16 Persen Wilayah Gaza Dicuri Israel untuk Zona Penyangga

Internasional128 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, GAZA  – Penjajah Israel kembali mengambil wilayah Palestina. Kali ini, penjajah Israel telah mencuri sebanyak 16 persen wilayah di Gaza untuk dijadikan sebagai ‘zona penyangga’.

Dengan menggunakan buldoser dan melakukan penghancuran yang terkendali, Israel sejauh ini telah menghancurkan sekitar 1.100 bangunan di zona tersebut.

Menurut laporan The Wall Street Journal (WSJ) pada (16/3), pasukan Israel telah menghancurkan lahan pertanian, dan menghancurkan ratusan rumah serta sekolah di Gaza untuk menciptakan zona penyangga sepanjang 800 meter di sepanjang perbatasan dengan Israel.

Warga Palestina akan dilarang memasuki zona tersebut. Menurut para pejabat Israel, diperlukan untuk memungkinkan warga Israel kembali ke permukiman di sekitar Gaza, yang dievakuasi setelah Operasi Banjir Al-Aqsa yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sekitar 1.200 tentara Israel dan warga sipil tewas dalam serangan Hamas, banyak diantaranya dibunuh oleh pasukan Israel sendiri dengan menggunakan helikopter, drone, maupun tank. Pasukan Israel ingin mencegah Hamas membawa tawanan kembali ke Gaza.

WSJ (the Wall Street Jurnal) menambahkan, bahwa rencana untuk menciptakan zona penyangga dimulai pada hari-hari pertama agresi dan akan memungkinkan pasukan Israel untuk melihat dan menghentikan siapa pun yang akan mendekati perbatasan.

Sebelum tanggal 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah mempertahankan zona penyangga sepanjang 350 meter dan sering melepaskan tembakan ke arah warga Palestina yang berusaha memasuki zona tersebut untuk mendekati pagar perbatasan. Dan hanya petani yang diizinkan memasuki zona tersebut.

Selama protes pada tahun 2018, yang dikenal sebagai “Pawai Kepulangan Besar”, penembak jitu Israel membunuh 214 warga Palestina yang berada di dekat pagar perbatasan.

Militer Israel menolak mengomentari perluasan zona penyangga.

Shaul Arieli, yang merupakan mantan kolonel Israel, mengatakan pembentukan zona penyangga permanen di Gaza adalah ilegal menurut hukum internasional karena Israel akan menjajah wilayah di luar wilayah yang diakuinya.

Jika zona penyangga selesai, Israel akan secara efektif menyita 16 persen wilayah Gaza, menurut profesor geografi Adi Ben Nun dari Universitas Ibrani.

Dengan menggunakan buldoser dan ledakan terkendali, Israel telah menghancurkan sekitar 1.100 bangunan, lebih dari 40 persen dari perkiraan 2.800 bangunan di zona yang diusulkan, kata Ben Nun.

Israel juga membuat jalan selebar 320 meter yang secara efektif akan membelah Jalur Gaza menjadi dua, membagi utara dari selatan. Pasukan Israel sejauh ini telah menghancurkan 150 bangunan untuk membangun jalan tersebut, Ben Nun menambahkan.

Para pejabat Israel mengatakan tentara akan menggunakan jalan tersebut untuk berpatroli di Gaza sampai operasi militer Israel selesai, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Pemukim agama dalam koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memperjelas tujuan mereka untuk menaklukkan Gaza, mengusir paksa 2,3 juta penduduk Palestina, dan membangun pemukiman bagi warga Yahudi Israel untuk tinggal di tempat mereka.

Gedung Putih mengaku, menentang zona penyangga dan memperingatkan terhadap usulan apa pun yang mengancam integritas wilayah kantong seluas 225 kilometer persegi itu.

Namun, Presiden Biden tidak mengambil tindakan untuk menekan Israel agar mengakhiri kebijakan yang ditentang secara terbuka, seperti pembunuhan sejumlah besar warga sipil Palestina dan memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang menyebabkan kelaparan.

Sejak awal agresi berlangsung pada 7 Oktober 2023, lebih dari 30.000 warga Palestina syahid akibat serangan tentara Israel, dan mayoritas korbanya berasal dari kalangan perempuan dan anak-anak.

Gedung Putih terus mengirim senjata ke Israel untuk mendukung genosida yang sedang berlangsung di Gaza.[]

Comment