AWG Serukan Boikot dan Reformasi PBB pada Peringatan Dua Tahun Thufan Al-Aqsa

Nasional252 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, BEKASI – Dua tahun pasca peristiwa Thufan Al-Aqsa yang meletus pada 7 Oktober 2023, Aqsa Working Group (AWG) menyerukan agar dunia tidak lagi menutup mata terhadap genosida yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

Dalam pernyataan sikap yang dirilis pada Selasa (7/10/2025), AWG menilai bahwa perjuangan rakyat Palestina bukanlah aksi terorisme, melainkan bentuk perlawanan sah terhadap penjajahan Zionis Israel.

Ketua Presidium AWG, Muhammad Anshorullah, menyatakan bahwa Thufan Al-Aqsa telah menjadi simbol kebangkitan bangsa Palestina dan momentum kebangkitan solidaritas global.

“Perjuangan Palestina adalah perjuangan kemanusiaan. Wajah asli Zionisme adalah penjajahan dan genosida,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikirim ke redaksi, Rabu (8/10/25)

Dalam dua tahun terakhir, AWG mencatat sebanyak 67.160 warga Palestina gugur syahid dan 169.679 orang terluka akibat agresi militer Israel. Dalam 24 jam terakhir saja, 21 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia dan 96 lainnya luka-luka.

Angka tersebut, menurut AWG, menjadi bukti bahwa yang terjadi di Gaza adalah genosida sistematis, bukan serangan balasan sebagaimana klaim otoritas Zionis.

Tujuh Sikap AWG

Melalui pernyataan bernomor 15/B4/SPn/PS-HQ/AWG/IV/1447 itu, AWG menegaskan tujuh poin sikap.

Pertama, Thufan Al-Aqsa disebut sebagai respon sah bangsa Palestina terhadap nakba yang masih berlangsung sejak 1947. “Operasi itu adalah perlawanan terhadap penjajahan yang terus merampas tanah air dan tempat suci mereka,” tulis AWG.

Kedua, AWG menilai Thufan Al-Aqsa bukan hanya milik satu faksi, melainkan representasi perlawanan nasional. Kerja sama antara faksi-faksi militer dan jalur diplomasi internasional disebut berhasil menguatkan solidaritas dunia terhadap Palestina. Karena itu, AWG mendorong agar persatuan nasional Palestina diwujudkan secara permanen.

Ketiga, AWG menegaskan bahwa peristiwa 7 Oktober 2023 telah menggugurkan narasi lama Zionis Israel yang menempatkan diri sebagai korban holokaus. “Justru yang terjadi adalah sebaliknya, Zionisme telah menjelma menjadi bentuk baru dari genosida dan apartheid,” tegasnya.

Keempat, AWG menilai operasi militer Israel yang bertajuk Pedang Besi gagal mencapai tujuannya. Setelah dua tahun, sandera tidak berhasil dibebaskan dan perlawanan faksi-faksi Palestina masih terus berlangsung. “Sebaliknya, Israel kini menjadi negara terkucilkan (pariah state), sementara dukungan terhadap Palestina semakin meluas,” tulis mereka.

Kelima, AWG menuding Amerika Serikat sebagai bagian dari zionisme internasional karena terus mendukung dan membiayai agresi Israel. Lembaga itu juga menyinggung aksi bakar diri prajurit AS, Aaron Bushnell, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan negaranya.

Keenam, AWG menilai Perserikatan Bangsa-Bangsa gagal menjalankan mandatnya dalam mencegah kejahatan kemanusiaan di Palestina. Mereka menyerukan reformasi Dewan Keamanan PBB, termasuk penghapusan hak veto negara anggota tetap.

Ketujuh, secara khusus untuk Indonesia, AWG mendesak agar pemerintah memperkuat dukungan terhadap Palestina tidak hanya dalam bidang politik dan kemanusiaan, tetapi juga ekonomi. “Indonesia harus melakukan boikot terhadap seluruh kepentingan ekonomi yang terafiliasi dengan Zionis Israel,” tegas pernyataan itu.

Keyakinan pada Kemenangan Palestina

Menutup pernyataannya, AWG menyerukan bahwa kemenangan Palestina adalah keniscayaan. “Hari ini dunia menyaksikan genosida paling brutal abad modern. Namun kami meyakini janji Allah, bahwa Palestina akan merdeka, Al-Aqsa akan bebas, dan Zionisme akan hancur,” ujar Anshorullah.[]

Comment