Penulis: Muhammad Syamsi Ali, Lc., M.A., Ph.D | Direktur Jamaica Muslim Center, New York, Amerika Serikat
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sebagai seorang imigran Muslim asal Indonesia, pernah mengenyam pendidikan dan tinggal di beberapa negara, lalu kini di Amerika lebih dari separuh umur, tentu saya banyak mengapresiasi kebaikan dan kelebihan yang dimiliki oleh negara ini.
Dengan segala kekurangannya Amerika merupakan negara yang hebat, maju, dan kuat. Istilah super power (adidaya) mungkin tidak lagi relevan. Tapi dalam banyak hal Amerika masih “on the top” dalam banyak kemajuan duniawi.
Amerika masih merupakan ekonomi terbesar dunia, walau dibayang-bayangi oleh China. Amerika masih kekuatan militer terbesar dunia, walau dibayang-bayangi oleh Rusia. Amerika masih mengendalikan kekuatan perpolitikan global, walau kekuatan itu tidak lagi terpusat (centralized).
Demikian pula universitàs-universitàs dan institusi penelitian dan keilmuan terbaik dunia masih didominasi oleh Amerika. Ada Harvard, MIT, Yale, Princeton, dan banyak lagi yang merupakan universitas yang dikategorikan Evy League ada di Amerika.
Belum lagi posisi Amerika yang masih mengendalikan monetary dunia, di mana US dollar menjadi rujukan mata duit yang menentukan arah perdagangan global. Artinya kurs (mata uang) pun menjadi kaki tangan kekuasaan Amerika dalam mengendalikan dunia bahkan pemerintahan-pemerintahan di berbagai negara bisa dikendalikan sesuai arah keinginannya.
Hal yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ketika sebagian orang mengatakan Amerika sudah mulai melemah, saya tidak melihatnya pada aspek-aspek ukuran manusiawi pada umumnya. Karena secara duniawi, diakui atau tidak, Amerika masih merupakan negara yang sangat kuat (menghindari istilah super power).
Pertanyaan yang kemudian timbul di benak banyak orang, akankah Amerika kuat dan berkuasa selamanya? Akankah Amerika selamanya memiliki kemampuan untuk mendominasi dan seenaknya mengendalikan arah kebijakan dunia?
Jawabannya jelas dan tegas. Tidak ada bangsa sekuat apapun itu dalam sejarah manusia yang akan selamanya berada di posisi “upper hand” (kuat dan berkuasa). Bangsa-bangsa dalam sejarahnya mengalami kemajuan, lalu stagnan, kemudian mengalami degradasi dan kemunduran, pelan atau mendadak.
Dari bangsa Roma, Persia, Mongolia, India dan China, hingga ke dunia yang lebih identik dengan umat Islam (Khilafah) mengalami masa emas dan keruntuhan. Mungkin contoh terdekat dalam ingatan kita adalah runtuhnya Uni Soviet yang begitu kuat secara militer ketika itu.
Realtà ini diabadikan oleh Al-Qur’an: “Dan pada hari kami pergilirkan di antara manusia” (Al-Qur’an).
Kejayaan dan keruntuhan bangsa-bangsa itu keniscayaan. Hanya waktu dan faktor yang akan berbeda dari satu bangsa ke bangsa yang lain. Karenanya Pertanyaan terpenting saat ini adalah kira-kira apa yang akan menjadi penyebab utama keruntuhan Amerika?
Amerika itu unik di mata banyak orang. Di satu sisi begitu banyak yang ingin ke Amerika karena “opportunities” masih terbuka luas di negeri ini. Impian (dream) untuk berhasil dalam dunia; pendidikan, ekonomi, dan segalanya, masih terbuka lebar di negara ini. Bahkan sebagian imigran yang datang ke negara ini karena harapan mendapatkan kebebasan dan keadilan yang tidak didapatkan di negara asal mereka sendiri.
Namun di sisi lain, karena Amerika dalam kebijakan luar negeri banyak menampakkan “kesewenang-wenangan” dan “kezholiman” Amerika juga banyak dibenci bahkan diharapkan segera jatuh dan hancur. Artinya Amerika itu unik karena ada “cinta dan benci” yang menyatu dalam pandangan sebagian orang.
Untuk itu saya tidak melihat Amerika akan jatuh atau runtuh dalam waktu dekat karena masalah ekonomi atau militer. Amerika sangat kokoh pada aspek ini. Amerika juga tidak akan melemah karena faktor politik domestik. Institusi poliitk Amerika sangat solid.
Sehingga siapapun yang menjadi Presiden, bahkan DT (Donald Trump) sekalipun, Amerika akan tetap stabil dan masyarakat tetap hidup secara normal. Hiruk pikuk politik bahkan seekstrim Trump sekalipun tidak banyak mengganggu kehidupan publik Atau masyarakat di Amerika.
Ada fua hal yang justeru mengkhawatirkan dan bisa menjadi penyebab kehancuran dan kejatuhan Amerika tersebut.
Satu, krisis dan kehancuran nilai-nilai moralitas yang berdampak pada kehidupan sosial, khususnya keluarga. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah rusaknya tatanan keluarga yang alami. Alami yang dimaksud di sini adalah keluarga yang secara akal sehat dan nurani (agama) diterima dan didukung.
Institusi keluarga yang alami inilah yang mengalami keterancaman yang sangat (deeply threatened). Akibatnya terjadi krisis keluarga yang berat. Suami-isteri berantakan. Rasa keterikatan suami dan isteri yang minim yang mengakibatkan perceraian yang tinggi. Selanjutnya generasi (anak-anak) menjadi terabaikan dan mengakibatkan krisis generasi yang mengerikan.
Dalam sebuah bangsa ketika keluarga hancur atah rusak (broken home) maka sesungguhnya bangsa itu menjadi bangsa yang rusak atau hancur (broken nation). Sekuat apapun bangsa itu secara ekonomi, politik, sains dan teknologi, bangsa itu adalah bangsa rapuh dan rentang jatuh dan hancur berkeping.
Dua, kebijakan luar negeri yang pada umumnya bercirikan kezholiman. Dalam sejarahnya kebijakan luar negeri Amerika seringkali berwajah zholim dan semau gue asal menguntungkan.
Hal ini bisa saja dipahami jika kita mengabaikan pertimbangan moral dan hati nurani. Bahwa setiap bangsa pastinya akan memperjuangkan kepentingan nasional (national interest) dengan cara apapun itu. Apalagi dalam sistem kehidupan dunia yang kapitalisitk dan individualistik.
Justeru yang hingga saat ini saya dan banyak orang yang tidak bisa pahami dan terima secara sehat adalah keberpihakan dan pembelaan Amerika kepada satu negara di Timur Tengah bernama Israel. Keberpihakan dan pembelaan itu bahkan merendahkan akan sehat dan hati nurani banyak orang khususnya warga Amerika. Karena tidak tanggung-tanggung orang dibiarkan, bahkan diapresiasi sebagaj kebebasan berekspresi dan demokrasi, untuk mengeritik Amerika dan pemerintahannya tarmasuk Presidennya.
Akan tetapi mengeritik negara dan bangsa Israel dijadikan sangat tabu bahkan dianggap kejahatan (crime). Semua yang mengarah kepada keritikan dan dinilai kurang menguntungkan Israel akan dilabeli “anti semitisme” yang merupakan kejahatan di Amerika.
Kebijakan luar negeri yang “zholim” dan membutakan (blind) akal sehat dan hati nurani ini saya lihat menjadi pintu kerusakan dan bahkan penyakit (sickness) bagi Amerika. Penyakit yang boleh jadi menjadi penyebab jatuh dan hancurnya negara ini.
Kebijakan luar negeri Amerika terhadap Palestina-Israel jelas bertentangan dengan akal sehat dan hati nurani, bahkan pertimbangan umum (common sense) manusia. Lebih jauh bahkan bertentangan dengan konstitusi dan nilai-nilai (values) yang dibanggakan Amerika seperti human rights, human dignity, freedom, dan justice for all.
Kalau saja kita jujur, apa yang telah dilakukan oleh Amerika di berbagai negara Muslim, khususnya Timur Tengah, dari Afghanistan, Irak, Libya, Suriah, hingga upaya menghancurkan Iràn, semua tidak bisa dilepaskan dari pembelaan dan dukungan kepada Israel. Intinya semua negara-negara yang dapat dianggap anncaman bagi Israel, baik dalam jangka dekat maupun jangka panjang harus dieliminir. Semua itu menjadi bagian dari “blind support” kepada negara dan bangsa Israel.
Dukungan buta Amerika kepada Israel ini memang membutakan banyak para politisi. Karena hampir di mana saja sama. Para elit politik sangat mudah dibutakan dengan “keuangan yang maha berkuasa”.
Tapi akal sehat dan hati nurani tidak bisa dibutakan. Itulah hang saat ini terwakili oleh para akademisi, mahasiswa dan banyak aktifis yang menentang dukungan buta kepada negara yang melakukan genosida dan penghapusan etnis (ethnic cleansing) itu.
Kalau resistensi kaum pelajar dan mahasiswa serta komunitas akademis ini tidak dihiraukan oleh Amerika, saya melihat ada dua kemungkinan yang akan terjadi.
1). Israel dengan sendirinya akan jatuh dengan perubahan yang tak terbendung lagi di dunia.
2). Atau supporter Israel yang terbesar ini akan mengalami kejatuhan pada waktunya. Masa itu rasanya tidak lagi terlalu lama jika saja tidak segera melakukan taubat dan perubahan.
Intinya, dukungan membuta (blind support) Amerika kepada Israel ini menjadi salah satu jalan utama bagi kejatuhan dan kehancurannya. Usaha kita, terutama kaum muda dan pelajar termasuk masahisiswa di berbagai kampus ternana Amerika menjadi bagian dari upaya penyelamatan (salvation) bagi bangsa dan negara ini.[]
Comment