Oleh: Reka Nurul Purnama, Aktivis Dakwah
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dikutip dari Muslimah News, konflik Palestina masih terus berlanjut. Pekan ini, untuk kedua kalinya Israel melakukan serangan udara di Jalur Gaza. Bahkan, serangan keduanya pada Kamis (21/4/2022) dibarengi dengan tindak kekerasan lagi terhadap kaum muslim yang sedang beribadah di Masjidil Aqsa. Berdasarkan laporan dari tim Global Humanity Network (GHN) ACT, hingga kini banyak dari para jemaah yang mendapatkan perlakuan tidak pantas. Para perempuan dan pemuda di Masjid Al- Aqsa menjadi korban intimidasi dan kekerasan.
Diberitakan Al Jazeera (21/4/2022), serangan pertama terjadi setelah sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza di tengah meningkatnya ketegangan atas Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Namun, tidak ada faksi Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran roket tersebut.
Tidak hanya itu, Al Jazeera, (23/4/2022) melaporkan bahwa Israel juga menutup satu-satunya penyeberangan bagi pekerja Palestina yang datang dari Jalur Gaza. Langkah ini dikecam karena dinilai sebagai “hukuman kolektif” untuk dua juta penduduk Palestina di wilayah miskin yang telah hidup di bawah blokade Israel-Mesir selama hampir 15 tahun.
Konflik puluhan tahun yang terus berkepanjangan, selalu berulang di bulan suci Ramadan yang mulia. Di tengah ingin khusu beribadah menjadi seorang hamba. Tidak pernah ada rasa aman di tengah kaum muslim Palestina. Meskipun, mereka tidak pernah mengeluh dengan tugas suci mereka yakni mempertahankan tanah kaum muslim yang terdapat di dalamnya masjid Al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam.
Serangan Israel laknatullah yang penuh arogan dan kesombongan, semakin menjadi ketika para penguasa kaum muslim diam, khususnya penguasa di sekitar Palestina yang terjajah, umumnya penguasa kaum muslim seluruh dunia. Bungkamnya mereka terhadap arogansi tentara Israel semakin memuluskan serangan-serangan Israel baik via udara atau darat.
Kelemahan kaum muslim semakin nampak jelas di mata dunia, tidak memiliki kekuatan dan sangat mudah di intimidasi. Kaum muslim dirundung masalah, musibah yang muncul karena kekuatan kaum muslim telah hilang tepat 101 tahun yang lalu, ketika kekuatan kaum muslim lenyap berbarengan dengan lenyapnya kekuasaan saat itu yakni khilafah.
Sejak saat itu kehormatan dan darah kaum muslim menjadi tidak bernilai, mudah lenyap dan murah, karena tidak ada lagi institusi dan pemimpin yang membela kaum muslim sebagaimana saat tegaknya khilafah dulu.
Ketertindasan yang dialami saudara/i Palestina ataupun negeri-negeri muslim di belahan bumi lain harus segera dituntaskan dengan mengembalikan kejayaan Islam yakni pemerintahan Islam dunia yang kelak memberi keamanan dan keadilan bagi kaum muslim khususnya, dan seluruh dunia umumnya.Wallahu a’lam bishshawab.[]
Comment