Penulis : Nanih Nurjanah |
Komunitas Muslimah Coblong
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Kabinet Israel masih belum sepakati perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani di Doha.
Israel, tambah Hasbi, ingin menciptakan pemerintahan sipil di Gaza yang tidak Islami – sejalan dengan kepentingan Israel. Masalahnya, Israel mengajak Fatah untuk memerintah di Gaza padahal Fatah sudah sepakat dengan Hamas untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional tersendiri.
“Apalagi kondisi di dalam Israel kan terbelah. Ada yang ingin gencatan senjata, tapi banyak pula – terutama pendukung Netanyahu ingin perang tetap dilanjutkan karena mereka belum betul-betul yakin Hamas tidak akan mengancam mereka,” ujarnya.
Menurut Hasbi, ada sejumlah faktor yang bisa membuat gencatan senjata di Gaza permanen, antara lain jika ada tekanan yang kuat dari Amerika dan tentunya, tekanan dari dalam negeri.
Indonesia Apresiasi Gencatan Senjata Hamas-Israel.
Pengamat Pesimis, Tapi Gencatan Senjata Setidaknya Jadi Jeda Konflik.
Diwawancarai secara terpisah pengamat hubungan internasional di Universitas Diponegoro Mohamad Rosyidin mengatakan, kesepakatan gencatan antara Hamas dan Israel ini patut disambut baik untuk menghentikan kekerasan dan mengembalikan stabilitas di kawasan Timur Tengah meskipun sebagaimana Hasbi Aswar, ia pesimis.
“Saya pesismis dengan itu karena konflik di Gaza ini sebetulnya yang sulit untuk kompromi adalah Israel. Israel yang tidak mau menerima solusi dua negara, yang menjadi solusi ideal untuk menyudahi konflik di kawasan. Faktor Israel ini menjadi ganjalan terbesar untuk mewujudkan perdamaian abadi di kawasan itu,” tegasnya.
Gencatan senjata ini, tambahnya, akan menjadi semacam jeda konflik di tengah potensi meletusnya perang kembali.
Selain Gencatan Senjata, MUI Desak Komunitas Internasional Terus Dorong Proses Hukum.
Sebagai bagian dan tindak lanjut gencatan senjata ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyerukan agar proses hukum dan politik yang sudah dimulai, antara lain lewat ICJ (Mahkamah Internasional) bisa dilanjutkan tanpa dihalangi oleh veto Amerika.
Demikian pula soal kemerdekaan penuh Palestina yang sedianya dapat terwujud tanpa halangan di Dewan Keamanan PBB.
Israel & Hamas Sepakat Gencatan Senjata di Gaza, Berlaku Mulai 19 Januari.
MUI menyerukan kepada komunitas internasional untuk terus meningkatkan dukungan kemanusiaan melalui lembaga kemanusiaan yang sah dan kredibel.
Kesepakatan antara Hamas dan Israel ini mencakup pembebasan sebagian sandera yang ditahan Hamas sejak 7 Oktober lalu, dan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Dalam konferensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Andulrahman Al Thani mengatakan, gencatan senjata akan berlaku mulai hari Minggu, dan pihaknya bersama Mesir dan Amerika akan memonitor langkah-langkah untuk mengimplementasikan kesepakatan itu.
Sementara Presiden Amerika Joe Biden, saat menyampaika pengumuman tercapainya kesepakatan gencatan senjata ini, berharap selain menghentikan pertempuran, serta pembebasan sandera dan tawanan; akan membuka jalan bagi masuknya bantuan kemanusiaan internasional bagi warga Palestina yang sangat membutuhkan.
Sebetulnya Gencatan Senjata Bukan Solusi Hakiki untuk Palestina.
Gencatan senjata bukan karena tekananTrump kepada Netanyahu namun karena Zionis tidak sanggup mematahkan perlawanan rakyat Gaza. Keteguhan rakyat Gaza, meski menderita kelaparan, di bunuh, banyak pemimpin pejuang syahid – mereka tetap teguh dan tetap mempertahankan tanahnya, telah menggentarkan Zionis.
Gencatan senjata tak akan mengubah apapun. Apa yang dilakukan oleh zionis beberapa jam pasca gencatan senjata dengan membunuh rakyat Palestina menunjukkan bahwa solusi hakiki hanyalah kembali ke sistem Islam dengan Jihad.
Umat harus meyakini bahwa kemenangan adalah milik umat Islam dan pujian hanya milik Allah. Kemenangan akan datang atas pertolongan Allah. Oleh karena itu jalan perjuangan wajib sesuai tuntunan Allah, tidak menyerahkan urusan pada musuh-musuh Allah.
Umat islam harus terus berjuang untuk mewujudkan kemenangan dengan penerapan syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Berbagai persoaalan yang datang sejatinya karena penerapan sistem kapitalisme yang rusak.
Oleh karena itu, masyarakat harus disadarkan akan realita hari ini dan akar masalahnya. Perlu dibangun pemahaman tentang hakekat kehidupan sehingga dapat memahami realita kehidupan dengan tepat dan menyadari potensi dirinya. Kesadaran tentang kewajiban menerapkan aturan Allah secara kaffah. Harus disadarkan akan kemuliaan orang-orang yang berjuang menerapkan kewajiban tersebut sehingga terdorong menjadi bagian barisan pejuang islam karena
perubahan yang hakiki sesuai tuntunan Nabi.
Ayo kobarkan semangat mengambil peluang menjadi pejuang kemuliaan Islam. Wallahu a’ lam bisshawab.[]
Comment