Blues Butuh Penanganan Serius

Opini261 Views

 

 

Oleh: Angesti Widadi, Ibu Rumah Tangga

______

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Publik diguncangkan oleh berita yang membuat hati tersayat yaitu maraknya kasus bunuh diri dari usia dini hingga dewasa. Dimulai dari siswa SD depresi dan memutuskan untuk bunuh diri hingga ibu menyusui yang mengalami depresi post partum atau pasca persalinan.

Ketua komunitas Wanita Indonesia Keren dan psikolog Dra Maria Ekowati seperti ditulis detikhealth (26/5/2023) mengatakan bahwa dalam penelitian nasional 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala minimal dan gejala sedang baby blues. Ini tertinggi ketiga di Asia.

Ibu yang melahirkan memiliki hormon yang berbeda dari biasanya, dan hormon tersebut bisa menganggu emosional sang ibu. Perubahan mental dan fisik juga mendukung adanya baby blues setelah melahirkan. Selain itu, beberapa kasus KDRT, perselingkuhan yang dialami oleh ibu setelah melahirkan membuat kurva baby blues ini kian meningkat tajam. Tidak adanya support system’ dari suami dan keluarga juga mendukung ibu di Indonesia mengalami syndrome tersebut.

Perlu diketahui, baby blues syndrome bisa terjadi karena saat ini kita sedang hidup di era kapitalisme sekuler dan liberal yang berlandaskan hidup “semerawut” dan tak terarah.

Pergaulan bebas di semua kalangan tanpa batas umur yang memicu perselingkuhan di tengah rumah tangga. Tidak adanya pembinaan agama antar suami istri yang menyebabkan adanya tindak kriminal KDRT. Kondisi mental ibu pasca melahirkan yang kurang mendapat perhatian dari lingkungan sekitarnya sehingga mengalami depresi. Faktor baby blues yang telah disebutkan di atas terjadi ketika kita memakai sistem buatan manusia yang bisa menimbulkan kekacauan.

Sebagai umat muslim, kita wajib mengikuti apa yang telah Rasulullah contohkan. Betapa beliau sangat memuliakan sang ibu. Abu Hurairah RA mengutip sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa semua manusia dari kalangan apapun harus memuliakan sang ibu karena ibu telah melewati 3 fase kesulitan yaitu mengandung, melahirkan, dan menyusui. Artinya, negara dan masyarakat sekitar harus memberikan perhatian penuh kepada ibu agar baby blues tidak terjadi.

Selain itu, Rasulullah juga memberikan contoh adanya batas pergaulan antar pria dan wanita agar tidak terjadi perselingkuhan. Hubungan antar pria dan wanita hanya sebatas partner bekerja ( muamalah) dan partner dalam menuntut ilmu. Di luar hal itu, antar pria dan wanita wajib menjaga pandangan agar tidak menimbulkan fitnah sehingga perselingkuhan tidak akan terjadi.

Islam sebagai agama komprehensif juga memiliki aturan kepada suami untuk berbuat baik terhadap istri. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya.” (HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata,” Hadits hasan shahih.

Dengan aturan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, dan menjadikan Islam sebagai jalan hidup, baby blues tidak akan terjadi atas ijin Allah.[]

Comment