Senandika, Sebuah Puisi Karya Meizura Mochtar

Puisi671 Views

 

Tiba-tiba aku berhenti

Menyadari bahwa jejakku akan segera terhapus bahkan sebelum aku menapakkan kaki di sana.
Menyadari bahwa kemilau itu bukanlah pelataran yang bisa aku lewati.
Melainkan cuma sekedar MANGATA belaka

Kemudian aku mendapati diriku telah berselubung hunjaman pandangan. Begitu tajam, namun teduh menenangkan. Aku takluk tanpa syarat. Oleh binar NAYANIKA yang melemahkan keangkuhanku.
Aku roboh tersungkur

Keesokan harinya, ragaku bagai dihempaskan secara paksa ke suatu tempat yang berbeda. Mencari keberadaan jiwaku yang semalaman mengembara tanpa tujuan.
Kemegahan ARUNIKA membebaskan mimpi-mimpiku dari belenggu…

Dan ketika istana langit mulai menjelma sebagai hamparan senja yang memerah jingga, SWASTAMITA mengakhiri lamunanku

Tubuhku bergerak menjauh, segala yang pernah kurasa kini tak lagi utuh. Tak ada yang mengiringi perjalanan langkahku, kecuali DERSIK yang sejak tadi seakan penuh iba berbisik

Comment

Rekomendasi Berita