Persatuan Umat Islam, Kunci Pembebasan Palestina

Opini145 Views

 

 

Penulis: Azizah Nur Fikriyyah | Mahasantriwati Cinta Quran Center

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Israel mengintensifkan serangannya di Lebanon. Pada Jumat (28/9/2024), Negeri Zionis meluncurkan serbuan roket ke Ibu Kota Negeri Rafic Hariri, Beirut. Dalam laporan Al Jazeera, lebih dari selusin ledakan dilaporkan terjadi di daerah Dahiyeh, yang telah menjadi sasaran serangan udara dalam beberapa hari terakhir. TV Al-Manar milik Hizbullah mengatakan serangan tersebut menghancurkan sedikitnya tujuh bangunan di daerah pinggiran Haret Hreik, mengubahnya menjadi tumpukan puing. (CNBC Indonesia)

Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin (23/09) terus bertambah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengklaim hampir 800 orang tewas dalam serangan yang diklaim sebagai yang paling mematikan sejak akhir perang saudara pada 1990.

Hingga Jumat (27/09) kedua belah pihak—baik militer Israel dan kelompok milisi di Lebanon, Hizbullah, yang didukung Iran—bersikeras mereka akan melanjutkan melakukan serangan satu sama lain. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka telah menyerang lokasi militer di Lebanon selatan yang digunakan untuk menembakkan roket. Sementara itu, Hizbullah mengklaim telah menembakkan roket ke beberapa wilayah di Israel utara.

Kementerian kesehatan Lebanon mengklaim hampir 800 orang tewas serangan udara Israel, di antaranya adalah sembilan orang—termasuk perempuan yang sedang hamil dan dua anak-anak—tewas di sebuah desa di Nabatieh, Lebanon Selatan. (BBC News Indonesia)

Konflik Palestina-Israel telah berlangsung selama puluhan tahun, menorehkan luka mendalam bahkan bagi kemanusiaan. Terlebih bagi Umat Muslim seluruh dunia. Genosida yang terus terjadi di Palestina menjadi sorotan dunia, namun solusi yang komprehensif masih belum tercapai.

Dalam tulisan ini, saya akan mengusulkan bahwa persatuan umat Islam di bawah satu kepemimpinan dapat menjadi kunci untuk mengakhiri penderitaan penduduk di Palestina.

Selama ini, upaya-upaya internasional untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel seringkali menemui jalan buntu. Kubu-kubu yang bertikai sulit mencapai kesepakatan, sementara kekuatan-kekuatan besar dunia lebih mengutamakan kepentingan politik dan ekonomi mereka. Di tengah kebuntuan ini, umat Islam memiliki peran yang sangat strategis.

Persatuan umat Islam merupakan kekuatan yang tak terbendung, Umat Islam merupakan komunitas global yang besar dan memiliki potensi yang sangat besar untuk membawa perubahan. Jika umat Islam bersatu di bawah satu kepemimpinan yang satu, mereka dapat:

1. Membentuk kekuatan politik yang signifikan: Dengan bersatu, umat Islam dapat memberikan tekanan yang lebih besar kepada komunitas internasional, khususnya negara-negara adidaya.

2. Mobilisasi sumber daya: Umat Islam memiliki sumber daya manusia dan finansial yang sangat besar. Jika sumber daya ini digabungkan, dapat digunakan dalam mendukung pembebasan Palestina.

3. Meningkatkan kesadaran global: Persatuan umat Islam dapat meningkatkan kesadaran global tentang penderitaan penduduk Palestina yang mana merupakan barometer kondisi umat muslim hari ini.

Persatuan umat Islam di bawah satu kepemimpinan merupakan solusi yang sangat realistis untuk mengakhiri penderitaan muslim Palestina. Dengan kekuatan yang dimiliki, umat Islam dapat membawa perubahan yang signifikan dan mewujudkan pembebasan Palestina. Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dari seluruh komponen umat Islam.

Umat Islam harus memiliki metode dan agenda tersendiri untuk memberikan solusi tuntas bagi Palestina, juga negeri-negeri muslim lainnya. Umat Islam tidak membutuhkan forum-forum internasional yang hanya berisi formalitas, tetapi kosong dari persatuan hakiki dan ikatan akidah Islam. Krisis Palestina bukanlah permasalahan lokal di sana, tetapi permasalahan bagi umat Islam seluruhnya karena kaum muslim itu bersaudara.

Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (TQS Al-Hujurat [49]: 10).

Juga sabda Rasulullah saw. dalam hadits, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).

Memang benar, solusi tercepat untuk menuntaskan krisis Palestina adalah bantuan berupa pasukan militer oleh negeri-negeri muslim yang terdekat. Namun, akar permasalahannya adalah pendudukan dan penjajahan oleh Zionis sehingga satu-satunya solusi adalah dengan mengusir penjajah itu kemudian merebut kembali tanah Palestina sebagai wilayah milik kaum muslim.

Solusi strategis untuk krisis Palestina adalah dengan tegaknya Kepemimpinan Islam yang satu dan mendunia yang akan menjalankan politik luar negeri berupa jihad fisabilillah dalam rangka mengusir Zionis dari tanah Palestina.

Sebagaimana bisyarah Rasul saw, akan adanya daulah Islam di akhir zaman ini yang kedua. Tegaknya Kepemimpinan Islam yang satu itu tidak turun dari langit begitu saja sebagai hadiah dari Allah, tetapi harus diperjuangkan dan hal itu menjadi kewajiban umat Islam.

Untuk itu, umat Islam harus memiliki pemahaman dan rasa butuh terhadap penerapan Islam kaffah sehingga mereka sadar urgensi penegakannya. Mereka harus terus diedukasi dan dibina perihal permasalahan utama di balik keterpurukan dunia Islam, yakni akibat tidak diterapkannya Islam secara kaffah. Tegaknya kepemimpinan Islam yang satu ini harus menjadi kesadaran dan opini umum di tengah umat.

Inilah urgensi keberadaan kelompok dakwah yang tegak di atas landasan worldview Islam dan berperan mencerdaskan umat dengan ideologi Islam itu sehingga mampu mewujudkan kesadaran umum dan opini umum di tengah-tengah umat terkait dengan penerapan ideologi Islam.

Kekuatan pemikiran Islam yang bersanding dengan thariqah-nya cukup untuk menerapkan Islam kaffah dan mewujudkan kehidupan yang islami. Jika pemikiran ini telah meresap ke dalam hati, merasuk dalam jiwa, dan menyatu di dalam tubuh kaum muslim, selanjutnya Islam bisa dipraktikkan dalam kehidupan.

Demikianlah teladan dari Rasulullah saw. saat membina para sahabat, yakni dengan memastikan kekuatan pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) mereka sejak proses pembinaan (tatsqif) di Darul Arqam. Beliau mendakwahi penduduk Makkah dan seluruh bangsa Arab pada musim haji sehingga dakwahnya tersebar ke seluruh penjuru jazirah.

Kemudian dakwah bertolak menuju seluruh bagian dunia Islam lainnya dan setelah itu satu wilayah atau beberapa wilayah dijadikan titik sentral, tempat yang di dalamnya dapat didirikan Daulah Islam, saat itu adalah Madinah. Dari titik sentral itulah terjadi perkembangan Daulah Islam menjadi besar dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia seperti yang pernah Rasulullah saw. lakukan, yakni beliau menyampaikan dakwahnya kepada seluruh umat manusia.

Kesimpulan dari semua permasalahan umat Islam hari ini adalah dikarenakan tidak adanya junnah (perisai) sebagaimana dalam hadits Rasul saw yang menyebutkan bahwa pemimpin (Imam) yang satu itu adalah perisai bagi seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Jika kepemimpinan itu tidak ada maka yang terjadi adalah seperti hari ini. Kaum muslim terpecah belah dan terjajah di tanahnya sendiri. Wallahu a’lam bishshawab. [] jia

Comment