 |
| Walikota Jakarta Barat, Anas Efendi |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Walikota Jakarta Barat, Anas Efendi mengaku kecewa dengan kinerja anak buahnya. Pasalnya, dari laporan kerja melalui aplikasi smartphone ‘Qlue’, Jakarta Barat menjadi yang terburuk, di bandingkan empat wilayah Jakarta lainnya.
“Kita menjadi yang terburuk di qlue, artinya kalo begitu ada yang masalah terhadap respon lurah dan camat kami,” jelas Anas saat di hubungi Wartawan, menanggapi prestasi buruk Jakarta Barat di aplikasi smartphone qlue, Jumat (15/4/2016).
Anas menjelaskan, saat ini pihaknya telah memerintahkan sejumlah orang, di antaranya, Sekretaris Kota, Assiten Pemerintahan, dan Kasudin Kepegawaian untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja lurah dan camat.
“Kalo emang ada yang masalah, dan ngga becus, saya akan rekomendasikan untuk dimutasi, demosi, bahkan di pecat,” tegasnya.
Secara Terpisah, Sekretaris Kota Jakarta Barat, Asril Marzuki menegaskan dari delapan kecamatan yang tersebar di Jakarta Barat. Kawasan Kecamatan Tambora menjadi yang terburuk di banding kawasan lainya. “Mungkin karena kawasannya padat dan juga banyak penduduk,” ucap Asril santai.
Berbagai masalah seperti sampah, kerusakan jalan, saluran air, parkir liar, hingga penerangan jalan merupakan masalah yang kerap dikeluhkan oleh warga.
Asril tak menampik tingginya respon qlue di Jakarta Barat, tak lepas dari buruknya kinerja lurah dan camat. Alasan banyak laporan dari warga, lanjut Asril, tidak semestinya menjadi alasan pihak lurah maupun camat untuk mengabaikan laporan ini.
Sekalipun laporan membludak, tambah dia, seharus hal itu dapat diantisipasi dengan respon cepat. “Jadi bukan alasan lagi kalo laporannya banyak. Yang jelas, mereka (lurah dan camat) tidak gesit dan cepat tanggap,” jelasnya.
Karena itulah, demi memaksimalkan kinerja cepatnya respon masyarakat, Pemkot Jakarta Barat akan melakukan evaluasi setiap minggu. Melalui evaluasi ini, nanti akan dapat ketahuan sejauh mana kinerja lurah dan camatnya.
“Pak wali sudah tegas,kalo ngga bisa kerja silahkan mengundurkan diri,” tutupnya. (Badar/bb)
“Kita menjadi yang terburuk di qlue, artinya kalo begitu ada yang masalah terhadap respon lurah dan camat kami,” jelas Anas saat di hubungi Wartawan, menanggapi prestasi buruk Jakarta Barat di aplikasi smartphone qlue, Jumat (15/4/2016).
Anas menjelaskan, saat ini pihaknya telah memerintahkan sejumlah orang, di antaranya, Sekretaris Kota, Assiten Pemerintahan, dan Kasudin Kepegawaian untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja lurah dan camat.
“Kalo emang ada yang masalah, dan ngga becus, saya akan rekomendasikan untuk dimutasi, demosi, bahkan di pecat,” tegasnya.
Secara Terpisah, Sekretaris Kota Jakarta Barat, Asril Marzuki menegaskan dari delapan kecamatan yang tersebar di Jakarta Barat. Kawasan Kecamatan Tambora menjadi yang terburuk di banding kawasan lainya. “Mungkin karena kawasannya padat dan juga banyak penduduk,” ucap Asril santai.
Berbagai masalah seperti sampah, kerusakan jalan, saluran air, parkir liar, hingga penerangan jalan merupakan masalah yang kerap dikeluhkan oleh warga.
Asril tak menampik tingginya respon qlue di Jakarta Barat, tak lepas dari buruknya kinerja lurah dan camat. Alasan banyak laporan dari warga, lanjut Asril, tidak semestinya menjadi alasan pihak lurah maupun camat untuk mengabaikan laporan ini.
Sekalipun laporan membludak, tambah dia, seharus hal itu dapat diantisipasi dengan respon cepat. “Jadi bukan alasan lagi kalo laporannya banyak. Yang jelas, mereka (lurah dan camat) tidak gesit dan cepat tanggap,” jelasnya.
Karena itulah, demi memaksimalkan kinerja cepatnya respon masyarakat, Pemkot Jakarta Barat akan melakukan evaluasi setiap minggu. Melalui evaluasi ini, nanti akan dapat ketahuan sejauh mana kinerja lurah dan camatnya.
“Pak wali sudah tegas,kalo ngga bisa kerja silahkan mengundurkan diri,” tutupnya. (Badar/bb)
Comment