Hardita Amalia, S.Pd.I., M.Pd.I*: Islam Dan Jaminan Keamanan Bagi Perempuan

Opini486 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Maraknya kasus kekerasan pada perempuan yang tiap tahunnya semakin bertambah hingga mencapai titik klimaksnya menjadi gambaran potret buram negara gagal melindungi harkat martabat perempuan.

Penulis mengutip data Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dengan peluncuran Catatan Tahunan (CATAHU) setiap tahunnya.

Bahwa Tercatat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan.Dalam kurun waktu 12 tahun, kekerasan terhadap perempuan meningkat sebanyak 792% (hampir 800%) artinya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia selama 12 tahun meningkat hampir 8 kali lipat.

Diagram di atas masih merupakan fenomena gunung es, yang dapat diartikan bahwa dalam situasi yang sebenarnya, kondisi perempuan Indonesia jauh mengalami kehidupan yang tidak aman.(komnasperempuan.go.id 6/3/2020 )

Peran negara yang esensinya sebagai pelindung bagi masyarakatnya nyatanya gagal menjalankan fungsinya.

Tak hanya itu banyak perempuan yang meninggalkan tugas utamanya sebagai umm warabatul bayt,  sebagai manajer utama rumah yakni mendidik generasi dan sebagai istri pelayan suami dengan banyaknya perempuan yang harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian berat.

Tak jarang kaum perempuan ini pun harus nekat pergi keluar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) karena tergiur gaji yang tinggi.

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri mencapai 276.553 orang pada tahun 2019.

Dari total pekerja migran asal Indonesia itu, sebanyak 69,15 persen merupakan tenaga kerja perempuan. Malaysia masih jadi negara penerima TKI terbesar dengan jumlah 79.662 orang.

Di belakang Negeri Jiran, ada Taiwan yang menampung TKI sebanyak 79.574 orang atau hampir menyamai Malaysia. Seperti diketahui, banyak TKI yang dipekerjakan di Taiwan sebagai asisten rumah atau pengasuh manula.

Sebagai perempuan nurani meninggalkan anak di tanah air begitu berat namun tuntutan hidup yang kian sulit menjadi pilihan bagi para ibu untuk ikut membanting tulang demi kesejahteraan anak dan keluarga.

Namun impactnya disfungsi nilai pengasuhan utama pada anak hingga problem turunan pun terjadi yakni banyaknya anak yang mengalami degradasi moral karena tidak adanya nilai pengasuhan utama yang dilakukan oleh kaum ibu.

Sebuah dilema dan problematika yang berat bagi para ibu saat ini.Hilangnya perlindungan utama oleh Negara. Di susulnya problematika ekonomi, yang juga membelit kaum ibu.

Bahkan lebih nekat lagi banyaknya kaum perempuan yang menjajakan diri sebagai pekerja seks komersial di tengah tuntutan hidup yang kian tinggi.

Namun begitulah nasib perempuan saat ini, yang tak terjaga haknya hingga kaum perempuan lemah dalam sisi spiritual juga tak mampu melaksanakan kewajiban utamanya sebagai umm warabatul bayt dan madrasatul ula, pendidik utama generasi.

Bila kita melihat bagaimana Islam memberikan jaminan pada aman pada perempuan baik secara lahir maupun batin. Maka sudah seyogyanya kita menjadikan Islam sebagai solusi komprehensif menyelesaikan persoalan perempuan yang begitu klimak saat ini.

Menurut penulis Islam secara paripurna sukses memberikan jaminan aman pada kaum perempuan.

Islam juga tidak membiarkan wanita menjadi tulang punggung keluarga. Tugas utamanya adalah sebagai ibu yang melahirkan anaknya dan mendidik anaknya menjadi generasi cemerlang ,peran ini sangat mulia dan strategis .Islam memahami bahwa sudah fitrahnya wanita ingin slalu mendampingi tumbuh kembang anaknya, untuk menyempurnakan peran keibuannya.

Islam memberikan perlindungan dan jaminan ,wanita berhak mendapatkan nafkah yang layak jika semua wanitanya tidak mampu menafkahi maka negara wajib menafkahi mereka .Dengan mekanisme ini tidak ada lagi wanita yang bekerja meninggalkan anaknya karena terpaksa serhingga terjerumus kedalam eksploitasi dan traficking (perbudakan).

Memang, hanya Islam yang menjadikan kaum wanita mulia dan terhormat.[]

*Dosen, Penulis Buku Anak Muda Keren Akhir Zaman Qibla Gramedia, Peneliti dan Anggota Adpiks,  Pemerhati Pendidikan,Konsultan Parenting, Founder Sekolah Ibu Pembelajar, Founder Sunrise Fun Learning Pre School, Founder Madani Fun Learning Quran 

Comment