Generasi yang Melebihi Malin Kundang

Opini209 Views

 

 

Penulis: Agus Susanti | Aktivis Dakwah dan Pegiat Literasi Serdang Bedagai

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Bawa Tenda ke Somalia, serdadu sembunyi di dalam gua. Apa tanda anak yang mulia? Selalu berbakti pada orang tua.

Sebagai seorang anak sudah seharusnya kita berbakti kepada kedua orang tua, sebab tanpa mereka kita bukanlah apa-apa. Selama sembilan bulan ibu mengandung, kemudian melahirkan dan menyusui.

Meskipun terkesan ibu adalah sosok yang paling banyak berjasa pada anak, namun sejatinya peran ayah tidak kalah besar dalam proses pengasuhan anak-anaknya.

Sebagai seorang ayah, ia berkewajiban memenuhi segala keperluan bagi istri yang tengah mengandung hingga menyusui dan merawat hingga dewasa. Bukan hanya memberi materi dan makan saja, namun ayah juga bertanggung jawab memberikan perhatian, kasih sayang serta memastikan yang terbaik bagi anak dan istrinya.

Seorang ayah bahkan rela bekerja keras, siang dan malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sering kali ayah tidak mementingkan kondisi fisiknya, ia akan bahagia bila melihat anaknya tumbuh dengan sehat tanpa kekurangan. Bahkan senyum dan keceriaan buah hatinya sajalah sebagai penawar dari rasa lelahnya bekerja seharian di luar rumah.

Maka sudah seharusnya ketika seorang anak sudah dewasa, mereka membalas dengan bakti dan hormat serta merawatnya ketika sudah lanjut usia.

Sekularisme liberal telah banyak meracuni pikiran generasi saat ini. Lihatlah contoh kasus bagaimana sadisnya perlakuan anak kepada ayah kandungnya sendiri, hingga sampai hati menghabisi nyawa.

Viral penemuan seorang pedagang yang tewas di sebuah toko perabot kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Dan setelah ditelusuri pelakunya adalah dua putri kandungnya sendiri yang berusia 16 dan 17 Tahun. Sedang motifnya karena sakit hati, dimarahi akibat ketahuan mencuri uang di toko ayahnya seperri ditulis Liputan6.com Ahad (23/6/24).

Tindakan mereka ini jelas menunjukkan bahwa tata pergaulan dalam sistem saat ini justru memberikan efek yang buruk bagi para generasi. Sekularisme Kapitalisme telah memalingkan manusia dari tujuan hidupnya sebagai hamba Allah serta kewajibannya untuk birrul walidain yakni berbakti pada orang tua.

Liberalisme semakin membawa remaja bertindak serba bebas tanpa aturuan hingga bertabrakan dengan moral. Kebebasan tanpa batas yang menjauhkan fitrahnya sebagai anak yang harusnya berbakti dan hormat pada orang tua.

Perbuatan mencuri sendiri adalah sebuah tindak kriminal yang seharusnya tidak dilakukan, namun hal ini mengapa masih banyak sekali terjadi di kalangan masyarakat. Meskipun mencuri milik keluarga atau kerabat sendiri, mencuri tetaplah perbuatan yang salah. Tidak lain ini karena anak-anak zaman sekarang terlalu jauh dari ajaran dan norma agama yang benar.

Kehidupan yang semakin modern yang banyak membutakan cara pandang manusia. Demi memuaskan hawa nafsu, segala yang menghalangi akan dimusnahkan.

Generasi yang hidup dalam sistem sekuler telah kehilangan rasa iman dan takwanya pada Allah, sistem ini tidak berhasil membentuk kepribadian anak yang mampu mengontrol emosi, sangat mudah terpancing emosi hingga lupa diri tak sadar akan jati diri sebagai anak hingga tega menghabisi nyawa salah satu orangtuanya.

Alhasil sejarah Malin Kundang yang dahulu sering dijadikan sebagai pelajaran, kini justru lahir generasi melebihi durhakanya si Malin Kundang yang tak sampai menghabisi nyawa ibunya.

Maka hanya Islam yang terbukti berhasil melahirkan generasi yang beriman, serta berbakti pada orang tua. Sebab dalam Islam penanaman akidah adalah pilar utama yang harus diajarkan pada anak, dengan memahami ajaran Islam maka manusia akan mampu menjalani kehidupan sesuai dengan fitrahnya dan tidak akan berani melakukan tindakan yang bertentangan dengan aturan Tuhannya.

Jangankan membunuh, menyakiti hati orang tua saja Islam melarangnya. Allah berfirman yang artinya:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil“. (TQS. Al-Isra 23-24).

Selain itu Islam juga punya sanksi yang tegas bagi pelaku kejahatan yang akan membuat efek jera. Dalam Islam pemberian sanksi bisa sekaligus manjadi pencegah (zawajir) dan jawabir (penebus).

Sehingga dengan diterapkannya hukuman akan mencegah adanya orang yang melakukan hal serupa. Kemudian orang yang sudah menerima sanki akan terlepas dari dosa akan kejahatannya tersebut. Wallahu a’lam biashawab.[]

Comment