KH.Tb.Abdurrahman Anwar Al Bantany*: Indonesia Merdeka Ditebus Dengan Air Mata, Darah Dan Nyawa Para Pejuang

Opini877 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Indonesia berada dalam rentetan perjalanan panjang penjajahan bangsa Asing sangat parah dan cukup lama.

Sekian tahun dijajah oleh negara Portugis, kemudian oleh negara Belanda dan selanjutnya oleh negara Jepang.

Penjajahan tersebut mengakibatkan penderitaan yang luar biasa bagi seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.

Akibat dari penjajahan tersebut maka air mata mengalir deras, darah tertumpah, nyawa melayang, harta benda porak-poranda dan peradaban kemanusiaan ludes tercabik cabik.

Modal dasar perjuangan para Mujahid tersebut yakni semangat juang yang menyala dan berkobar dengan semboyan _”Merdeka atau Mati”_ mempertahankan agama dan bangsanya.

Teriakan dan pekikan mereka dalam melawan penjajah _Asing Kafir_ dengan semboyan _Hidup Mulia atau Mati Syahid_.

Perlawanan bangsa saat itu terhadap penjajah tidak mengandalkan senjata karena senjata yang digunakan sangat sederhana, dan seadanya tetapi lebih mengandalkan kepada pertolongan Allah dan api semangat.

Ternyata hasilnya senjata bisa dikalahkan dengan semangat, dan semangat dapat mengalahkan senjata.

Dalam filsafat peperangan dan pertempuran adalah musuh yang nyata lebih mudah dikalahkan, daripada musuh dalam selimut, musuh yang nampak dan kelihatan, lebih mudah untuk ditaklukkan daripada musuh yang tidak kelihatan, mengalahkan bangsa Asing lebih mudah daripada melawan bangsa sendiri.

Dulu para pejuang kita melaksanakan peperangan, dan pertempuran sedangkan kita saat ini melaksanakan peperangan tanpa pertempuran.

Hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dalam perjalanan bangsa melawan penjajah tersebut antara lain:

1. Para leluhur dan orangtua kita telah mewariskan kepada generasi bangsa bahwa warga negara Indonesia adalah pejuang yang selalu siap perang dan tempur.*

2. Para leluhur dan orangtua kita telah mewariskan kepada generasi bangsa bahwa warga negara Indonesia yaitu kesatria dan pemberani.*

3. Para leluhur dan orangtua kita telah mewariskan kepada generasi bangsa bahwa warga negara Indonesia bukan manusia pengecut dan pecundang.*

4. Para leluhur dan orangtua kita telah mewariskan kepada generasi bangsa bahwa warga negara Indonesia adalah cinta Tanah Air.

5. Para leluhur dan orangtua kita telah mewariskan kepada generasi bangsa bahwa warga negara Indonesia siap menang, dan siap mati mempertahankan agama dan bangsanya.

Dengan demikian dalam rangka mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut generasi bangsa saat ini harus selalu siap berperang dan bertempur.

Berperang melawan penjajahan, melawan Kedzoliman, Kebathilan, Kemunkaran, Kesesatan, Kemaksiatan, perang melawan koruptor, ketidak adilan, perang melawan Kesenjangan Sosial, perang melawan Ateisme, dan Komunisme.

Tak kalah pentingnya perang melawan Hegemoni Asing dan Aseng yang mencengkram kehidupan kedaulatan bangsa dan Negara.

Juga tak ketinggalan perang melawan Liberalisme, Sekularisme, dan Oportunisme.

Bangsa dan Negara ini diwariskan untuk masa depan atas perjuangan masa lalu.

Selamatlah bangsaku, dan jayalah Negeriku.[]

*Majelis Syuro DPP FPI Dan Penasehat Lembaga Pemangku Adat (LPA) Kesulthanan Banten

Comment