Puput Hariyani, S.Si*: Kurikulum Moderasi: Upaya Meredusir Peran Generasi

Opini523 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Tak dapat dipungkiri kondisi generasi kita tidak sedang baik-baik saja. Mereka terjerumus dalam kubangan pergaulan bebas, narkoba, bullying, seks bebas, hingga penyimpangan seksual yang sangat menjijikkan. Rupanya gaya hidup hedonis, liberal, materialistik, sifat permissif sangat lekat dengan kehidupan mereka.

Paparan gaya hidup rusak ini telah menghilangkan jati dirinya sebagai seorang muslim.

Di tengah persoalan generasi yang tak kunjung usai. Bangsa ini dihadapkan pada masalah ekonomi, politik, sosial, juga dalam bidang pendidikan.

Sebagaimana yang belum lama ini terjadi, Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama mengumumkan modul Moderasi Beragama untuk siswa madrasah.

Modul ini ditengarahi sebagai upaya untuk menghentikan Potensi berkembangnya paham radikalisme di kalangan generasi muda. Modul dengan tajuk “Membangun Karakter Moderat: Modul Penguatan Nilai Moderasi Beragama pada RA-MI dan MTs-MA sangat kontak dengan narasi menghadap-hadapkan antara moderasi dengan Islam radikal.

Sebenernya bukan hal yang baru dalam catatan pendidikan agama di Indonesia tentang agenda deradikalisme. Mungkin Upaya pengeluaran modul ini sudah yang kesekian kalinya. Konten yang dibidik sangat jelas yakni tentang paham yang dianggap “radikal”.

Dipicu pada temuan 155 buku pelajaran yang mengandung gagasan soal ajaran Islam Khilafah dan Jihad.

Dua gagasan ini jelas membuat para pengusung dan penjaga sistem kapitalisme-sekuler meradang. Mereka merasa sangat berbahaya jika tidak segera dihentikan, mengingat perjuangan Islam semakin membesar.

Gelombang kesadaran umat termasuk generasi muda terus terbentuk bahkan mereka terlibat aktif pada proses edukasi di tengah masyarakat. Sekaligus menjelaskan kerusakan system hari ini yang bersumber pada ideologi kapitalisme.

Untuk itu berbagai upaya untuk menghentikan dan memadamkan cahaya Islam akan terus dilakukan. Menjauhkan umat dan generasi muda dari ajaran Islam yang mulia.

Mereka menghendaki agar generasi umat tidak lagi mengenal ajaran agamanya. Bahkan menyesatkan generasi muslim yang seharusnya memperjuangkannya tegaknya khilafah berbalik menyerang, menentang dan menyingkirkannya dari kehidupan.

Penghapusan materi khilafah dan jihad dari mapel fiqih yang dialihkan ke maple sejarah dan dibahas dengan perspektif moderasi juga menimbulkan kekaburan dan ketidak autentikan makna yang Sesungguhnya.

Tak hanya sampai disini modul Moderasi Islam ini sangat rawan akan perpecahan di kalangan anak bangsa. Pasalnya pengelompokan antara Islam radikal dan Islam moderate justru akan menimbulkan sentimen kelompok.

Jika benar hal ini terjadi, jangan harap akan ada persatuan seperti yang dicita-citakan. Yang ada akan ada sikap saling bermusuhan antar elemen masyarakat.
Inilah bahaya besar yang harus segera disadari oleh kaum muslim.

Umat harus terus mengawal berbagai kebijakan yang mengancam keberadaan ajaran Islam. Sembari mendakwahkan Islam kaffah. Membuang sistem rusak buatan manusia yakni kapitalisme-sekuler yang menjadi pangkal berbagai kerusakan.

Mengembalikan potensi generasi muslim sebagai pembangun peradaban Islam. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam. Denganya berharap akan segera terwujud generasi muslim yang memiliki kepribadian Islam yang kuat serta siap mengemban amanah agung mengembalikan kehidupan Islam di tengah-tengah Manusia. Wallahu ‘alam bi ash-showab._

*Praktisi pendidikan

Comment