Penulis: apt. Qisti Pristiwani, S.Farm | Aktivis Muslimah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Semakin mengkhawatirkan! Keamanan pangan kini kembali menjadi sorotan. Belum lama ini terjadi kasus gagal ginjal pada anak akibat penggunaan obat sirup yang mengandung senyawa polietilen glikol, kini masyarakat kembali dihebohkan dengan kasus keracunan pangan yang disebabkan jajanan viral asal Tiongkok, yaitu La Tiao.
Laman liputan6 menulis, keracunan terjadi di beberapa wilayah seperti : Lampung, Sukabumi, Tangerang Selatan, dan Bandung Barat ( 02 Nov 2024). Akibat keracunan ini, anak-anak harus menjalani perawatan di rumah sakit. Tentu hal ini bukanlah permasalahan yang remeh se bab hal ini mengancam keselamatan generasi.
Munculnya kasus yang berulang ini menjadikan publik mempertanyakan tentang tanggung jawab negara terhadap masyarakat. Kenapa hal ini kembali terjadi?
Tentunya karena ada kelalaian lembaga yang berwenang dalam sistem pelayanan yang belum memprioritaskan kepentingan masyarakat sehingga keamanan dan keselamatan masyarakat terabaikan.
Tampaknya, negara hanya berfokus kepada para pelaku industri ataupun pelaku usaha. Lembaga negara seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan lembaga berwenang terhadap masalah pangan masyarakat semestinya benar-benar berbenah dari kasus ini.
Tidak mudah begitu saja memberikan perizinan masuk dan beredarnya makanan tanpa pengawasan yang ketat dari pihak terkait.
Namun hal ini sangatlah sulit jika corak kepemimpinan yang dijalankan bersandar pada sistem kapitalisme yang hanya mementingkan keuntungan ketimbang kepentingan dan keselamatan masyarakat.
Kapitalisme hanya melahirkan pemimpin yang hanya berorientasi ekonomi dan kurang fokus mengurus masyarakat. Maka tak heran, kasus serupa terjadi berulang. Tentu kepemimpinan seperti ini tidak dapat memberikan kesejahteraan dan keamanan kepada masyarakat.
Sudah saatnya sistem kepemimpinan menerapkan Islam secara sempurna dalam seluruh lini kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam Islam, seorang pemimpin adalah orang yang paling bertanggung jawab mengurusi masyarakat.
Kepemimpinannya akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawaban atas yang dipimpinnya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Karena keimanannya kepada Allah, ia pun menjalankan amanah mengurusi rakyat sesuai dengan syariat Islam. Sehingga, ia menjalankan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Seperti halnya Khalifah Umar bin Khattab, beliau rela mengelilingi wilayah kepemimpinannya untuk mengecek masyarakat. Rela memanggul gandum untuk diberikan kepada keluarga janda miskin.
Hal tersebut beliau lakukan semata-mata karena takut akan penghisaban di hadapan Allah kelak. Begitulah karakter seorang pemimpin dalam Islam. Benar-benar peduli mengurusi masyarakat. Wallahu a’lam bish shawab.[]
Comment