Palestina Butuh Pemimpin Dengan Visi Masa Depan Islam Dunia

Opini460 Views

 

 

Oleh: Desi Wulan Sari, M.Si, Pegiat Literasi dan Pengamat Publik

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Ketertarikan negeri adidaya kepada Palestina ini memiliki sejarah tersendiri di dalamnya.

Belum hilang dari benak kita, gejolak pertikaian yang terjadi antara warga sipil Palestina dengan tentara Israel pada Ramadhan lalu. Sontak hal tersebut memicu kemarahan umat muslim dunia dengan memberikan berbagai dukungan kepada Palestina.

Respon dunia terhadap serangan Israel memberi dampak yang luar biasa, hingga memberikan aksi digantikannya PM Israel, Benyamin Netanyahu dengan PM Israel yang baru Naftali Bennet.

Pergantian ini diharapkan oleh banyak pihak akan membawa perubahan positif bagi kedua belah pihak yang bertikai.

Melihat latar belakang, PM Israel Naftali Bennet adalah seorang pengusaha besar Israel tanpa memiliki latar belakang diplomasi politik. Banyak pengamat politik luar negeri memberikan kritikan ataupun pendapat politiknya terhadap PM yang baru ini, seperti Jurnalis Anshel Pfeffer dalam ulasannya tentang Bennet di Haaretz.

Seperti dilansir tirto.id (18/6/2021), Anshel mengatakan bahwa Bannet adalah seorang nasionalis Yahudi yang tidak terlalu dogmatis. “Agak saleh tapi tidak taat.” Preffer memperkirakan Bennet tidak akan menjadi politisi yang bertahan lama.

Lantas, akankah ada perubahan nasib Palestina dengan pergantian pemerintahan Israel ini? Akankah keamanan dan hak-hak hidup warga Palestina terlindungi?

Untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina, diperlukan faktor-faktor pendukung yang dapat mengantarkan harapan tersebut. Namun, fakta dan fenomena yang kita temui hari ini berjalan timpang dan tidak seimbang. Ibarat tong kosong nyaring bunyinya.

Mengapa? Karena selama kita masih hidup dalam bongkahan kapitalisme Barat, maka harapan kemerdekaan Palestina meskipun telah dilakukan pergantian dari Netanyahu ke Bannet dalam kabinet Israel itu tidak akan memberi dampak perubahan yang signifikan bagi Palestina.

Pergantian PM Israel ini tetap saja akan memberi penderitaan rakyat Palestina karena ada kepentingan dan dukungan negara adidaya seperti Anerika yang menjadikan penjajah Israel sebagai bagian hegemoni Amerika di Timur Tengah.

Untuk mengusir penjajah Israel, Palestina butuh pemimpin masa depan yang mampu membawa pada kemaslahatan sebagaimana yang pernah dialami Palestina pada masa daulah Islam menguasai dunia.

Di bawah bendera dan sistem Islam,  kesejahteraan, kedamaian dan keharmonisan senantiasa terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedamaian itu berlangsung sejak masa pemerintahan khalifah Umar bin Khatab, saat menerima penyerahan Palestina secara damai oleh pendeta Patriach Sophronicus.

Islam sangat mampu membangun perdamaian dan kemerdekaan hakiki bagi Palestina. Di bawah kekuasaan Islam-lah Palestina berkembang menjadi sebuah wilayah yang multikultur.

Umat Nasrani dan Yahudi di Palestina hidup berdampingan secara damai dan tertib. Kekuasaan Islam sejalan dengan pergantian dinasti seperti Umayyah, Abbasiyah, Seljuk, Fathimiyah, Mamluk dan Dinasti Turki Utsmani yang menguasai Palestina selama dua abad telah membuktikan kemampuannya memimpin dunia sebagai negara adidaya yang adil bagi semua.

Sejatinya, di awal abad 21 sekarang ini  pun kita bisa demikian bila Islam hadir di tengah-tengah umat sebagai satu-satunya jalan mengatasi problematika Palestina dengan hadirnya pemimpin umat yang mampu berperan sebagai junnah bagi rakyat Palestina dan umat muslim dunia.

Maka, saatnya umat islam melahirkan pemimpin muslim dengan visi lslam dunia ke depan yang mengembalikan kegemilangan Palestina dan seluruh negeri negeri islam. Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment