Kriminalitas Semakin Ganas, Ini Solusi Tuntas  

Opini269 Views

 

 

Penulis:Lilik Solekah, SHI | Ibu Peduli Generasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sadis, seorang suami tega memutilasi istrinya. Telah mati hati nurani sebagai seorang suami. Seharusnya suami sebagai pencari nafkah, curhat dan pelindung keluarga, justru menghabisi nyawa istri dan memotong- motong tubuhnya menjadi beberapa bagian.

Masih banyak kasus kriminalitas yang serupa dengan pria Ciamis tersebut. Di kampus, sekolah, bahkan di pondok sekalipun para pelaku kriminalitas itu ada. Bukan hanya di Ciamis, di Bekasi, Bali, Kediri, Ponorogo, kasus meninggalnya santri di Jambi yang melibatkan santri senior dan hampir seluruh daerah di negeri ini pernah berkasus serupa.

Motif dari pembunuhan tersebut beragam dan bahkan tidak masuk di akal. Dengan alasan dirasuki roh halus, dendam, kepuasan jasmani, merasa tersinggung, merasa senior yang mampu menindas, ekonomi dan lain sebagainya.

Kita tidak boleh tinggal diam dengan problem ini. Jangan berpikir bahwa mereka bukan keluarga kita, bukan anak cucu kita, namun cobalah berpikir secara integral, berpikir secara menyeluruh bahwa hal semacam itu jika kita biarkan akan terjadi lebih sadis dan lebih berbahaya dan bahkan bisa mengancam keluarga kita. Naudzubillahi min dzalik.

Akar masalahnya ada pada kepuasan jasmani dan materi menjadi prioritas dalam masyarakat sekuler saat ini, mereka berusaha mendapatkannya dengan segala cara bahkan dengan menghilangkan nyawa manusia. Sekularisme sangat berpengaruh dalam pengendalian emosi manusia pada saat memiliki kehendak.

Sekularisme juga mempengaruhi sistem pendidikan yang salah, sehingga menghasilkan manusia-manusia yang selalu berorientasi pada materi, sehingga tamak, serakah, selalu tidak puas dengan yang ada, memaksakan kehendak dalam setiap pememenuhan nalurinya dan kebutuhan jasmaninya. Hal ini memudahkan seseorang melakukan tindak kriminal atau kejahatan.

Sekularisme juga meniscayakan sistem sanksi yang tidak menjerakan. Ini yang menumbuh suburkan kejahatan, bahkan cenderung memberi contoh pada orang lain bagi solusi yang akan dipilih ketika terjerat hukum.

Sedangkan Islam menetapkan tujuan hidup manusia untuk taat pada Allah dan terikat pada seluruh aturanNya. Ketaatan individu akan berimbas pada berpikir sebelum bertindak. Bersandar pada halal haram karena tujuan utama dari tindakanya adalah ridho-Nya. Sedang Alloh tidak meridhoi tindak kezaliman, kriminalitas baik pada muslim atau nonmuslim tanpa sebab syara’ yang membolehkan.

Dalam Islam ada sistem Pendidikan yang berbasis aqidah yang akan terbentuk pribadi mulia, beriman kepada Allah dan pada hari akhir sehingga menjaga diri dan keluarga dari kemaksiatan atau kejahatan.

Dari sini tumbuh masyarakat yang peduli dengan sesama, lingkungan dan dengan umat yang lain. Karena dalam syariat Islam juga dijelaskan bahwa tidak termasuk golongan Nabi Muhammad jika di pagi harinya hanya disibukkan dengan urusan pribadi tanpa memikirkan urusan umat.

Maraknya kriminalotas oleh anak-anak juga menggambarkan buruknya output dalam sistem pendidikan kapitalisme.
Orang tua hanya sebagai pihak pencari dan pemberi materi sebagaimana yang ditanamkan oleh sistem kapitalisme.

Dalam sistem sanksinya Islam sangat tegas dan menjerakan sehingga mampu mencegah orang lain berbuat hal yang sama karena rasa takut dengan hukuman yang diberikan pada pelaku kriminalitas. Berlaku hukum syara yang apabila membunuh jiwa muslim tanpa sebab yang dibolehkan syara’ maka hukumanya dibunuh pula alias qishas.

Islam menetapkan adanya sanksi tegas dan tidak membedakan usia selama sudah baligh atau dilakukan dlm keadaan sadar maka hukuman akan dijatuhkan. Inilah solusi tuntas untuk mberantas kriminalitas.[]

Comment