Oleh: Desi Wulan Sari, S.E, M.Si, Pegiat Literasi Dan Pemerhati Kebijakan Publik
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Narkoba kerapkali menjadi topik pembahasan di setiap negara, begitupun dengan Indonesia yang hingga hari ini masih banyak tindak pelanggaran penyalahgunaan obat dan narkotika yang semakin banyak menggerogoti generasi bangsa ini.
Parahny lagi, narkoba yang jelas-jelas dilarang digunakan di sebagian negara lain, malah dilegalkan penggunannya sebagai obat dan medis. Seperti halnya di negara Thailand yang dengan sengaja pemerintahnya membagikan pohon-pohon ganja secara gratis untuk ditanam dirumah masing-masing dengan alasan sebagai tanaman obat. Sungguh ironi.
Bahkan baru-baru ini muncul wacana yang beredar di masyarakat akan adanya legalisasi ganja yang kerap membuat resah mesyarakat.
Kekhawatiran ini sangat beralasan karena banyaknya kerusakan yang diperlihatkan akibat menggunakan narkoba untuk kepentingan pribadi, baik kerusakan mental, jasmani, dan rohani.
Dalam kesempatan acara Peringatan Hari Antinarkoba Internasional (HANI) 2022 di Bali, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose seperti dikutip gempi.co (20/6/2022) mengatakan ada sebagian negara eropa dan amerika, juga di asia tenggara yang melegalkan narkoba ini. Beliau menyatakan tidak ada pembahasan untuk legalisasi ganja di Indonesia.
Hal tersebut menjadi pembahasan para pemangku kebijakan dengan menyatakan penolakan keras terhadap narkoba, penanaman ganja dan perdagangan obat terlarang karena bahaya besarnya bagi bangsa dan generasi tampak jelas.
Namun, mengapa masalah ini terus saja tumbuh subur di negeri ini? Berbagai kebijakan dan undang-undang diberlakukan guna mencegah meluasnya peredaran narkoba baik dari pengusaha, penjual, pengedar dan pemakainya.
Semestinya mereka menyadari akar masalah dari narkoba dan kerusakan yang diakibatkannya ini adalah karena tumbuh suburnya liberalisme di tengah-tengah umat.
Liberalisme dijadikan gaya hidup generasi kini. Berbagai macam cara dan upaya akan dilakukan demi meraih keinginan tersebut, baik itu yang berakibat baik ataupun buruk.
Jika narkoba dijadikan life style dalam sistem liberalisme, maka tak ada satu pun generasi kita ini mampu menolak dan menghindari narkoba bagi diri mereka. Karena tidak ada sistem yang tegas melarang penggunaan narkoba bagi diri pribadi ataupun kelompoknya.
Pengaruh pergaulan, lemahnya agama, bahkan gaya hidup hedonisme yang tengah mendunia pun kerap dijadikan kiblat bagi generasi hanya untuk menunjukkan eksitsensinya di tengah masyarakat.
Jika kita sebagai anggota masyarakat yang peduli akan kesehatan mental dan spirirual generasi, maka menjadi urgen menghilangkan akar penyebab munculnya permasalahan narkoba ini di masyarakat.
Artinya jika sistem kapitalisme yang melahirkan liberalisme menjadi penyebab suburnya masalah narkoba ini, maka selayaknya sistem rusak tersebut digantikan dengan sisem yang mampu mengatasi dan memiliki solusi tuntas atas masalah narkoba ini.
Bercermin pada masa kejayaan Islam lalu, negara sangat memperhatikan setiap generasinya. Menciptakan karakter pemimpin umat adalah bagian dari fokus utama pemimpin Daulah Islam kala itu, karena mereka menyadari bahwa generasi yang sehat jasmani dan rohani adalah modal utama dalam pembentukan generasi cemerlang. Bebas dari ideologi yang rusak dan bertentangan dengan syariat adalah kunci kemaslahatan.
Tindakan keras dan tegas sesuai syariat terhadap narkoba akan membuat efek jera dan efek pencegahan dari hukum yang diberlakukan. Tidak akan ada tebang pilih hukum bagi pelaku pelanggaran narkoba ini, mulai dari pengusaha, pengedar, dan pemakai sama-sama diberikan hukuman berat.
Hukuman ini diberlakukan agar kerusakan-kerusakan akibat narkoba tidak akan menyentuh para generasi rabbani, generasi para calon pemimpin umat yang harus dijaga dan dilindungi hingga mereka siap menerima estafet sebagai pemimpin umat .
Lihatlah Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al faith, mereka adalah sosok penting dalam sejarah generasi Islam. Karena pemuda adalah penentu masa depan bangsa. Baik dan buruknya kondisi negara disebabkan kondisi pemudanya hari ini.
Pemuda yang jiwanya kuat dan sehat memiliki kekuatan dan spirit dalam memikul tanggung jawab yang berat. Sebagai aset masa depan agama, bangsa dan negara, mereka memiliki andil yang besar dalam membangun peradaban gemilang.
Seperti pepatah yang mengatakan:
شبان اليوم رجال الغد
“Pemuda hari ini adalah pemuda masa depan”
Sejatinya hanya Islam Kaffah yang mampu mewujudkan semua itu. Sistem yang memberikan solusi tuntas pada setiap problematika umat. Masalah Narkoba, kemaksiatan, kezaliman, ketidakadilan yang diakibatkan dari kerusakan sistem kapitalisme, sekulerisme, liberalimse akan hilang sehingga tergantikan dengan sistem yang mampu membawa kemaslahatan pada umat manusia.
Menciptakan generasi bertakwa adalah keharusan agar dapat membawa kembali peradaban gemilang yang sehat, cerdas dan ansharullah.
Saatnya umat Kembali kepda syariat Allah agar selamat dari azab dan murka-Nya akibat kerusakan yang dibuat oleh manusia. Wallahu a’lam bishawab.[]
Comment