Oleh : Milda, S.Pd, Aktivis Muslimah
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Garuda Indonesia sebagai perusahaan transportasi nasional bakal mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun pada 2022. Hal ini disepakati Panitia Kerja (Panja) penyelamatan Garuda Indonesia Komisi VI DPR RI.
Suntikan anggaran ini setelah Panja dan Kementerian BUMN menyepakati pelaksanaan skema penyelamatan bisnis dan keuangan emiten dengan kode saham GIAA ini.
Ketua Panja Penyelamatan Garuda Indonesia Komisi VI, Martin Manurung menyebut Panja menyetujui adanya pemberian PMN sebesar Rp7,5 triliun kepada Garuda. Anggaran ini bersumber dari cadangan pembiayaan investasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022.
Anggaran ini seperti dikutip okezone.com, akan diperoleh Garuda, bila maskapai penerbangan ini mencapai kesepakatan damai dengan kreditur dalam skema Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan kreditur. Saat ini PKPU tengah berlangsung.
Seperti tahun lalu, Garuda dihadapkan pada gugatan yang nyaris tidak bisa terselamatkan akibat permasalahan keuangan Garuda.
Pada semester I 2021, BUMN tercatat kerugian mencapai hingga 12, 85 triliun. Garuda juga yang memiliki utang yang mencapai 140 triliun. Rata-rata masalah utang dari kesalahan dalam mengelola terhadap beban sewa pesawat. Kesalahan dalam tata kelola akibat dari kesepakatan penyewaan pesawat dengan nilai rata-rata pasar.
Belum lagi kesalahan terhadap penggunaan armada yang kurang tepat sehingga menjadi inefisiensi. Ditambah lagi pengoperasian armada yang disinyalir ada permainan seperti korupsi. Seperti salah kelola juga terlihat sepinya rute-rute internasional.
Dalam hal ini penguasa seolah memilih salah satu dari dua pilihan yakni menyelamatkan garuda atau menguburnya. Yang pada akhirnya penguasa memilih untuk menyelamatkan Garuda dengan alasan Garuda menjadi salah satu yang penting serta mempunya nilai histori tersendiri. Tetapi apalah daya nyatanya penguasa masih belum mampu menyelamatkan Garuda. Dana yang dikeluarkan untuk garuda masih belum mampu menyelamatkan BUMN jika belum adanya perubahan yang signifikan.
Jika manajemen seperti ini yang dijalankan selalu saja ada yang korup, maka Garuda akan terus merugi akibat tata kelola yang berstandarkan kepentingan segelintir orang. Dana yang dikeluarkan untuk Garuda berasal dari APBN yang semua itu dari uang rakyat. Sangat disayangkan jika dana yang digunakan untuk menyelamatkan Garuda tetapi hasilnya minim, maka dengan adanya permasalahan terhadap Garuda, sudah semestinya penguasa menyadari akan kesalahan tata kelola yang saat ini diterapkan.
Selama tata kelola yang masih memberi peluang budaya korupsi tanpa memberikan efek jera maka Garuda akan selalu mengalami kerugian. Dana yang terus di keluarkan hanya akan berakhir sia-sia dengan kata lain uang hanya dijadikan “saksi” tanpa pembenahan secara menyeluruh.
Jika melihat Islam dalam mengelola seluruh aset negara termasuk transportasi dan jauh dari segala persekongkolan para oknum yang tidak bertanggung -jawab seperti yang terjadi dalam sistem kapitalisme.
Islam sendiri, menggunakan dan menyediakan teransportasi dalam rangka pelayanan terhadap rakyat sehingga tujuan transportasi sesungguhnya yakni terlayaninya seluruh rakyat itu jauh dari hal-hal yang berbau korupsi, untung rugi, apalagi sampai memperkaya diri bagi segelintir orang, sebab penguasa dalam Islam tahu betul bahwa melayani seluruh rakyatnya harus sesuai dengan hukum syara sebagai hamba yang sami’na wa atho’na.
Sehinga transportasi benar-benar akan tersaji dalam wujud pelayanan terbaik yakni armada yang memiliki kualitas tinggi yang mengedepankan keselamatan sumber daya manusia yang mempuni serta harganya pun terjangkau.
Semua jika tidak kita dapatkan di dalam sistem kapitalisme yang mengedepankan materi semata. Ini dibuktikan saat Umar Bin Khathab pada masa pemerintahaanya dengan tersedianya dana dari baitul mal untuk mendanai inftrastuktur termasuk transportasi.
Pembangunan infrastruktur seperti jalanan maupun peralatan yang dibutuhkan dilakukan secara mandiri tanpa bantuan asing maupun dana dari hasil utang yang akan menghilangkan kedaulatan suatu negara.
Pembangunan trasportasi dalam Islam yang bertujuan untuk memudahkan tranportasi antarkawasan negara Islam. Tidak hanya itu khalifah Umar juga menyediakan unta sebagai alat tranportasi bagi rakyatnya itu semua sebagai bentuk tanggjungjawab khalifah Umar dalam melayani rakyatnya.
Tidak ketinggalan juga para pekerja yang terpilih dalam mengemban amanah dan melayani rakyatnya melalui transportasi yang semua itu membuat mereka tidak akan tergiur iming-iming materi apalagi melalukan korupsi, sebab mereka tahu betul segala perbuatannya akan dipertanggung jawabkan di hari hisab.
Maka sudah seharusnya kita menerapkan sistem Islam yang benar-benar mampu menyelamatkan negara termasuk Garuda. Agar tidak ada lagi solusi tambal sulam tanpa makna, tak ubahnya negara mengalami masalah yang terus terulang.
Maka untuk itu sadarlah, tidak ada jalan lain untuk keluar dari segala problematika kecuali hanya dengan Islam. Seperti halnya Garuda tidak bisa jika hanya suntikan dana namun tata kelola negara masih menerapkan sistem kapitalisme yang rusak dan bathil.
Lakukanlah perubahan wahai hamba Allah Ta’ala, bangkitlah dari pemikiran kapitalis-sekuler yang selama ini mencengkram di tengah-tengah umat. Semoga Allah Swt segera memberikan pertolongannya bagi para hamba-hambanya yang berjuang dalam menghidupkan kembali peradaban gemilang. Wallahu Alam Bishowab.[]
Comment