Terkutuk! Pembakaran Al- Qur’an Terjadi Lagi

Opini73 Views

 

 

Oleh: Lilik Solekah, S.HI, Ibu Peduli Generasi

__________

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Demonstrasi menentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan tawaran Swedia untuk NATO, yang diatur oleh Kurdish Democratic Society Center di Norra Bantorget di Stockholm, Swedia, 19 Januari 2023 diwarnai dengan pembakaran Al qur’an. Berita tersebut didapat dari tempo.Co bicara fakta 22 Januari 2023.

Politikus Anti-Islam Denmark Ramsus Paludan Ini membakar Al Qur’an di depan masjid Swedia di dekat Kedutaan Besar Turki. Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, pernah menggelar sejumlah demonstrasi di masa lalu juga dengan membakar Al Qur’an yaitu tanggal 14-15 April 2022 Di kota Rinkeby Swedia. Dengan begitu tindakan terkutuk ini dilakukan tidak hanya sekali. Lebih mirisnya lagi dia juga sudah mengancam akan membakar Al Qur’an lagi dan lagi.

Aksi ini memicu kemarahan Turki dan masyarakat Muslim dunia. Ankara tidak juga memberikan persetujuan pada Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO dengan alasan negara di Nordik itu menyembunyikan “perusuh” Turki. Kementerian Luar Negeri Turki, Minggu, 22 Januari 2023 mengutuk tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci, dengan kedok kebebasan berekspresi.

Kementerian Turki mendesak Swedia untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku dan mengundang semua negara untuk mengambil langkah nyata melawan Islamofobia. Selain itu beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait mengecam pembakaran Alquran tersebut.

Begitupun dengan Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al Quran oleh Rasmus Paludan tersebut, yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI melalui akun resminya di Twitter pada Minggu (22/1/2023).

Sebab-Sebab aksi Bakar Al Qur’an terjadi
Tindakan penistaan terus berulang, khususnya yang menyasar kitab suci umat Islam ini jelas telah mengkonfirmasi kepada kita sebagai hal-hal berikut:

Pertama, kebencian kepada Islam dan umat Islam itu nyata. Di manapun akan ada potensi orang-orang yang membenci Islam. Di Indonesia pun pernah terjadi pelecehan terhadap Qur’an surat Al-Maidah. Terlebih pelecehan terhadap Al Qur’an Ini membuktikan ketidak – sukaan terhadap Islam sendiri. Ini yang disebut islamophobia akut.

Bahkan Allah SWT sudah memperingatkan pada kita dalam surat Al Baqoroh ayat 120 di mana Allah SWT berfirman yang artinya “orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”.

Kedua, hilangnya penjaga kehormatan dan kemuliaan Islam dan kaum muslimin yaitu Khilafah Islam. “Innamal Imaamu Junnatun” yang artinya sesungguhnya imam ( Khalifah) itu laksana perisai. Tak ada junnah atau perisai yaitu Khilafah adalah penyebab utama maraknya penistaan dan pelecehan yang menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia. Tak hanya penistaan tapi umat Islam juga dizalimi oleh kaum kafir harbi dengan sistem kufur yang mereka terapkan.

Solusi Agar Para Penista Jera

Jika kita ikuti beritanya pemimpin partai Garis Keras anti-Islam Swedia Rasmus Paludan ini mengancam jika pembakaran Alquran akan terus berlanjut, membuktikan tidak ada rasa takut ataupun gentar meski di tahun sebelum-sebelumnya juga sudah dikecam berbagai negara, dikutuk berbagai manusia, namun tetap dilakukan lagi dan lagi. Bahkan dia punya rencana tour mencari daerah yang mayoritas penghuninya muslim untuk aksi membakar Al Qur’an.

Mungkin dia akan menunjukkan pada Muslim bahwa Islam itu tidak ada taring. Paling hanya sekedar kecaman dan selesai. Tidak akan ada apa-apa dengan para penista Islam. Ini menurut saya sangat “nyulek moto” bahasa jawanya yang artinya kita muslim ini benar-benar diremehkan. Dalam peristiwa ini dapat kita simpulkan bahwa:

Pertama, umat Islam di dunia hanya bisa mengutuk dan mengecam tindakan penodaan terhadap agama Islam, khususnya Al Qur’an yang dilakukan kelompok islamofobia. Tidak ada satu negarapun yang berani mengirimkan pasukannya untuk menuntut keadilan terhadap penistaan agama ini.

Kedua, pihak aparat hanya mampu meredakan kerusuhan. Atas dalil kebebasan berpendapat dan berekspresi, aparat tidak mampu memberikan hukum jera bagi pelaku penoda Islam di sana. Bahkan cenderung melindungi Inilah akibat dari sistem sekuler yang diterapkan di sana.

Jika pihak Islam yang terancam kebebasan beragamanya, tidak ada gembar-gembor HAM yang disuarakan untuk membela umat Islam yang dinodai, dilecehkan, atau dihina. Namun sebaliknya jika mereka yang melanggar dilindungi oleh HAM, kebebasan berperilaku, berpendapat diberlakukan.

Ketiga, Ini menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama tidak mampu diwujudkan dalam sistem kapitalisme sekuler. HAM dan demokrasi liberal tidak ada untuk membela umat Islam. Jika yang terbungkam adalah kebebasan beragama umat Islam, HAM membisu, tuli, dan buta. Akibatnya begitu banyak para penista Islam, kelompok anti-Islam, dan islamofobia radikal akut yang lahir dari sistem kapitalisme sekuler atas dalil kebebasan.

Maka satu-satunya solusi untuk menghabisi para Penista agama adalah dengan mengembalikan perisai umat yaitu dengan tegaknya daulah Islam yang menerapkan aturan Islam secara sempurna. Ingatkan kita pada siroh Rasulullah SAW yang telah memberikan contoh nyata bagaimana kehormatan Islam dan kaum muslimin harus dilindungi.

Ketika ada peristiwa tersingkapnya aurat seorang muslimah yang dilakukan oleh orang Yahudi Bani Qainuqa’, Rasulullah SAW bertindak tegas dengan melakukan pengusiran kaum Yahudi tersebut dari Madinah.[]

Comment