Penulis: Syamsam S.S, M.Si | Alumni Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Dalam beberapa dekade terakhir, dunia menyaksikan tragedi kemanusiaan yang amat memilukan. Salah satu yang paling memilukan adalah genosida Palestina yang dilakukan oleh Zionis Israel. Meskipun telah berlangsung selama beberapa dekade, genosida ini masih terus berlanjut hingga hari ini.
Sejak tahun 1948, Israel melakukan agresi militer terhadap Palestina dan mengakibatkan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari tanah air mereka. Sejak itu, Israel terus melakukan berbagai tindakan kekerasan dan diskriminasi terhadap warga Palestina, pengusiran termasuk pembunuhan, penangkapan, dan penghancuran infrastruktur.
Hingga kini korban terus berjatuhan dan camp pengungsi menjadi incaran serangan. Walaupun seruan politik perdamaian dunia memberikan solusi perdamaian di antara kedua negara dengan melakukan gencatan senjata namun nyatanya sering kali diabaikan oleh Israel. Serangan terus berlanjut tak hentinya menjadi serangan genosida mengerikan dan memilukan.
Jika kemudian gencatan senjata yang diharapkan untuk mendamaikan tragedi pendudukan yang terjadi namun nyatanya hal itu bukanlah solusi dari akar permasalahan. Tragedi ini bukanlah sekedar tragedi kemanusiaan semata melainkan penjajahan dan perampasan wilayah tanah kaum muslimin.
Pembantaian dan pengusiran menjadi bukti penjajahan dan pendudukan secara paksa oleh zionis Yahudi dan mendirikan negara di wilayah Palestina.
Selain itu, genosida tersebut memberi dampak yang sangat parah terhadap warga Palestina. Banyak warga Palestina yang terpaksa hidup di camp-camp pengungsian tanpa akses memadai terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, genosida ini juga telah menyebabkan trauma psikologis mendalam bagi warga Palestina.
Meskipun ujian berat diderita oleh rakyat Palestina, mereka telah membuktikan dan memberikan pelajaran besar bagi masyarakat dunia tentang keteguhan dan kesabaran serta kuatnya keimanannya kepada Allah SWT.
Keikhlasan yang begitu kuat saat diuji musibah yang amat besar harus berpisah dengan ibu, anak, saudara, ayah, suami dan lainnya. Semua ujian itu tidak sesikit pun menyurutkan keikhlasan dan kesabaran perjuangan demi pembebasan negerinya.
Genosida yang terjadi di Palestina tentunya tidak boleh hilang dari ingatan. Berharap pada perdamaian yang ditawarkan oleh organisasi internasional tidak akan mampu menyelesaikan akar persoalan. Hal ini dikarenakan lahir dan berdirinya Israel di Palestina merupakan kesepakatan dan dukungan Inggris yang diback-up oleh Amerika Serikat beserta sekutunya. Sehingga beberapa negara Arabpun berpaling menjaga entitas Israel di Palestina.
Hal ini menjadi indikator bahwa organisasi seperti PBB, Liga Arab tidak akan memberi dukungan penuh terhadap rakyat Palestina yang terjajah dan terzalimi. Iggris dan Anerika justru memberi dukungan dan pembiaran terhadap kebiadaban Israel semakin membabi buta.
Maka segala polemik yang dialami rakyat Palestina dan problematika kaum muslimin yang pada mulanya hanya sebidang tanah ini meluas lebih jauh untuk menguasai seluruh Palestina. Artinya Israel adalah negara yang didirikan dengan cara merampas tanah bangsa Palestina.
Oleh karena itu, Palestina menjadi persoalan yang harus mendapat perhatian kita semua, menolak lupa akan peristiwa bersejarah ini, sebab menjadi penguat keimanan untuk terus memberikan pembelaan terhadap saudara Palestina dalam keterjajahan dan kezaliman yang dialaminya.
Persoalan ini semakin menyadarkan dan membuka mata hati serta keimanan kita sebagai kaum muslimin akan pentingnya persatuan umat pada level global untuk melanjutkan kehidupan Islam ke seluruh dunia sebagaimana sejarah mencatatnya.
Persatuan global ini sebagai satu-satunya kekuatan adidaya yang mampu menyaingi kekuatan Amerika Serikat dan sekutunya dalam upaya membebaskan tanah Palestina dari penjajahan dan mengeluarkan ummat manusia dari keterpurukannya. Wallahu ‘alam.[]
Comment