Andrea Violita Suastika.[Dok/pribadi] |
Andrea, begitu dia biasa disapa teman-temannya. Tampil berhijab semakin tampak kecantikannya yang mempesona. Namun gadis yang suka berorganisasi ini tetap low profile. Andrea Violita, anak bungsu dari dua bersaudara ini suka memasak dan sangat terobsesi untuk memilik sebuah cafe.
Gadis yang suka bergurau dan humor ini pernah masuk 10 besar di Presiden University dan dirinya ingin sekali mengambil fakultas hubungan internasional namun sayang tidak dilanjutkan padahal sangat sulit sekali masuk ke universitas bergengsi ini.
“Soal bernyanyi aku suka sedikitlah. Untuk lagu gak spesifik, asal enak didengar aja.” Ujar Andrea kepada radarindonesianews.com. Andrea lebih condong ke musik bergenre pop. Beda dengan kebanyakan gadis lain, Andrea menambahkan bahwa dirinya tidak suka nonton. Ngobrol dengan teman-teman lebih disenangi daripada menonton.
“Bener mas aku ga suka banget nonton. Aku lebih suka ngobrol.” Ucapnya. Bertemu orang dan berbincang bagi gadis yang suka dengan warna merah ini sangat menyenangkan dan membuat suasana lebih asik dan cerdas.
Andrea aktif di salah satu organisasi di DKI Jakarta. Keikutsertaannya di organisasi ini menurutnya untuk aktif berperan dan mencegah peredaran obat terlarang, narkotika. Organisasi yang diikuti Andrea sekarang memang terkait dengan pencegahan barang haram tersebut. Dalam waktu dekat ada rencana untuk melakukan kerjasama dengan sekolah untuk menyelenggarakan seminar.
Dalam hal perempuan, gadis yang suka dengan keindahan daerah dan keramahtamahan orang Jogya ini berujar, “Perempuan itu makhluk yang sempurna dan tidak mau didikte. Kodrat seorang perempuan sebagai calon ibu dan dengan begitu dia memiliki sikap keibuan yang lembut.”
Soal kehidupan, Andrea menambahkan, “Hidup itu pembelajaran, apalagi buat saya yang masih harus banyak belajar. Suka tidak suka, mau tidak mau, ikhlas ga ikhlas saat sudah terjadi sesuatu ya terima dan jalani dengan baik. Karena itu hal yang terbaik dari Allah untuk kehidupan. Walaupun kita ngerasa ga sanggup tapi menurut Allah kita sanggup kan? Bersyukur aja dan yakin Allah mencintai umatnya melebihi diri kita pribadi.”
Gadis cantik yang selalu memegang prinsip ini juga banyak bicara soal politik. Andrea menyinggung soal demokrasi. Menurutnya, demokrasi itu kebebasan yang melihat peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bukan sekedar melihat mayoritas suara dan sebaliknya.
Apakah demokrasi di Indonesia bebas tapi mengacu ke peaturan atau bebas dan hanya melihat jumlah saja?
“Bebas mengacu ke peraturan tapi yang seperti itu diam, dan yang mengacu pada jumlah membuat gaduh. Sekarang masyarakat Indonesia sedang menuju revolusi mental yang diharapkan nantinya masyarakat tidak lagi mencari mayoritas tapi membuat keputusan sendiri dengan pertimbangan dan wawasan yang diberikan baik oleh media ataupun lembaga pendidikan.” Ujarnya menjawab pertanyaan radarindonesianews.com
Soal pendidikan dan tawuran?
Pendidikan di Indonesia kata gadis cantik ini, sebatas kertas bukan ke ilustrasi. Makanya banyak anak muda sekarang yang kurang iba dengan seseorang yang lebih tua. Contoh gampang di bangku prioritas yang memang bukan hak bagi mereka yang segar bugar. Tapi nyatanya mereka duduk dan pura-pura tidur atau bahkan pakai headset. Padahal, katanya, kurikulum sudah terbaru tapi lupa bagaimana contoh dan ilustrasi untuk anak-anak.
Dan tawuran yang masih terjadi di dunia pendidikan, menurutnya lebih disebakan faktor keluarga dan lingkungan sekolah. Karena lingkungan sekolah itu memegang waktu paling intens dengan siswa. Semakin banyak lokasi untuk nongkrong di lingkungan sekolah akan membuat siswa itu lebih mudah ngobrol dan timbul hasutan-hasutan satu dan yang lain. Sedangkan keluarga itu setidaknya mempunyai waktu minimal 30 menit setiap hari untuk curhat satu sama lain. Dan saya paling kurang setuju dengan adanya asrama justru. Kecuali asrama itu memang dibatasi dengan tembok nyata antara junior dan senior.[gf]
Comment