Anggito Abimanyu.[Suroto/radarindonesianews.com] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Anggito Abimanyu, Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pancasila, memprediksi, ekonomi Indonesia
di 2017 bakal tumbuh enam persen. Proyeksi ini lebih tinggi dari asumsi
pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di
2017.
Universitas Pancasila, memprediksi, ekonomi Indonesia
di 2017 bakal tumbuh enam persen. Proyeksi ini lebih tinggi dari asumsi
pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di
2017.
Pertumbuhan ekonomi sebanyak enam persen lanjutnya, dapat
terealisasi seiring dengan mulai beroperasinya beberapa infrastruktur.
Saat ini pembangunan jalan-jalan tol sedang berjalan dan diperkirakan
akan beroperasi pada 2017 mendatang.
terealisasi seiring dengan mulai beroperasinya beberapa infrastruktur.
Saat ini pembangunan jalan-jalan tol sedang berjalan dan diperkirakan
akan beroperasi pada 2017 mendatang.
“Iya saya membayangkan 2017 (ekonomi) kita tumbuh enam persen.
Apalagi kalau beberapa infrastruktur sudah jadi dan mulai beroperasi,
misalnya sebagian bandara-bandara baru dan jalan-jalan tol yang saat ini
dalam pembangunan kan beroperasinya baru 2017 nanti,” katanya dalam
diskusi rutin solusi ekonomi yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef)
bertajuk “Pertaruhan Kredibilitas Fiskal” di Bangi Kopi, Jakarta,
Senin (15/8).
Apalagi kalau beberapa infrastruktur sudah jadi dan mulai beroperasi,
misalnya sebagian bandara-bandara baru dan jalan-jalan tol yang saat ini
dalam pembangunan kan beroperasinya baru 2017 nanti,” katanya dalam
diskusi rutin solusi ekonomi yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef)
bertajuk “Pertaruhan Kredibilitas Fiskal” di Bangi Kopi, Jakarta,
Senin (15/8).
Dalam diskusi rutin yang disiarkan langsung oleh Radio Pas FM itu, Anggito menegaskan, pemerintah harus berpikir realistis dan lebih
konservatif dalam melakukan pemangkasan anggaran. Sehingga tidak ada
lagi kewajiban-kewajiban di 2016 yang harus dibayarkan pada 2017
nantinya.
konservatif dalam melakukan pemangkasan anggaran. Sehingga tidak ada
lagi kewajiban-kewajiban di 2016 yang harus dibayarkan pada 2017
nantinya.
“Mungkin lebih baik kita berpikir realistis di 2016, bahkan lebih
konservatif sehingga kita tidak punya kewajiban-kewajiban lagi di
2017.”
konservatif sehingga kita tidak punya kewajiban-kewajiban lagi di
2017.”
Seperti yang diungkapkan Andreas Eddy Susetyo, anggota DPR RI, komisi XI, Anggito juga menyatakan kondisi ini merupakan momentum bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan mengenai kebijakan fiskal dan harus berani menyatakan secara ril mengenai ketersediaan anggaran.
Selain Anggito Abimanyu, diskusi rutin solusi ekonomi INDEF ini juga dihadiri oleh Andreas Eddy Susetyo, Anggota DPR RI Komisi IX, Bahlil Lahadalia, Ketua Umum HIPMI, Arif Budimanta, Staf khusus Menkeu dan Sri Hartati, Direktur INDEF.[GF]
Comment