Jokowi Menanggung Malu Atas Kekalahan Ahok Di Pilkada DKI

Berita462 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Arief Poyuono memberikan komentarnya seputar kekalahan Ahok yang sagat telak di Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua beberapa waktu lalu.

“Kekalahan tersebut nampaknya membuat hilang marwah dan wibawa Presiden Jokowi,” ungkapnya berdasarkan pernyataan resmi singkatnya, Rabu (3/5).

Waketum Gerindra memperoleh informasi bahwasanya pihak ‘Ring 1’, ikhwalnya esok pada Kamis (4/5) di jalan Veteran Jakarta Pusat bakal menggelar acara silaturahmi sejumlah kalangan intelektual kampus Negeri ternama dan swasta berlatar nuansa Islam seperti UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Kalijaga beserta Ormas GP Ansor, dan Lembaga Survei Indonesa Burhanuddin Mustadi untuk menggelar FGD (Focus Group Discussion), dalam upaya merumusan upaya penanganan politisasi agama dalam politik, akibat rentetan peristiwa mobilisasi massa besar besaran dalam beberapa babak aksi bela Islam dan pengarus-utamaan narasi kepemimpinan politik Muslim.

“Saya merasa ‘aneh bin ajaib’ akan rangkaian acara itu,” tukasnya mengkritisi, terlebih ditambahi aroma nuansa ‘keberagaman dan persatuan’ ke-Indonesiaan.

Soalnya, kemukanya lebih lanjut selama ini apa jadinya kepemimpinan Presiden Jokowi dikelilingi orang-orang sekelas Teten Masduki dan Jaleswari mengapa baru kini mulai mencari rumus dari kalangan tersebut dalam menghadapi arus politisasi agama yang sudah berlangsung lama.

Pasalnya, Arief menilai peristiwa tersebut ibaratnya sebagai post factum atau fakta yang sudah berlalu.”Sudah seakan jelas membuktikan ketidakmampuan Kantor Staf Presiden (KSP) melakukan kerja politik untuk membantu Presiden,” sindirnya.

“Karena semakin hari, justru makin membebani Jokowi. Apalagi Teten Masduki mengusir semua jajaran TNI-Polri dengan memasukkan ‘konco-konco’ dari kalangan LSM,” ungkapnya lebih lanjut.

Oleh karena itu, dirinya menjelaskan sudah sepantasnya Ahok-Djarot yang seakan ‘full’ didukung orang nomor 1 di Republik ini malahan berujung kalah telak pula.

“Bagaimana tidak? orang Istana di Kantor Staf Presiden rupanya hanya bisa ngibul tanpa kerja politik nyata. Malahan berakibat Presiden Jokowi menanggung malu di panggung politik nasional dan Internasional,” celetuknya menimpali.

Selain itu, fakta dan bukti lain lebih mengejutkan, kemuka Arief mengulas kembali di mana salah seorang ekonom terkemuka Jake Van Der Kamp sempat melukiskan analisanya di kolom bisnis media ternama ‘South China Morning Post’ (SCMP) terkait pernyataan Presiden Jokowi perihal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia menduduki peringkat tiga (3) dunia, padahal menurut fakta yang dibeberkan Jake untuk Asia saja, Indonesia hanya di urutan 13 di bawah Timor Leste.

“Jelas itu cibiran sinis,” katanya, sembari prihatin

Dalam hal ini, menurut Wakil Ketua Umum Gerindra ini,  pernyataan Presiden Jokowi ketika itu tentu saja bukan hanya bahan olok-olok dan dipermalukan dunia internasional karena dianggap hanya mengarang cerita.”Namun hal mendasar yang kini dihadapi Presiden tidak adanya informasi akurat, kredibel dan terpercaya dari para pembantunya,” jelasnya.

“Oleh karena itu, khususnya Kantor Staf Presiden (KSP) di bawah nakhoda Teten Masduki yang memang sarat sangat tidak kompeten. Jangan-jangan ada ‘komplotan’ dengan sengaja menjebloskan dan mempermalukan Presiden Jokowi sebagai pemimpin nasional, malah menimbulkan hilangnya wibawa Indonesia sebagai Bangsa,” tandasnya.[Nicholas]

Comment