Padahal Pribumi sebagai ‘tuan rumah’ tidak memilih berdasarkan ras dan kesukuan. Selain menjurus ke politik identitas, alasan warga Tionghoa memilih Ahok karena kesamaan ras akan mengakibatkan disharmoni antara warga Tionghoa dan Pribumi. Selain faktor kesamaan ras, warga Tionghoa turunan juga terinfiltrasi isu bila Ahok kalah akan berlaku syariat Islam.
Terkait dua hal itu GEPRINDO ingin mengajak warga Tionghoa untuk BerIndonesia. Perlu warga Tionghoa ketahui bahwa Ahok bukan berjuang untuk warga Tionghoa namun untuk para cukong dan pengembang. Para cukong dan pengembang yang ingin disharmoni antara Pribumi dan warga turunan terganggu.
Rencana besar para cukong dan pengembang untuk mengimpor warga tionghoa daratan ke Indonesia itulah yang sebenarnya. Kehadiran mereka bukan hanya akan mengancam Pribumi akan tetapi akan berdampak pula bagi warga Tionghoa yang telah lama mendiami nusantara terutama Jakarta. Selain konflik horizontal karena sentimen ras, kehadiran mereka pun akan tetap memberi ancaman bagi warga Tionghoa secara ekonomi.
Kita semua tahu bahwa masih banyak warga Tionghoa hidup dibawah garis kemiskinan. Masih ada warga Tionghoa yang berjualan es lilin keliling, cendol, bahkan menjadi pengemis. Kehadiran warga china daratan hanya akan menambah persoalan, karenanya warga Tionghoa harus berani menentang Ahok yang akan melakukan impor warga china daratan melalui cukong dan pengembang.
Warga Tionghoa jangan sampai terinfiltrasi propaganda Ahok yang berjuang untuk cukong, Ahok sangat ngotot reklamasi harga mati karena ingin rencana besar para cukong dan pengembang berjalan. GEPRINDO mengajak warga Tionghoa berada dalam satu rumah besar, Rumah Pribumi. Terkait propaganda akan berlakunya syariat Islam bila Ahok kalah, GEPRINDO tegaskan itu kebohongan besar yang bertujuan memecah belah Umat beragama di Jakarta khususnya.
Warga Tionghoa harus paham bahwa dasar negara kita adalah Pancasila, dan Jakarta merupakan contoh kemajemukan yang harmoni. Kemajemukan yang ada selama ini berjalan karena kita mampu memainkan ‘irama’ Bhinneka Tunggal Ika secara benar. Kita tak ingin harmoni yang sudah ada akan terkotak-kotak oleh propaganda berlakunya syariat Islam.
Mari warga Tionghoa bersama-sama Pribumi membangun Kota Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya. Sekali lagi GEPRINDO tegaskan bahwa Ahok berjuang untuk para cukong bukan untuk warga Tionghoa turunan apalagi Pribumi, dan isu pemberlakuan syariat Islam bila Ahok kalah adalah kebohongan yang diulang-ulang.[Don]
Comment